Jumat, 16 Desember 2016

BEASISWA DATA PRINT 2016 "Penerapan Kedisiplinan Dalam Pendidikan yang Bersahabat"


Lets join ! Beasiswa Data Print 2016 sebentar lagi akan close pendaftaran. Buruan daftarkan diri anda! bagi mahasiswa dan pelajar SMA jangan sampai ketinggalan. informasi klik di http://beasiswadataprint.com

PENERAPAN KEDISIPLINAN DALAM PENDIDIKAN YANG BERSAHABAT
Dalam kehidupan sehari-hari, kata disiplin sudah kerap kali terdengar ditelinga kita. Disiplin adalah salah satu bagian pokok dalam kehidupan dan disiplin sangat kental hubungannya dengan nilai moral, karena orang yang disiplin akan disenangi bahkan disegani oleh sesama. Dalam ruang lingkup dunia pendidikan, disiplin adalah harga mati yang harus dibayar. Artinya, disiplin mempunyai pengaruh yang besar dalam tercapainya tujuan pendidikan yang sebenarnya. Disiplin bukan berarti membatasi kebebasan seseorang tetapi merupakan suatu kondisi yang terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan  nilai-nilai ketaatan, keteraturan dan atau ketertiban.
Kedisiplinan mempunyai pengaruh besar terhadap pendidikan. Kedisiplinan adalah nilai dasar dalam pendidikan karena arah yang diberikan kedisiplinan akan berakhir pada keberhasilan dan tercapainmya suatu tujuan. Namun muncul beberapa pertanyaan yaitu bagaimana pendidikan membangun dan menerapkan kunci kedisiplinan itu? Bagaimana menerapkan kedisiplinan yang menciptakan pendidikan yang bersahabat di dalamnya?
Pendidikan yang bersahabat adalah pendidikan yang menguntungkan dan menyenangkan bagi para pelakunya yaitu pendidik dan peserta didik., yang di dalamnya sesuai dengan konsep PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).  Menciptakan pendidikan yang bersahabat bukan hanya menuntut kedisiplinan peserta didik, tetapi juga menuntut kedisiplinan pendidik. 
Melihat dari banyak kejadian sekarang ini, banyak kesalahan dalam cara pelatihan kedisiplinan. Menghukum, membentak ataupun menyakiti fisik bukan cara yang efektif untuk menanamkan jiwa kedisiplinan. Hukuman-hukuman yang diberikan justru mempengaruhi kondisi  psikologi anak, mungkin sekilas cara itu cepat merubah tingkat kedisiplinan namun kedisiplinan yang ditimbulkan tidak akan menciptakan pendidikan yang bersahabat karena tidak menyenangkan bagi peserta didik yang merasa tertekan akan hal itu.
Penegakan kedisiplinan seringkali tidak mendapatkan respon positif bagi peserta didik karena kepemimpinan yang dilakukan oleh pendidik bersifat otoriter. Contohnya, pendidik hanya mewajibkan peserta didiknya disiplin sedangkan tidak berlaku untuk dirinya sendiri. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menerapkan kedisiplinan dalam pendidikan yang bersahabat diantaranya menjadikan pendidik sebagai model bagi peserta didiknya dengan memberikan contoh yang baik. Apabila peraturan wajib datang tepat waktu pada pembelajaran, maka harus berlaku untuk peserta didik maupun pendidik.
Menciptakan pembelajaran yang nyaman sehingga memotivasi peserta didik untuk belajar. Pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan mengadakan game-game yang bersangkutan dengan bahan ajar, juga dapat melakukan kegiatan belajar di luar ruangan. Pendidikan harus dijadikan sebagai kegiatan yang disenangi peserta didik bukan kegiatan yang membosankan dan ditakuti. Menciptakan kedisiplinan bukan menekan peserta didik, tapi memotivasi peserta didik mengenai pentingnya kedisiplinan dalam pendidikan.
Menghilangkan hukuman menakutkan yang selama ini menjadi momok bagi peserta didik dan menggantinya dengan hukuman yang menyenangkan serta melatih kedisiplinan peserta didik. Contohnya, yang sering kita jumpai dalam kelas peserta didik yang terlambat datang ke kelas saat jam pelajaran dimulai harus keluar kelas atau berdiri satu kaki dengan tangan memegang telinga di depan kelas. Hal ini bukanlah cara yang tepat untuk melatih kedisplinan. Hukuman yang diberikan diganti dengan hal yang dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik seperti harus datang sepuluh menit sebelum pembelajaran dimulai selama satu minggu sehingga peserta didik akan terlatih untuk datang lebih awal dan tidak mengulangi kesalahannya. Saat peserta didik berbuat salah, yang penting bukanlah menghukumnya karena dia salah, tapi membuatnya sadar bahwa dia salah, dan harus bertanggungjawab atas kesalahannya.
Penerapan kedisiplinan dalam pendidikan yang bersahabat sepenuhnya bergantung pada pelaku-pelaku pendidikan. Pelaku pendidikan yang akan menerapkan kedisiplinan dengan menciptakan pendidikan yang bersahabat di dalamnya. Pembiasaan hidup disiplin akan mempunyai hubungan yang positif bagi kehidupan dimasa yang akan datan karena kedisiplinan itu merupakan hal terpenting dan paling mendasar dalam setiap usaha, karna tidak sedikit  orang sukses terbukti telah tekun mengamalkan prinsip-prinsip disiplin dalam kehidupanya. Mari kita lihat disekitar kita, sudahkah penerapan kedisiplinan mengarah pada pendidikan yang bersahabat? Jika belum, mari bersama-sama berbenah untuk memperbaiki ke arah yang lebih, karena kedisiplinan adalah modal awal untuk menciptakan pendidikan Indonesia yang berkualitas dan bersahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar