LAPORAN PRAKTIKUM
FOTOSINTESIS
MENGHASILKAN KARBOHIDRAT
Oleh kelompok 3:
1.
Irma
Nur Anisah A1G015021
2.
Khodijah
Tri Qurnia A1G015031
3.
Agus
Irawan A1G015041
4.
Bintang
Mutiara JS A1G015059
5.
Alamsyah
Yudha N. A1G015061
6.
Eka
Mardalina A1G015079
7.
Sindi
Andriani A1G015081
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
I.
Tujuan Praktikum
Tujuan
yang ingin dicapai dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a.
Mahasiswa
diharapkan mampu mengidentifikasi bukti bahwa fotosintesis menghasilkan
karbohidrat
b.
Mahasiswa
mampu mengetahui cara uji fotosintesis menghasilkan karbohidrat
II.
Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam uji boraks pada makanan adalah sebagai berikut:
Alat
a.
Pinset h. Pembakar Bunsen
b.
Labu
Erlemeyer i. Platetes
c.
Pipet
Tetes j. Lugol
d.
Gunting k. Alkohol 40%
e.
Stand
l. Spiritus Putih
f.
Penjepit
Tabung m. Kertas Tebal
g.
Tabung
Reaksi n. Serbet Basah
Bahan
a.
Daun
Bayam Segar
b.
Daun
Bayam yang ditutup dengan alumunium foil
c.
Daun
bayam merah
d.
Daun
bambu kuning
III. Langkah-langkah
Kegiatan
Langkah
kegiatan dalam uji boraks pada makanan adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan
semua alat dan bahan
2.
Siapkan
larutan betadine dengan melarutkan 15 tetes betadine dengan 100 ml air
3.
Haluskan
vitamin C kaplet menggunakan tumbukan sampai menjadi bubuk, kemudian masukkan
bubuk vitamin C ke dalam gelas ukur, lalu masukkan air sebanyak 4 sendok makan
ke dalam bubuk vitaminC tersebut. Aduk hingga merata dan larut dengan sempurna.
4.
Letakkan
semua bahan (floridina, ale-ale, sari tomat dan sari jeruk) ke wadah
masing-masing.
5.
Teteskan
20 tetes larutan betadine ke dalam 5 gelas ukur
6.
Teteskan
larutan vitamin C pada larutan betadine di gelas ukur, sampai larutan berwarna
bening. Hitunglah banyak larutan yang diteteskan sampai benar-benar bening.
7.
Selanjutnya,
teteskan sari buah dan semua minuman ke masing-masing tabung reaksi yang telah
di beri label nama. Amati perubahan warna yang terjadi! Jumlah tetesan sari
buah dan minuman harus sama dengan jumlah tetesan vitamin c kaplet pada
betadine tadi.
8.
Amati perubahan warna yang terjadi pada bahan
makanan yang udah telah ditetesi larutan kunyit. Tabung reaksi.
9.
Apabila
larutan berubah menjadi bening sempurna, maka minuman / sari buah tersebut
mengandung banyak vitamin C. Namun apabila tidak terlalu bening, maka sedikit
mengandung vitamin C. Dan bila tidak berubah warna, maka tidak mengandung
vitamin C.
10. Catat hasil pengamatan.
IV. Hasil
Pengamatan
Dari praktikum uji boraks pada makanan
yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
No.
|
Nama
Makanan
|
Warna
Larutan
|
|
Sebelum
Ditetes
|
Sesudah
Ditetes
|
||
1.
|
Vitamin C
|
Kekuning-kuningan
|
Bening
|
2.
|
Sari Buah Jeruk
|
Orange
|
Bening
|
3.
|
Ale-ale
|
Orange
|
Kuning
keruh
|
4.
|
Sari Buah Tomat
|
Merah
|
Bening merah muda
|
5.
|
Floridina
|
Kuning keruh
|
Kuning bening
|
Berdasarkan pengamatan,
maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Vitamin
C kaplet yang mengandung banyak vitamin C dapat mengubah larutan betadine
menjadi bening.
2. Sari
buah jeruk mengandung banyak vitamin C karena dapat mengubah larutan betadine
menjadi bening.
3. Ale-ale
mengandung tidak mengandung vitamin C karena larutan betadine tidak menjadi
bening melainkan kuning keruh.
4. Sari
buah tomat mengandung banyak vitamin C karena dapat mengubah larutan betadine
menjadi bening. Namun pada pengamatan warna bening pada sari buah tomat tampak
bening merah jambu, warna merah jambu
dari buah itu sendiri.
5. Floridina
mengandung vitamin C karena dapat mengubah larutan betadine menjadi bening.
Namun pada pengamatan warna bening pada floridina tampak bening kuning, warna kuning dari minuman itu sendiri.
Mungkin mengandung pewarna.
Pertanyaan
:
1.
Larutan sari buah
manakah yang dapat mengubah warna larutan betadine sama dengan warna betadine
yang diberikan ke larutan vitamin C?
2.
Sari buah manakah yang
mengandung vitamin C dan sari buah manakah yang tidak mengandung vitamin C?
Jelaskan jawabannya!
3.
Dapatkah percobaan ini
digunakan untuk menguji keberadaan vitamin C pada minuman dalam kemasan?
4.
Apakah ada perbedaan
hasil pengujian kandungan viitamin C terhadap buah yang matang dan buah yang
tidak terlalu matang?
V.
Pembahasan
Jawaban Pertanyaan :
1.
Larutan sari buah jeruk
yang dapat mengubah warna larutan betadine menjadi bening sama dengan warna
larutan betadine pada saat diberi larutan vitamin C.
2.
Kedua buah baik jeruk
dan tomat mengandung vitamin C. Hanya saja pada pengamatan dalam percobaan ini
kami menyimpulkan buah jeruk memiliki vitamin C lebih banyak dibanding tomat.
Karena pada saat kedua sari buah
diteteskan pada larutan betadine dengan jumlah tetesan yang sama, sari jeruk
membuat larutan betadine lebih bening dibanding dengan sari tomat. Artinya
vitamin C pada jeruk lebih banyak dari tomat.
3.
Percobaan ini dapat
digunakan untuk menuji vitamin C pada minuman kemasan. Karena pada percobaan,
hasil uji ale ale tidak mengandung vitamin C karena werna larutan betadine
menjadi kuning keruh (tidak bening), dan floridina mengandung vitamin C karena
larutan betadine menjadi kuning bening. Warna kuning mungkin dari pewarna
minuman teersebut.
4.
Pada praktikum ini,
kami tidak menguji buah dengan tingkat kematangan berbeda. Kami menguji buah
dengan tingkat kematangan yang sempurna. Jadi kami belum dapat membuktikan
apakah ada perbedaan kandungan vitamin C pada buah matang dan belum terlalu
matang. Namun, menurut kami,
Vitamin
C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928
dan pada tahun 1932
ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan.
Albert Szent-Györgyi
menerima penghargaan Nobel
dalam Fisiologi atau Kedokteran
pada tahun 1937
untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat
dikenal peranannya dalam menjaga dan memperkuat imunitas
terhadap infeksi.[3]
Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti
berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas
Woman's University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya
dalam darah
lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ
lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen,
yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit,
urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang
baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan. Vitamin c
juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi
dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas
di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat
meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit
penyebab kanker.
Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts
menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir
pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa
yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%. Hipoaskorbemia (defisiensi
asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga
gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi),
cepat lelah, otot
lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan
masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit
jantung, artritis
(radang sendi), batuk dan pilek.
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi
setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja,
kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol,
konsumsi obat
tertentu seperti obat antikejang, antibiotik
tetrasiklin, antiartritis,
obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C
dalam darah.
Selain nikotin
senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafeina.
Selain itu stres,
demam,
infeksi,
dan berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.
Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi
beraneka buah
dan sayur
seperti jeruk,
tomat,
arbei,
stroberi,
asparagus,
kol, susu, mentega,
kentang,
ikan, dan hati.
Untuk
menguji apakah buah atau minuman mengandung vitamin C maka dapat diuji
menggunakan larutan betadine. Buah atau minuman yang mengandung vitamin C memiliki
ciri-ciri berwarna bening apabila ditetesi dengan larutan betadine. Pada buah dan minuman yang telah di uji dalam
praktikum, didapatkan ada 1 dari 2 jenis minuman yang tidak mengandung vitamin
C, yaitu ale-ale. Sedangkan 2 buah yang
diuji sama sama smengandung vitamin C dengan kandungan yang berbeda. Buah Jeruk
lebih banyak mengandung vitamin C dibanding dengan buah Tomat.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebaga berikut :
1.
Dari 2 jenis buah,
ditemukan bahwa buah jeruk lebih banyak mengandung vitamin C dibanding buah
tomat. Dan 1 dari dua jenis minuman kemasan, satu diantaranya tidak mengandung
vitamin C.
2.
Untuk menguji apakah buah
dan minuman mengandung vitamin C atau tidak, maka dapat diuji dengan ditetesi
larutan betadine. Apabila larutan berubah menjadi bening, maka buah atau
minuman tersebut mengandung vitamin C.
VII. Rujukan
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C
diakses pada Selasa, 14 November 2017
pukul 11.19 WIB
Internet
http://suharmita-darmin.blogspot.co.id/2014/09/laporan-praktikum-uji-vitamin.html
diakses pada Selasa, 14 November 2017 pukul 11.23 WIB
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar