RELASI
Mata
Kuliah :KonsepDasarBilangan
DosenPengampu
: Drs. Ansyori Gunawan, M.Si
Neza Agusdianita, M.Pd
Oleh Kelompok:
Irma
Nur Anisah
A1G015021
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Matematika sebagai ilmu sains yang dapat berbentuk
ilmu terapan jika diimplementasikan pada cabang ilmu lain. Relasi adalah salah
satu bagian dari ilmu matematika diskrit yang menarik untuk dipelajari. Dimana
relasi merupakan suatu hubungan.
Dalam kehidupan sehari-hari pasti ada suatu hubungan
yang terjadi. Misal “sekumpulan anak-anak kecil yang sedang bermain dan setiap
anak memegang balon berbagai warna”. Dari ini dapat diberikan pengertian bahwa
anak-anak kecil yang mempunyai hubungan dengan balon berbagai warna yang mereka
pegang. Sebelumnya telah dipelajari materi tentang himpunan. Himpunan adalah
sekumpulan benda atau obyek yang dididefinisikan dengan jelas. Disini terdapat
dua himpunan, yang pertama adlah himpunan anak-anak kecil dan yang kedua adalah
himpunan balon berbagai warna.
Pengertian
dasar tentang hubungan antar objek diskrit adalah relasi. Relasi digunakan untuk menyatakan suatu hubungan antara dua
himpunan. Relasi merupakan teori dasar dalam pembahasan matematika diskrit.
Maka perlu untuk membahas relasi. Baik dari definisi relasi, representasi
relasi dan sifat-sifat relasi biner.
Oleh
karena relasi tersebut menjadi salah
satu dasar dalam pembahasan matematika diskrit, maka penulis berkeinginan untuk
membuat makalah yang berjudul “Relasi” yang diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai relasi serta dapat mengenal relasi secara lebih jelas lagi.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas, maka
rumusan masalah yang didapat yaitu :
1. Apa
pengertian relasi?
2. Apa
saja metode untuk menyatakan relasi?
3. Apa
saja sifat-sifat relasi?
4. Apa
saja komposisi relasi?
5. Apa
pengertian fungsi?
6. Apa
komponen dalam fungsi?
7. Bagaimana
penulisan fungsi?
8. Apa
saja jenis-jenis fungsi?
9. Apa
saja sifat-sifat fungsi?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka
tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui
pengertian relasi
2.
Mengetahui
metode-metode untuk menyatakan relasi
3.
Mengetahui sifat-sifat
relasi
4.
Mengetahui komposisi
relasi
5.
Mengetahui pengertian
fungsi
6.
Mengetahui komponen
dalam fungsi
7.
Mengetahui cara
penulisan fungsi
8.
Mengetahui jenis-jenis
fungsi
9.
Mengetahui sifat-sifat
fungsi
BAB II
PEMBAHASAN
1.
RELASI
A. Pengertian Relasi
Relasi
adalah hubungan antara dua elemen dua himpunan. Relasi juga dikatakan sebagai
suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke himpunan lain. Suatu
relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan atau korespondensi dari
anggota-anggota himpunan A ke anggota-anggota himpunan B. relasi dari himpunan
A ke himpunan B adalah aturan yang memasangkan anggota himpunan A dan anggota
himpunan B dengan aturan tertentu.
Contoh :
Ada tiga anak mengatakan makanan
kesukaan nya yaitu : Anis menyukai Bakso, Rina menyukai Sate dan Diko menyukai
Nasi Padang.
Dari pernyataan di atas terdapat dua
himpunan yaitu :
A= himpunan anak {Anis,Rina,Diko}
B= himpunan makanan {Bakso. Sate,
Nasi Padang}
Relasi antara anggota himpunan A ke
himpunan B yang mungkin adalah menyukai atau menyenangi.
Dari contoh di atas, himpunan A
disebut domain (daerah asal) dan himpunan B disebut kodomain (daerah kawan).
Sementara itu menyukai disebut Relasi. Himpunan semua anggota kodomain disebut
Range (daerah hasil).
B. Metode Menyatakan Relasi
Relasi
dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu:
1) Dengan
himpunan pasangan berurutan
2) Dengan diagram panah
3) Dengan
diagram Cartesius
4)
Dengan Tabel
Contoh :
A = { Buyung, Doni, Vita, Putri} dan B = { IPS, Kesenian, Keterampilan,
Olahraga, Matematika, IPA, Bahasa Inggris} dan relasi yang menghubungkan antara
himpunan A dan hipunan B adalah “pelajaran yang disukai”
Keterangan : Buyung suka IPS dan Kesenian, Doni suka
Keterampilan dan Olahraga, Vita suka IPA, dan Putri suka Matematika dan Bahasa
Inggris.
Jawaban dengan tiga metode :
1) Dengan himpunan pasangan berurutan
Himpunan yang anggotanya semua
pasangan berurutan (x,y) dinamakan himpunan pasangan berurutan.
{(Buyung, IPS), (Buyung, Kesenian), (Doni, Keterampilan),
(Doni, Olahraga), (Vita, IPA), (Putri, Matematika), (Putri, Bahasa Inggris)}
2) Dengan Diagram Panah
Langkah-langkah menyatakan relasi
dengan diagram panah :
a. Membuat dua lingkaran atau elips
b. Untuk meletakkan anggota himpunan A
dan anggota himpunan B x=A diletakkan pada lingkaran A dan y=B diletakkan pada
lingkaran B
c. X dan Y dihubungkan dengan anak
panah
d. Arah anak panah menunjukkan arah
relasi
e. Anak panah tersebut mewakili aturan
relasi
3)
Dengan
diagram Cartesius
Pada diagram
Cartesius diperlukan dua salip sumbu yaitu : sumbu mendatar (horizontal) dan
sumbu tegak (vertical) yang berpotongan tegak lurus.
a. X=
A diletakkan pada sumbu mendatar
b. Y=
B diletakkan pada sumbu tegak
c. Pemasangan
(x,y) ditandai dengan sebuah Noktah (titik) yang koordinatnya ditulis sebagai
pasangan berurutan x,y.
4)
Tabel
Nama
|
Mata Pelajaran
|
Buyung
|
IPS
|
Buyung
|
Kesenian
|
Doni
|
Keterampilan
|
Doni
|
Olahraga
|
Vita
|
IPA
|
Putri
|
Matematika
|
Putri
|
Bahasa
Inggris
|
C.
Sifat-Sifat
Relasi
a. Relasi Refleksif (
Bercermin)
Relasi disebut refleksif jika dan hanya jika untuk setiap
x anggota semesta-nya, x berelasi dengan dirinya sendiri. Jadi R refleksif jika
dan hanya jika xRx.
Contoh :
Jika diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(1,1), (2,2), (3,3), (4,4)} Pada A, maka R x∈A adalah
refleksif, karena untuk setiap x∈A terdapat (x,x) pada R.
Perhatikan relasi pada himpunan = {1,2,3,4} berikut:
Perhatikan relasi pada himpunan = {1,2,3,4} berikut:
R1= {(1,1), (1,2), (1,4), (2,1), (2,2), (3,3), (4,1), (4,4)}
R2= {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (2,2), (2,3), (2,4), (3,3), (3,4), (4,4)}
Relasi-relasi tersebut merupakan relasi refleksif karena memiliki elemen
(1,1), (2,2), (3,3), dan (4,4).
b. Relasi Irrefleksif
Relasi R pada A disebut Irrefleksif (anti
refleksif) jika dan hanya jika setiap elemen di dalam tidak berelasi dengan
dirinya sendiri. Jadi, irrefleksif jika dan hanya jika xRx.
Contoh :
Contoh :
Diketahui himpunan B= {a,b,c} dan relasi R= {(a,c), (b,c), (b,a)}. Relasi R adalah
irrefleksif, karena (a,a), (b,b), dan (c,c) bukan elemen.
Diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(2,1), (3,2), (4,1), (4,2), (4,3)}.
Relasi R merupakan relasi irrefleksif, karena tidak terdapat elemen (x,x),
dimana x∈A.
c. Relasi Nonrefleksif
Relasi R pada A disebut nonrefleksif jika dan hanya jika ada sekurang-kurangnya satu elemen di dalam A yang tidak berelasi dengan dirinya
sendiri.
Contoh :
Perhatikan relasi pada himpunan A= {1,2,3,}
R= {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3)}
Relasi tersebut merupakan relasi non refleksif, karena ada (1,2) dan (2,3).
d. Relasi Simetri
Relasi R disebut simetri pada S jika dan hanya jika setiap
dua anggota a dan b dari S berlaku jika a berelasi R dengan b maka b juga
berelasi dengan a.
Secara simbolik:
aRb → bRa.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,a), (a,c), (c,a) } dalam himpunan {a, b, c}.
2. Ani menyukai Budi, Budi menyukai Ani {(Ani,Budi),(Budi,Ani)}
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,a), (a,c), (c,a) } dalam himpunan {a, b, c}.
2. Ani menyukai Budi, Budi menyukai Ani {(Ani,Budi),(Budi,Ani)}
e.
Relasi Asimetri
Relasi R disebut asimetri pada S jika dan hanya jika
setiap dua anggota a dan b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b maka b
tidak berelasi R dengan a.
Secara simbolik:
R asimetri pada S jhj (∀a,b∈S) aRb → bRa.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,c), (c,a) } dalam himpunan { a,b,c }.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,c), (c,a) } dalam himpunan { a,b,c }.
f.
Relasi Nonsimetri
Relasi R disebut nonsimetri pada S jika dan hanya jika ada
dua anggota a dan b dari S sedemikian hingga berlaku: a berelasi R dengan b
tetapi b tidak berelasi R dengan a.
Perhatikan bahwa nonsimetri adalah negasi/ingkaran dari simetri.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (a,c), (c,a) } dalam himpunan {a, b, c}
Perhatikan bahwa nonsimetri adalah negasi/ingkaran dari simetri.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (a,c), (c,a) } dalam himpunan {a, b, c}
g. Relasi Antisimetri
Relasi R disebut antisimetri pada S jika dan hanya jika
setiap dua anggota a dan b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b dan b
berelasi R dengan a maka a=b.
Contoh:
1. A = keluarga himpunan.
Relasi “ himpunan bagian” adalah relasi yang antisimetris pada A,
karena untuk setiap dua himpunan x dan
y, jika x y dan y x, maka x = y.
2. Relasi “kurang dari atau sama
dengan (≤)” dalam himpunan bilangan real. Jadi, relasi “kurang dari atau sama
dengan (≤)” bersifat anti simetri, karena jika a ≤ b dan b ≤ a berarti a = b.
3. Relasi “habis membagi” pada
himpunan bilangan bulat asli N merupakan contoh relasi yang tidak simetri
karena jika a habis membagi b, b tidak habis membagi a, kecuali jika a = b.
Sementara itu, relasi “habis membagi” merupakan relasi yang anti simetri karena
jika a habis membagi b dan b habis membagi a maka a = b.
h. Relasi Transitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi Transitif pada A
jika dan hanya jika setiap 3 anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) jika (a,b)∈R, dan (b,c)∈R maka (a,c)∈R (setiap tiga anggota a,b,c dari A, jika a
berelasi dengan b dan b berelasi dengan c maka a berelasi dengan c).
Contoh:
1. Relasi R = {(a,b), (b,c), (a,c), (c,c) } dalam himpunan { a,b,c }.
1. Relasi R = {(a,b), (b,c), (a,c), (c,c) } dalam himpunan { a,b,c }.
i.
Relasi Nontransitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi nontransitif pada
A jika dan hanya jika ada tiga anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) sedemikian hingga (a,b)∈R , dan (b,c)∈R dan (a,c)∉R (ada tiga anggota a,b,c dari A
sedemikian hingga a berelasi dengan b dan b berelasi dengan c dan a tidak
berelasi dengan c).
Contoh:
R = {(1,2),(2,3),(3,4)} dalam himpunan { 1,2,3,4}
R = {(1,2),(2,3),(3,4)} dalam himpunan { 1,2,3,4}
j.
Relasi Intransitif
R adalah relasi pada himpunan A. R disebut relasi intransitif pada A jika
dan hanya jika setiap tiga anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) jika (a,b)∈R dan (b,c)∈R maka (a,c)∉R (setiap tiga anggota a,b,c dari A, jika a
berelasi dengan b dan b berelasi dengan c maka a tidak berelasi dengan c).
Misal E = {1,2,3}, R = {(1,2),(2,3),(2,5),(3,4),(5,7)}
Relasi di atas intransitif karena :
(1,2)∈R dan (2,3)∈R, tetapi (1,3)∉R
(1,2)∈R dan (2,5)∈R, tetapi (1,5)∉R
(2,3)∈R dan (3,4)∈R, tetapi (2,4)∉R
(2,5)∈R dan (5,7)∈R, tetapi (2,7)∉R
D. Komposisi Relasi
·
Misalkan :
R
adalah relasi dari himpunan A ke
himpunan B
T
adalah relasi dari himpunan B ke
himpunan C.
·
Komposisi R dan S,
dinotasikan dengan T ο R, adalah relasi dari A ke C yang
didefinisikan oleh :
T
ο R = {(a, c) |
a ∈
A, c ∈
C, dan untuk suatu b ∈ B sehingga (a, b)
∈
R dan (b, c) ∈ S }
·
Contoh komposisi relasi
Ø Misalkan,
A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C =
{s, t, u}
Ø Relasi
dari A ke B didefinisikan oleh :
R
= {(a, 2), (a, 6), (b,
4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
Ø Relasi
dari B ke C didefisikan oleh :
T
= {(2, u), (4, s), (4, t),
(6, t), (8, u)}
Ø Maka
komposisi relasi R dan T adalah
T
ο R = {(a, u), (a,
t), (b, s), (b, t), (c, s), (c,
t), (c, u)}
2. FUNGSI
A. Pengertian Fungsi
Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi. Sebuah
relasi dikatakan fungsi jika xRy, untuk setiap x anggota A memiliki tepat
satu pasangan, y, anggota himpunan B
Kita dapat menuliskan f(a) = b, jika b merupakan
unsur di B yang dikaitkan oleh f untuk suatu a di A. Ini
berarti bahwa jika f(a) = b dan f(a) = c maka
b = c.
Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B,
kita dapat menuliskan dalam bentuk : f
: A → B
B. Domain, Kodomain, Dan Range
·
f : A → B
·
A dinamakan daerah asal (domain) dari f dan
B dinamakan daerah hasil (codomain) dari f.
·
Misalkan f(a) = b,
maka b dinamakan bayangan (image) dari a,
dan a dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b.
·
Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f dinamakan jelajah (range)
dari f.
C. Penulisan Fungsi
1)
Himpunan pasangan terurut.
·
Misalkan fungsi kuadrat pada himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10}
maka fungsi itu dapat dituliskan dalam bentuk :
f = {(2, 4), (3, 9)}
2)
Formula pengisian nilai (assignment)
·
f(x) = x2 + 10,
·
f(x) = 5x
D. Jenis-jenis Fungsi
1.
Fungsi konstan (fungsi
tetap)
Suatu fungsi f : A → B ditentukan dengan rumus f(x)
disebut fungsi konstan apabila untuk setiap anggota domain fungsi selalu
berlaku f(x) = C, di mana C bilangan konstan. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah
contoh soal berikut ini.
Diketahui f : R
→ R dengan rumus f(x) = 3 dengan daerah domain: {x | –3 ≤ x < 2}. Sehingga,
gambar grafiknya.
2.
Fungsi linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus. Perhatikan contoh berikut.
Diketahui f(x) = 2x + 3, gambar grafiknya
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus. Perhatikan contoh berikut.
Diketahui f(x) = 2x + 3, gambar grafiknya
- Fungsi Kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila
fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax2 + bx + c, di mana a ≠ 0 dan a, b, dan c bilangan konstan dan grafiknya
berupa parabola.
Perhatikan contoh fungsi kuadrat berikut.
Perhatikan contoh fungsi kuadrat berikut.
Fungsi f ditentukan oleh f(x) = x2 + 2x – 3, gambar
grafiknya.
- Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila
setiap anggota domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi
dipetakan pada dirinya sendiri. Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang
melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya sama. Fungsi
identitas ditentukan oleh f(x) = x. Agar lebih memahami tentang fungsi
identitas, pelajarilah contoh berikut ini.
Fungsi pada R didefinisikan sebagai f(x) = x untuk setiap x.
a. Carilah f(–2), f(0), f(1), f(3).
b. Gambarlah grafiknya.
Penyelesaian:
a. Nilai f(–2), f(0), f(1), dan f(3).
f(x) = x
f(–2) = –2
f(0) = 0
f(1) = – 1
f(3) = 3
Fungsi pada R didefinisikan sebagai f(x) = x untuk setiap x.
a. Carilah f(–2), f(0), f(1), f(3).
b. Gambarlah grafiknya.
Penyelesaian:
a. Nilai f(–2), f(0), f(1), dan f(3).
f(x) = x
f(–2) = –2
f(0) = 0
f(1) = – 1
f(3) = 3
b. Gambar grafik.
E.
Sifat-sifat
Fungsi
1)
Fungsi Injektif/satu-satu
·
Fungsi satu-satu
·
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu jika
dan hanya jika untuk sembarang
a1 dan a2 dengan a1 tidak sama dengan a2
berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2).
Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1)
sama dengan f(a2).
2)
Fungsi Surjektif/ onto
·
Fungsi kepada
·
Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada jika dan hanya jika untuk sembarang b dalam kodomain B terdapat paling tidak satu a
dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b.
·
Suatu
kodomain fungsi surjektif sama dengan range-nya (semua kodomain adalah peta dari domain).
3)
Fungsi Bijektif/ korespondensi satu-satu
·
Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika
untuk sembarang b dalam kodomain
B terdapat tepat satu a dalam domain A sehingga f(a)
= b, dan tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B.
·
Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah fungsi injektif sekaligus fungsi surjektif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Relasi adalah sebuah
hubungan antara dua himpunan. Perkalian kartesian dari himpunan A dan B adalah
himpunan yang elemennya semua pasangan terurut yang mungkin terbentuk dengan
komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B.
Untuk menyatakan relasi
ada tiga metode, yaitu : dengan himpunan pasangan berurutan, dengan diagram
panah, diagram rumus.
B.
Saran
Dari
makalah ini, saran penulis untuk menyatakan relasi dapat menggunakan metode
yang paling mudah antara ketiganya atau menggunakan tiga metode tersebut .
DAFTAR
PUSTAKA
Wibisono,
Samuel. 2008. Matematika Diskrit Ed. 02.
Jakarta : Graha Ilmu
Foter, Bob. 2006. Soal
dan Pembahasan Relasi. Jakarta : Erlangga
Hariyono Rudi, Drs. 2005. Pintar Matematika SMA. Jakarta : Gitamedia Press
http://www.mangwar.wordpress.com
diakses pada tanggal 13 Februari 2016
SOAL RELASI
1.
Perhatikan diagram
panah di bawah ini.
A → B
2 → 3
3 → 4
4 → 5
5 → 6
Relasi yang tepat dari himpunan A ke himpunan B adalah... ?
A. Lebih dari
B. Kurang dari
C. Satu lebihnya dari
D. Satu kurangnya dari
A → B
2 → 3
3 → 4
4 → 5
5 → 6
Relasi yang tepat dari himpunan A ke himpunan B adalah... ?
A. Lebih dari
B. Kurang dari
C. Satu lebihnya dari
D. Satu kurangnya dari
2.
Jika A = {2, 3, 4, 5}
dan B = {3, 4, 5, 6}, relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah “satu
kurangnya dari”. Maka relasi tersebut jika dinyatakan dengan himpunan pasangan
berurutan adalah ….
a. {(2,1), (3,2), (4,3), (5, 6)} c {(2,3), (3,4), (4,6), (3,5)}
b. {(1,2), (2,3), (3,4), (4,5), (5,6)} d. {(2,3), (3,4), (4,5), (5,6)}
a. {(2,1), (3,2), (4,3), (5, 6)} c {(2,3), (3,4), (4,6), (3,5)}
b. {(1,2), (2,3), (3,4), (4,5), (5,6)} d. {(2,3), (3,4), (4,5), (5,6)}
3.
Jika f(x) = 3x –
2 dan f(a) = 19. Maka nilai a adalah ….
a. 6 c. 55
b. 7 d. 57
a. 6 c. 55
b. 7 d. 57
4.
Suatu fungsi dirumuskan
f(x) = ax + b. Jika f(-2) = 14 dan f(3) = -1, maka nilai a dan b adalah ….
a. -3 dan 8 c. 2 dan 5
b. 3 dan 8 d. 5 dan -2
a. -3 dan 8 c. 2 dan 5
b. 3 dan 8 d. 5 dan -2
5.
Diketahui X = {1, 2}
dab Y = {a, b, c}. Banyaknya fungsi yang mungkin dari Y ke X adalah ….
a. 5 c. 8
b. 6 d. 9
a. 5 c. 8
b. 6 d. 9
6.
Suatu fungsi
didefinisikan f(x) = 7 – dengan x {-2, 0, 2, 4}. Daerah hasil
fungsi tersebut adalah ….
a. {6, 7, 8, 9} c. {8, 6, 4, 2}
b. {8, 7, 6, 4} d. {8, 7, 6, 5}
a. {6, 7, 8, 9} c. {8, 6, 4, 2}
b. {8, 7, 6, 4} d. {8, 7, 6, 5}
7.
Fungsi f : x 3x –
5 dengan x {-3, -2, -1, 0, 1, 2}. Daerah hasil fungsi f adalah ….
a. {4, 1, -2, -5} c. {-9, -6, -3, 0, 3, 6}
b. {-14, -11, -8, -5, -2, 1} d. {-24, -21, -8, -5}
a. {4, 1, -2, -5} c. {-9, -6, -3, 0, 3, 6}
b. {-14, -11, -8, -5, -2, 1} d. {-24, -21, -8, -5}
8.
Diketahui f(x) = 2x –
3, pada himpunan bilangan bulat dinyatakan dalam pasangan berurutan {(a,3),
(b,-5), (-2,c), (-1,d)}. Nilai a + b + c – d adalah ….
a. -1 c. 2
b. 1 d. 0
a. -1 c. 2
b. 1 d. 0
9.
Diketahui P = {a, b, c,
d} dan Q = {1, 2, 3}. Banyaknya pemetaan yang mungkin dari himpunan P ke
himpunan Q adalah ….
a. 81 c. 12
b. 64 d. 7
a. 81 c. 12
b. 64 d. 7
10.
Suatu fungsi linear
didefinisikan dengan f(x) = ax + b dengan x R. Jika pada fungsi tersebut
diketahui f(-2) = -8 dan f(5) = 13, maka nilai a dan b berturut-turut adalah ….
a. -3 dan 2 c. 2 dan -3
b. -2 dan 3 d. 3 dan -2
a. -3 dan 2 c. 2 dan -3
b. -2 dan 3 d. 3 dan -2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar