MATERI, MEDIA DAN PEMBELAJARAN
BILANGAN RASIONAL
Mata
Kuliah : Konsep Dasar Bilangan
Dosen
Pengampu : Drs. Ansyori Gunawan, M,Si
Neza Agusdianita, M.Pd
Irma Nur
Anisah A1G015021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Mata
pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang isi muatannya berkaitan dengan
hitung menghitung. Matematika juga merupakan
salah satu ilmu yang universal dan menjadi dasar bagi pengembangan ilmu
pengetahuan lainnya. Sebagai ilmu yang universal, matematika mendapatkan tempat
yang strategis dalam struktur kurikulum pendidikan ditanah air, utamanya pada
pendidikan dasar dan menengah, yakni sebagai mata pelajaran wajib dalam
kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP 19 tahun 2005, pasal
7 ayat 4). Sebagai mata pelajaran dalam rumpun tersebut, mata pelajaran
matematika bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar berguna untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama .
Keadaan
ini menuntut setiap orang baik itu anak-anak ataupun dewasa hingga tua
sekalipun harus teliti dalam berhitung. Tujuannya adalah agar tidak terjadi
kesalahan dalam proses menghitung yang berakibat fatal. Orang yang mahir
matematika bukan berarti karena kebetulan. Untuk menguasai materi matematika di
syaratkan mengetahui dan menguasai kajian dasarnya. Selanjutnya dia sering
berlatih dengan soal-soal yang berkaitan dengan apa yang sedang di pelajarinya.
Sehingga dia bisa menguasai secara benar teori, konsep dan penerapannya untuk
mempelajari salah satu disiplin ilmu ini. Oleh karena itu untuk memenuhi
tuntutan tersebut, dalam makalah ini di cantumkan uraian singkat tentang
bilangan rasional.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari
latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut :
A.
Apa yang dimaksud dengan bilangan rasional?
B.
Bagaimana sifat-sifat bilangan rasional?
C.
Bagaimana operasi pada bilangan rasional ?
C.
TUJUAN
Dari rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
A.
Mengetahui apa yang dimaksud dari bilangan rasional
B.
Mengetahui sifat-sifat bilangan rasional
C.
Mengetahui bagaimana operasi bilangan rasional
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bilangan Rasional
Bilangan Rasional
adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a dan b masing
–masing merupakan anggota himpunan bilangan bulat. bilangan, a disebut pembilang (numerator) atau pengatas dan b
disebut penyebut (denumerator) atau pembawah.Himpunan semua bilangan rasional
ditulis dengan notasi Q.
Contoh Bilangan-bilangan rasional 1/5, 1/3,
3/2, 22/7, 56/10, …, a/b… disebut bilangan-bilangan rasional pecahan biasa atau
sering disebut pecahan biasa. Bilangan-bilangan rasional 2 1/2, 4 2/3, 7 5/6,
15 1/9, … a/b disebut bilangan-bilangan rasional pecahan sempurna atau sering
disebut pecahan campuran. Operasi bilangan rasional meliputi pengurangan,
perkalian, dan pembagian yang memiliki sifatnya masing-masing
Bilangan rasional bisa
dinyatakan dalam pecahan atau bilangan desimal. Mungkin beberapa orang berpikir
bahwa bilangan desimal itu selalu ada tanda komanya. Padahal tidak selalu demikian. Penulisan bilangan
tunggal seperti 9 juga merupakan sistem penulisan desimal. Tanda koma pada
bilangan desimal dipakai untuk hasil pembagian dua buah bilangan yang masih
memiliki sisa atau untuk keperluan penulisan angka penting dan ketelitian .
v Kesamaan Bilangan Rasional :
Bilangan-bilangan rasional adalah sama ditulis jika
dan hanya jika ad=bc.
|
B.
Macam-macam bilangan rasional
Apabila
kita mengatakan bilangan rasional berarti di dalamnya sudah mencakub
bilangan-bilangan lain seperti: bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah,
bilangan prima dan bilangan-bilangan lain yang menjadi subset dari bilangan
rasional.
a)
Moh. Syamsul hidayat dalam bukunya yang
berjudul solusi matematika lengkap membagi bilangan rasional kedalam dua
kelompok :
Pertama
bilangan pecahan, dan yang kedua bilangan bulat. Sedangkan bilangan bulat
tersebut terbagi lagi menjadi bilangan bulat negatif dan bilangan cacah.
Selanjutnya bilangan cacah mencakup di dalamnya bilangan asli( baik ganjil
ataupun genap) dan nol. Terakhir dia menggolongkan bilangan asli itu menjadi
bilangan prima dan bilangan komposit.
b)
Macam-macam bilangan :
Bilangan pecahan
adalah suatu bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut.Bentuk pokoknya
adalah /b, dengan
a = pembilang ( merupakan bilangan bulat )
b = penyebut ( merupakan bilangan asli )
a = pembilang ( merupakan bilangan bulat )
b = penyebut ( merupakan bilangan asli )
c)
Adapun jenis bilangan pecahan yaitu :
1)
Bilangan bulat adalah semua bilangan
yang terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3,...) dan negatifnya (-1, -2, -3,
...; -0 adalah sama dengan 0 dan tidak dimasukkan lagi secara terpisah). Bilangan
bulat juga sering di devinisikan sebagai bilangan yang bukan pecahan, yang
meliputi ; bilangan bulat positif (bilangan asli 1,2,3…., dst), bilangan nol
yaitu 0, dan bilangan bulat negatif ( bilangan yang nilainya berlawanan dengan
bilangan bulat positif; 1,2,3,4….., dst)
2)
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan
bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}. Dengan kata lain himpunan
bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif. Sehingga
dapat di simpulkan bahwa bilangan cacah merupakan bilangan bulat positif yang
di awali dari angka nol. Dalam matematika, terdapat dua kesepakatan mengenai
himpunan bilangan asli. Yang pertama definisi menurut matematikawan
tradisional, yaitu himpunan bilangan bulat positif yang bukan nol {1, 2, 3, 4,
...}. Sedangkan yang kedua definisi oleh logikawan dan ilmuwan komputer, adalah
himpunan nol dan bilangan bulat positif {0, 1, 2, 3, ...}.
3)
Bilangan asli merupakan salah satu konsep
matematika yg paling sederhana dan termasuk konsep pertama yang bisa dipelajari
dan dimengerti oleh manusia, bahkan beberapa penelitian menunjukkan beberapa
jenis kera juga bisa menangkapnya.
4)
Bilangan prima adalah bilangan asli yang
lebih besar dari 1, yang faktor pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri. 2
dan 3 adalah bilangan prima. 4 bukan bilangan prima karena 4 bisa dibagi 2.
Sepuluh bilangan prima yang pertama adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 dan
29.Jika suatu bilangan yang lebih besar dari satu bukan bilangan prima, maka
bilangan itu disebut bilangan komposit.
C.
Bilangan Rasional dan Operasinya
Ø Penjumlahan
dan Pengurangan
Jikadan adalah
sebarang dua bilangan rasional, maka bentuknya :
+ = dan -
=
|
maka
- = =
=
|
Sifat-sifat
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional mempunyai beberapa kesamaan dengan sifat-sifat dalam penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat ,yaitu:
1.
Penjumlahan dan
pengurangan bilangan rasional bersifat tertutup:
+ dan - adalah bilangan rasional
2.
Penjumlahan
bilangan rasional bersifat komutatif:
+
= +
3.
Penjumlahan
bilangan rasional bersifat asosiatif :
+
( + ) =
( + ) +
4.
Penjumlahan pada
bilangan rasional mempunyai unsur identitas yang
tunggal
,yaitu 0
5.
Setiap bilangan
rasional mempunyai invers terhadap penjumlahan ,yaitu
untuk setiap bilangan rasional ,ada bilangan rasional - ( )
Sehingga: + (-
) = (- ) +
( ) = 0
Inversterhadap penjumlahan disebut lawan
6.
Penjumlahan dan
pengurangan bilangan rasional adalah tunggal.
7.
Jika r 0 ,maka +
=
Ø Perkalian dan
Pembagian
Jika dan adalah sebarang dua bilangan rasional,maka
x =
dan : =
Contoh:
Perkalian: x
= = =
Pembagian: :
= = =
Sifat-sifat operasi perkalian dan pembagian bilangan
rasional adalah sebagai berikut:
Jika , , dan
adalah bilangan-bilangan rasional ,maka
1.
Perkalian pada
bilangan rasional bersifat tertutup :
x adalah bilangan rasional ,sedangkan operasi
pembagiannya tidak
bersifat
tertutup sebab pembagian dengan 0 tidak didefinisikan sehingga
pembagian bilangan rasional tidak selalu menghasilkan
bilangan
rasional.
2.
Perkalian pada
bilangan rasional bersifat komutatif:
x =
x
3.
Perkalian pada
bilangan rasional bersifat asosiatif:
x ( x )
= (
x ) x
4.
Perkalian pada
bilangan rasional mempunyai unsur identitas yang tunggal ,yaitu
1 sehingga
x 1 = 1
x =
( 1 adalah bilangan rasional karena dapat dinyatakan
sebagai
pecahan dengan X 0 )
5.
Kecuali 0 , semua
bilangan rasional yang lain mempunyai invers terhadap
perkalian ,yaitu:
x =
x = 1 ,berarti dan
saling invers.
- Invers terhadap perkalian disebut kebalikan
6.Perkalian sebarang bilangan rasional dengan 0 adalah
0 ,yaitu:
x 0
= 0 x = 0
7.Perkalian bilangan rasional adalah tunggal.
8.Pada bilangan rasional berlaku sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan
,yaitu: x
( + )
= ( x
) + (
x ) dan (
+ ) x
= ( x )
+ ( x
)
D.
Contoh-contoh Cara Mengubah Bilangan Pecahan yang
termasuk dalam bilangan Rasional
ü Mengubah
Pecahan menjadi Bilangan Desimal
Secara umum mengubah pecahan menjadi bilangan
desimal dilakukan dengan cara pembagian bersusun. Untuk pecahan dengan penyebut
yang membagi habis bilangan kelipatan 10, cara mengubahnya menjadi bentuk
desimal cukup mudah dilakukan, yaitu dengancara mengalihkan pembilang dan
penyebut dengan suatu bilangan yang menyebabkan penyebutnya menjadi bilangan
kelipatan 10. Penyebut yang merupakan kelipatan bilangan 10 tersebut menunjukan
banyak angka yang terdapat dibelakang, bilangan desimalnya. Perhatikan contoh
berikut ini :
=
x
=
= 0,6
Pecahan
diatas memiliki penyebut 5 yang membagi
habis bilangan kelipatan 10. Untuk menghasilkan bilangan kelipatan 10 pada
penyebut kita perlu mengalihkan bilangan 5 tersebut dengan bilangan 2.Menurut konsep
kesamaan pecahan, kita kalikan juga pembilang pecahannya dengan bilangan 2
sehingga diperoleh pecahan
. Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa
kelipatan 10 pada penyebut menunjukan banyak angka dibelakang koma. Karena 10
itu merupakan kelipatan ke-1 dari 10 maka banyak angka dibelakang koma pada
bilangan desimalnya sebanyak 1 angka. Pembilang dari pecahan tersebut adalah
bilangan 6 (1 angka). Karena pembilangnya
hanya mengandung 1 angka maka bilangan ini satu-satunya yang menjadi angka
dibelakang koma setelah nol koma (0,). Hasil koma didepan disebabkan karena
pembagian 3 oleh 5 hasilnya kurang dari 1. Penulisan nol koma ini kadang
ditulis hanya dalam koma diikuti bilangan dibelakangnya saja. Bilangan desimal
0,6 dalam beberapa penulisan hanya ditulis dalam bentuk ,6 saja.
Contohnya
:
1.
¼ = ¼ x 25/25 = 25/100= 0,25
2.
1/8 = 1/8 x 125/125=125/1000= 0,125
3.
1/16= 1/16 x 625/625= 625/10000= 0.0625
4.
1/20=1/20x5/5=5/100=0,05
ü Mengubah
bilangan desimal menjadi pecahan
Bilangan desimal
merupakan bilangann rasional ada dua jenis, yaitu bilangan desimal dengan
banyak angka berhingga di belakang koma dan bilangan desimal dengan bilangan
berulang di belakang koma. Cara mengubah kedua bentuk bilangan desimal tersebut
sangat berbeda. Berikut ini adalah caranya:
Mengubah bilangan desimal dengan banyak angka
berhingga di belakang koma cukup mudah dilakukan dengan cara membuat bilangan
desimal menjadi pecahan dengan penyebut bilangan kelipatan 10. Banyak angka di
belakang koma merupakan kelipatan 10 yang dituliskan sebagai penyebut dan
pembilangnya yang merupakan bilangan dibelakang koma tanpa tanda koma dan tanpa
nol di depanya.
Contohnya:
1.
0,4= 4/10=2/5
2.
0,06=6/100=3/50
3.
0,0015=15/10000=3/2000
Ø Mengubah
bilangan desimal dengan bilangan beruang
Mengubah bilangan desimal dengan bilangan berulang
dapat diselesaikan dengan cara memisalkan bilangan desimal tersebut terlebih
dahulu menjadi suatu peubah. Kemudian mengalikan peubah tersebut dengan
bilangan kelipatan 10 sebanyak angka pada bilangan berulangnya. Setelah itu
kurangkan keduanya sehingga kita memperoleh bentuk pecahan.
Contoh:
v kita
ubah bilangan desimal 0,333... Menjadi pecahan.
Misalkan bilangan
desimal 0,333...=p
Karena perulanganya
satu-satu kita kalikan dengan 10
10p= 3,333...
10p – p=3,333...-0,333...=3
9p=3
P=3/9=1/3
v Kita
ubah bilangan desimal 0,252525... Menjadi pecahan.
Misalkan bilangan
desimal 0,252525...=p
Karena perulanganya
dua-dua kita kalikan p dengan 100
100p=25,252525...
100p – p=25,252525...-0,252525...=25
P=25/99
ü Operasi
bilangan rasional berbentuk desimal
Operasi penjumalahan (dan pengurangan) pada bilangan
rasional berbentuk desimal dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan operasi
penjumalahan (dan pengurangan) pada bilangan bulat. Tapi ada aturan tertentu
apabila bilangan desimal yang di jumlahkan (atau dikurangkan) mengandung tanda
koma. Pada saat menjumlahkan (atau mengurangkan) dua bilangan desimal, posisi
tanda koma harus sejajar dan banyak angka di belakang koma pada masing-masing
bilangan desimal harus sama. Jika banyaka nagka di belakang koma tidak sama
pada kedua bilangan maka jadikan banyaknya sama dengan cara menambahkan
bilangan nol dibelakangnya hingga kedua bilangan desimal memiliki banyak angka
sama di belakang koma.
Contoh:
1.
1+ 1,02 = 1,00 + 1,02 = 2,02
2.
0,005 + 0,5 = 0,005 _+0,500= 0,505
3.
2,24 + 1,8 = 2,24 + 1,80 = 4,04
4.
3,14 -2,7= 3,14 – 2,70 =0,44
Perkalian (dan pembagian) dua bilangan desimal
dilakukan dengan cara yang sama dengan perkalian (dan pembagian) pada bilangan
bulat. Untuk bilangan desimal yang mengandung koma, hasil perkalianya (atau
pembagianya) diperoleh dengan aturan tertentu untuk bilangan desimal dengan
banyak angka berhingga di belakang koma, cara mengalikanya adalah dengan
mengalikan kedua bilangan tersebut (tanda koma) kemudian banyak angka di
belakang koma pada hasil perkaliannya sama dengan jumlah banyaknya angka di
belakang koma dari kedua bilangan yang dikalikan. Sedangkan untuk pembagian
bilangan desimal yang memiliki banyak angka berhingga di belakang koma adalah
dengan membagi kedua bilangan (tanpa tanda koma) kemudian letak tanda koma pada hasil pembagianya ditentukan
oleh hasil pengurangan banyak angka dibelakang koma pada pembilang oleh banyak
angka dibelakang koma pada penyebut. Kalau hasil pengurangan positif berarti
tanda komanya maju sedangkan hasil penguranganya negatf berti tanda komanya
mundur. Kalau tanda komanya mundur dan mentok, tambahkan bilangan nol di
belakangnya . Untuk bilangan desimal dengan bilangan berulang di belakangnya,
bilangan berulang tersebut dianggap sebagai banyak angka di belakang koma.
Contoh:
1.
1,2 x 0,05 =?
Kalikan
terlebih dahulu 12 dengan 5
12
x 5 = 60
Angka
dibelakang koma pada hasil perkalianya sebanyak 3 angka
Diperoleh
dari jumlah banyaknya angka di belakang koma pada kedua bilangan yang dikalikan.
Berarti
hasilnya 0,060 = 0,06
1,2
x 0,05 = 0,06
2. 6,3/0,18
= ?
Bagi
terlebiih dahulu kedua bilangan tanpa tanda koma
63/18
= 3.5
Lalu
pindahkan tanda komanya dengan aturan yangsudah dijelaskan . Banyak angka
dibelakang koma pada pembilang dikurangi banyak angka dibelakang koma pada
penyebut = 1- 2 = -1.
Karena
hasil penguranganya negatif berarti tanda koma mundur satu angka.
Diperoleh
hasil 35,0 = 35
6,3/
0,18 = 35
ü Operasi
bilangan Rasional berbetuk Pecahan
Cara menyelesaikan masalah penjumlahan (dan
pengurangan) pecahan ,jadikan penyebutnya sama. Kalau pecahannya dijumlahkan
dengan bilangan desimal , jadikan terlebih dahulu bilangan desimal tersebut
menjadi pecahan.
|
|
Perkalian pecahan dilakukan dengan cara mengalikan pembilang
dengan pembilang dan penyebut dan penyebut.kalau perkalian pecahan dengan
bilangan desimal, kalikan saja bilangan desimal tersebut hanya dengan
pembilangnya.
|
|
E.
Media Pembelajaran Bilangan Rasional
Media yang bisa
dijadikan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam bilangan rasional dapat kita
menggunakan benda nyata seperti penggaris, atau benda yang konkret dan abstrak.
-contoh gambar yang
dapt digunakan yaitu :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PEMETAAN KOMPETENSI DASAR (KD)
DAN INDIKATOR
KELAS
|
KOMPETENSI
DASAR
|
INDIKATOR
|
MEDIA
|
3
|
3.3 Memahami konsep
pecahan sederhana menggunakan benda-benda yang konkrit/gambar, serta
menentukan nilai terkecil dan terbesar
3.4 Mengenal
pecahan dan bilangan desimal, serta dapat melakukan penambahan dan
pengurangan pecahan berpenyebut sama
|
3.3.1
Menyebutkan lambang
pecahan biasa
berdasarkan gambar.
3.3.2
Menentukkan pecahan
biasa sebagai bagian
dari sesuatu yang utuh
dengan benar.
3.3.3 Menulis
lambang
pecahan biasa
berdasarkan gambar.
3.3.4 Mewarnai
gambar
berdasarkan
lambang
bilangan pecahannya.
3.3.5 Menyajikan nilai
pecahan biasa
dengan
menggunakan
berbagai
bentuk gambar.
3.3.6 Mengurutkan pecahan
dari terkecil ke
terbesar
atau
sebaliknya.
3.4.1 Membaca bilangan
desimal.
3.4.2 Menulis
lambang
bilangan
desimal.
3.4.3 Mengubah
bilangan
pecahan biasa
menjadi
bilangan
desimal.
3.4.4
Menentukan bilangan
pecahan biasa
dan
bilangan
desimal yang
senilai.
3.4.5 Menyelesaikan
soal
pecahan biasa
yang
diubah ke
dalam
desimal.
3.4.6
Membandingkan
pecahan yang
berpenyebut
sama (lebih besar atau lebih kecil).
3.4.7
Menyelesaikan soal
penjumlahan
pecahan
biasa yang
berpenyebut
sama.
3.4.8
Menyelesaikan soal
pengurangan pecahan
biasa yang
berpenyebut
sama.
3.4.9
Menyatakan kalimat
pernyataan
sehari-hari
dengan
penjumlahan
pecahan.
|
|
KELAS
|
KOMPETENSI
DASAR
|
INDIKATOR
|
MEDIA
|
4
|
3.1 Mengenal konsep
pecahan senilai dan melakukan operasi hitung pecahan menggunakan benda
kongkrit/gambar
3.7 Menentukanhasil
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
|
3.1.1 Menjelaskan operasi penjumlahan
bilangan desimal dan persen
3.1.2Menjelaskan operasi
pengurangan bilangan desimal
dan persen
3.1.3 Mengoperasikan penjumlahan
bilangan desimal dan persen
3.1.4 Mengoperasikan
pengurangan
bilangan desimal
dan persen
3.7.1 Menjelaskan konsep operasi
penjumlahan dan pengurangan
bilangan persen dan desimal
3.7.2 Menjelaskan
langkah-langkah
operasi penjumlahan danpengurangan bilangan
desimal
3.7.2 Menyelesaikan soal tentang operasi
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan desimal
|
|
KELAS
|
KOMPETENSI
DASAR
|
INDIKATOR
|
MEDIA
|
5
|
3.2 Memahami
berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa, campuran, desimal dan persen) dan
dapat mengubah bilangan pecahan menjadi bilangan desimal, serta melakukan
perkailan dan pembagian
|
3.2.1
Mengenal bentuk pecahan biasa
3.2.2
Mengenal bentuk pecahan campuran
3.2.3 Mengenal bentuk pecahan desimal
3.2.4 Melakukan operasi perkalian
berbagai bentuk pecahan
3.2.5 Melakukan operasi pembagian
pecahan
3.2.6 Melakukan operasi
pengurangan dan penjumlahan dua pecahan
3.2.7 Mengenal sebuah pecahan sebagai hasil
perkalian atau pembagian dua buah pecahan
3.2.8 Mengenal pecahan
sebagai hasil perkalian atau pembagian dua buah pecahan dalam desimal dan
persen
3.2.9 Menyelasaikan
soal cerita berkaitan dengan pecahan sebagai hasil perkalian atau pembagian dua
buah pecahan yang dinyatakan dalam desimal dan persen dengan berbagai
kemungkinan jawaban.
|
|
KELAS
|
KOMPETENSI
DASAR
|
INDIKATOR
|
MEDIA
|
6
|
3.1 Memahami
operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa,
campuran, desimal dan persen)
3.2 Memahami
perbandingan senilai dan perbandingan terbalik
|
3.1.1
Menentukan hasil operasi
hitung
yang melibatkan
berbagai
bentuk pecahan.
3.1.2Menyelesaikan
soal cerita pecahan (biasa/campuran, desimal, dan persen)
menggunakan
operasi
hitung penjumlahan,pengurangann, perkalian, dan pembagian secara benar.
3.2.3
Menentukan hasil operasi
hitung
perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai.
3.2.4
Mengomunikasikan dengan kalimat sendiri penyelesaian soal
pemecahan
masalah tentang perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai.
3.2.5
Menemukan operasi hitung
yang
melibatkan pecahan.
Memecahkan masalah yang melibatkan
perbandingan senilai.
|
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bilangan
rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan dengan p dan q
adalah bilangan-bilangan bulat dan q≠0. Sedangkan bilangan irasional bukan
merupakan bilangan bulat dan juga bukan bilangan pecahan. operasi-operasi yang
terjadi pada bilangan rasional adalah
penjumlahan,pengurangan,perkalian,pembagian.
B.
Saran
Diakhir pembuatan makalah ini penulis menyarankan kepada pembaca khususnya
dan kepada semua pada umumnya untuk mempelajari matematika dengan baik, agar
tidak terjadi kesalahan penanaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa
SD. Penulis juga menyarankan kepada semua agar tidak menganggap matematika
adalah pelajaran yang sulit karena matematika merupakan salah satu ilmu yang
dibutuhkan dan digunakan untuk pemecahan masalah sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma,
Irwan. 2005. Rahasia Matematika Untuk Sd
kelas 4-5-6. Jakarta : Grafika Mulia
Hidayat,Syamsul.
2007. Solusi Matematika Lengkap Untuk Sd
kelas 3,4,5,6 Surabaya: APOLO
http://handono-eksak.blogspot.com/2007/12/bilangan.html3/9/2011
diakses pada 20 Maret 2016 3:17:02 AM
http://wapedia.mobi/id/Angka3/9/2011
diakses pada 20 Maret 2016 10:27:09 PM
http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_rasional
3/5/2011 diakses pada 20 Maret 2016
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2068232-pengertian-bilangan/3/9/2011
diakses pada 20 Maret 2016 10:24:46 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar