Selasa, 04 Desember 2018

Makalah Pengertian, Sejarah, Fungsi, Unsur dan Jenis Tari


PENGERTIAN, SEJARAH, FUNGSI, UNSUR DAN JENIS TARI
Mata Kuliah                 : Konsep Dasar Geografi dan Ilmu Ekonomi
Dosen Pengampu        : Dra. Sridadi, M.Pd.
 





Oleh kelompok 1 :
1.         Eko Julianto                                   A1G015005
2.         Irma Nur Anisah                           A1G015021
3.         Dioka Gustina                                A1G015029
4.         Weni Zahara                                  A1G015023
5.         Oky Hernawan                               A1G015045
6.         Ayu Setiari                                      A1G015051
7.         Widya Sari Fatimah                       A1G015059
8.         Kiki Fitria                                       A1G015069
9.         Dian Rosela Oktriasih                   A1G015083

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017




KATA PENGANTAR
Puji syukur  penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususan makalah yang berjudul “SEJARAH, PENGERTIAN, FUNGSI, UNSUR DAN JENIS TARI”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapai salah satu tugas mata kuliah Seni Tari serta untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan sosial di masyarakat. Atas tersusunnya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.             Dosen pengampu mata kuliah Seni Tari Ibu Dwi Anggraini,S,Sn.,M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini.
2.             Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa makalah  ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca.

                                                                                                Bengkulu,     Agustus 2017


           Kelompok 1











DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..........................................................................................................      i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang....................................................................................................................      1
B.  Rumusan Masalah................................................................................................................      1
C.  Tujuan..................................................................................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN
A.  Sejarah, Pengertian dan Fungsi Tari....................................................................................      3
B.  Unsur-unsur dan Jenis Tari..................................................................................................      6
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan..........................................................................................................................      13
B.  Saran....................................................................................................................................      13
DAFTAR PUSTAKA












   





 BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia.
Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis menguasai seluruh Asia Tenggara, kecuali Thailand. Menurut Soedarsono (1977), salah seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia, menjelaskan bahwa, “secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar (asing)”. Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa pra pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini, maka masyarakat sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan. Tentu saja masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni pertunjukan, karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat pendukungnya.
Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia seni tari membuat indonesia kaya akan adat  kebudayaan kesenian. Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
B.            Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana sejarah seni tari?
2.    Apa saja fungsi dan unsur-unsur dalam seni tari?
3.    Apa saja jenis-jenis seni tari?
C.           Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Mendeskripsikan sejarah seni tari dan pengertiannya
2.    Menjelaskan fungsi dan unsur-unsur dalam seni tari
3.    Menjelaskan jenis-jenis seni tari


 










BAB II
PEMBAHASAN
  A.          SEJARAH, PENGERTIAN DAN FUNGSI TARI
1.         Sejarah perkembangan tari di Indonesia
Menurut Sudarsono (Dalam Dedi Rosala. 1999.29) bahwa tari di indonesia dilihat dari perkembangannya  terdiri dari atas tiga zaman.
a.             Zaman  Masyarakat Primitif
Zaman masyarakat primitive terbagi menjadi 3 zaman batu, perunggu, dan zaman besi. Pada zaman ini di temukananya beberapa alat instrument music dari logam seperti nekara tau semacam gendering. Tari tarian pada zaman primitive upacara upacara yang di anggap sacral selalu mempergunakaan gerak gerak tari, gerak gerak yang tertuang pada upacar tersebut pada dasarnya merupakan gerakan spontanitas,
Di dalam menjalani kehidupan sehari hari seni selalu di butuhkan baik masayarakat perkotaan atau perdesaan namun perkembangan seni selalu sejalan pada perkebngan zamannya pada kehidupam masayarakat primitive seni di anggap hal paling penting sehingga cirri dan seni tersebut bersifat komunal. Beberapa cirri kehidupan bernmasyarakat pada zaman primitif; (1 hidup cara berkeklompok: 2 sosial dan teknologi sangat sederhana; 3 tidak mengenal pimpinan secara formal, dan  4 menganut animisme, dinamisme dan totenisme.)
b.             Zaman Masyarakat Feudal
Pada zaman masyarakat feudal terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1)   Zaman Indonesia hindu
2)   Zaman Indonesia islam
3)   Zaman inovasin bangsa barat
4)   Zaman pergerakan nasional
Pada zaman masyarakat feodala mulai lahirnya  kerajaan-kerajaan. Seperti zaman sebelumnya corak kehidupan masyarakat  dari berbagai zaman  sangat beragam. Hal tersebut sudah barang tentu  menambah khazanah budaya bangsa.
 Pada zaman ini perkembangan tari  dapat dikatakan lebih maju terutama daerah yang menjadi  pusat kerajaan , seperti, jawa, bali,  dan Sumatra. Di jawa barat dan Cirebon  dan pesisirnya pada zaman ini menunjukan adanya suatu bentuk kesenian topeng dan wayang. Tarian topeng sekarang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat perdesaan, seperti Losari, Kreo, Kalianyar, Slangit, dan lain-lain
Pada zaman kerajaan terdapat dua kelompok yang sangat kontras, yaitu masyarkat yang ada di kerajaan dan masyarakat di luar kerajaan. Dari kedua perbedaan kelompom tersebut secara otomatis membedakan perekonomian kedua kelompok tersebut, termasuka pertumbuhan dan budayanya.  Menurut Rosala dkk.(1999.32), berdasarkan sejarahnya di Cirebon terdapat dua bentuk kesenian, yakni topeng Cirebon dan wayang wong. Tari topeng Cirebon pada umumnya bersifat karakterristik dari pada dramatiknya.
Pada jaman feudal kesenian yang cukup berkembang di lingkungan bangsawan, yaitu sebuah tari pergaulan dikalangan para menang yang saat digemari, yaitu dari tayub (tayuban) yang dilakukan di ruangan tertutup dan tidak dipertunjukan untuk umum. Tari tayub ini dikuhsuskan bagi penari-penari pria yang disertai dengan ronggeng atau penari bayaran. Gerak tari tayub angatlah bebas, artinya tidak mempunyai aturan yang dibakukan.
Sementara itu, tarian pergaulan yang terdapat di kalangan rakyat biasa diantaranya ketuk tilu, topeng banjet dan lain sebagainya. Pelaksanaan tari pergaulan ini sangat berbda dengan tari pergaulan tayuban artinya tarian pergaulan yang terdapat di kalangan rakyat dapat ditarikan di arena terbuka dan dapat diikuti oleh siapa saja. (Rosala,19999:34)
Pada jaman ini pula ,seorang tokoh tari yang bernama R. sambas wirakusuma sekitar tahun 1926 mendirikan sebuah kursus tari yang diberi nama “Wirahmasari”. Tarian yang disebar luaskan oleh R. sambas Wirakusumah adalah perpaduan antara tari topeng dengan tari tayuban yang diberi nama rumpun tari keurseus. Tari-tarian tersebut adalah tari lenyepan , gawil, kering dua , kering tilu. Gunung sari dan kastawa.
c.              Zaman Kemerdekaan
Pada zaman kemerdekaan, cara berpikir bangsa Indonesia mulai berkembang. Termasuk ilmu-ilmu di bidang seni khusus nya di bidang seni tari. Di zaman ini bermunculan koreografer koreografer, khususnya di jawa barat. Koreografer R. Sambas Wirakusuma menyebarkan tari keurseusnya, dan beliau menyusun tari-tari wayang, yang pola dasarnya berasal dari tari kaurseus. Untuk selanjutnya tari keurseus wirahma sari berkembang di bandung pada perkumpulan  wirahma sari yang dipimpin oleh R. Dandan Kusuma. Sekitar tahun 70-an muncul tarian yang bernama kreasi baru. Di antaranya diciptakan oleh gugum gimbira yaitu tari jaipongan dengan motiv gerak yang hamper sama dengan aslanya. Tari jaipongan adalah salah satu bentuk tari kreasi baru yang berakarkan pada tari rakyat (khususnya ketuk tilu), topeng dan pencak silat.                                                                  
2.             Pengertian Tari
Tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain (penonton atau penikmat) tari mampu menciptakan untaian gerak dan dapat membuat penikmatnya ppeka terhadap sesuatu yang ada dan sekitarnya.
Pengertian tari menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a.    Menurut Aristoteles, tari adalah suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan karakter manusia saat mereka bertindak.
b.    Menurut C. Sachs, tari adalah pelafalan jiwa manusia melalui gerak berirama yang memiliki nilai estetika.
c.    Menurut Cooric Hartong, tari adalah gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis dan dilakukan dalam suatu ruang.
d.   Menurut Bagong Sudito, tari adalah suatu seni yang berupa gerak ritmis yang menjadi alat ekspresi manusia.
e.    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tari adalah gerakan badan (tangan, kaki, kepala dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian seperti musik, gamelan dan sebagainya.
Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan  gerakan gerakan tubuh manusia. Namun tidak semua gerak dapat dikatakan gerak tari. Gerak berfungsi sebagai materi pokok tari hanyalah gerakan  gerakan dari tubuh manusia yang telah diolah dari keadaan wanta (mentah menjadi suatu bnetuk gerak gerak tari yang telah mengalami stilisasi dan distoksi lahirlah dalam tari yang di sebut gerak murni dan gerak maknawi.
Murni adalah gerak tari yang hasil pengolahan wantah yang dalam pengungkapanya tifak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tersebut yang terpenting adalah faktor nilai dari keindahan gerak tarian nya.
Gerak maknawi dalah gerak wantah yang sudah dimolah menjadi suatu  gerak ntari dari suatu pengungkapanya mengandung sautu pengertian atau maksud tertentu di samping tetap menjaga nilai nilai keindahannya. Sebagai contoh tari batik, merak, dan tari nalayan.
Sebagai contoh :
a.    Tari batik tari ini menggambarkan  orang yang sedang membantik di samping geraknya yang mempunyai arti tetapi geraknya sangat menawan dan indah
b.    Tari merak tari ini mengambarkan seekor burung merak yang mempunyai bulu indah dan menawan
c.    Tari nelayan tari yang menggambarkan seorang nelayan yang menagkap ikan di laut.
3.             Fungsi Tari
Menurut Soedarsono (dalam syafi, dkk. 2002:6.6) mengatakan bahwa: fungsi seni pertunjukkan (seni tari dalam kehidupan manusia secara garis besar di kelompokkan menjadi 3 yaitu (1 sebagai sarana upacara ritual; 2 sebagai hiburan pribadi; 3 sebagai komponen.)
a.             Tari sebagai Upacara Ritual
Upacara merupakan suatu tindakan atau srrangkai tindakan yang di lakukan menurut adata keiasaan ataun keagamaan yang menandai kesakralan atau kehikamatan suatau peristiwa. Dilingkungan masyarakat yang masih kental adat istiadatnya seni pertunjukkan memiliki fungsi ritual. Upacara menjadi bagain penting karena berfungsi sebagai media pembinaan kehidupan sosial untuk membentuk norma norma dan nialai nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Beberapa contoh tari yang berfungsi sebagai upacara ritual dalam masyarakat sebagai berikut.
1)    Tari bedaya ketawang di jawa tengah di gunakan sebagai upacara penobatan raja dan hari ulang tahun raja
2)    Tari seblang di banyu wangi jawa timur di gunakan sebagai upacara ritual kesuburan
3)    Tari mapeliang dari Sulawesi sebagai tari upacara kematian
4)    Tari seru kaju nogawi di daerah timor timur di laksnakan pada acara pembuatan rumah
b.             Tari sebagai Hiburan
Seni tari sebagai sarana hiburan di gunakan dalam rangka memeriah suasana pesta pernikahan. Khitanan, sukuran peringatan hari-hari besar nasional dan persemian persemian gedung. Di bawah ini contoh tari hiburan
1)   Tari manjau dari tanjung karang-teluk bentung, sebagai tari pergsulan yang menggambarkan percintaan.
2)   Tari martomdur dari simalungan Sumatra uatara, tari berpasangan sebagai tari hiburan muda mudi
3)   Tari ketuk tilu, bangrang, tayup dari jawa barat sebagai tari pergaulan
4)   Tari calonara dari bali
5)   Tari gandrung banyuwangi dari jawa timur
c.              Tari sebagai Tontonan
Tari tontonan atau disebut juga tari pertunjukkan pelaksanaan disajikan khusus untuk dinikmati. Tari yang berfungsi sebagai tontonan dapat diamati pada pertunjukan tari untuk kemasan pariwisata, untuk penyambutan tamu-tamu penting atau tamu pejabat, dan untuk festival seni. Pertunjukan tari ynag dipergunakan pada acara-acara tersebut penggarapannya sudah dikemas dan dipersiapkan menjadi sebuah tari bentuk yang telah melewati suatu proses penataan, baik gerak tarinya maupun musik iringannya sesuai dengan kaidah-kaidah artistik. Sehubungan dengan hal tersebut, prinsip-prinsip artistik dari seni pertunjukkan seperti irama, keseimbangan, pengulangan, variasi, kontras, transisi, urutan, klimaks, proporsi, harmoni, dan kesatuan, ditata sedemikian rupa sehingga layak menjadi sebuah garapan yanng dipertontonkan.

B.               UNSUR-UNSUR DAN JENIS TARI
1.         Unsur-unsur Dasar Tari
a.              Gerak
Gerak merupakan medium utama dalam tari, walaupun secara visual, karya tari selalu ditangkap lewat visualnya, seperti: gerak, rias, busana, property, dan sebagainya. Gerak sebagai medium utama menganadung kesan-kesan yang dimaksud, kesan akan bentuk yang pertama ditangkap oleh penglihatan adalah gerak itu sendiri. Penggunaan dan kesadaran unsur-unsur gerak untuk pembentukan karya tari diharapkan mampu mengantarkan proses penggarapan sebuah karya tari yang diminati.
Menurut Syafii, dkk (2002:6.17), berdasarkan kepada keperluan atau fungsinya, gerak dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: (1) gerak bekerja, (2) gerak bermain, dan (3) gerak tari.
1)   Gerak bekerja merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia. Aspek hayatan maupun aspek ungkapan kehidupan jiwa tidak pernah dipikirkan. Jadi merupakan gerakan manusia yang dilakukan untuk mencapai keseimbangan hidup dengan berdasarkan pada nilai kesejahteraan material.
2)   Gerak bermain merupakan suatu kegiatan bergerak yang bersifat jasmaniah yang melibatkan sejumlah pelaku. Mereka yang terlibat dalam peristiwa bermain berusaha menghindarkan kesan emosional dan lebih menekankan pada kesadaran kebersamaan yang saling memberikan.
3)   Gerak tari lebih bersifat keluar, terjadi komunikasi antara pribadi yang terlibat. Di dalam kesenian seorang seniman menciptakan karyanya karena ia menghayati kebenaran-kebenaran yang tidak dapat diwujudkan dalam keseharian.

Selain dibedakan atas keperluan dan fungsinya gerak juga dapat dibedakan atas dasar penyampaian wujud dan maksud yang diketengahkan, diantaranya:
Pertama, adalah gerak yang diutarakan melalui simbol-simbol maknawi, dalam dunia tari gerak ynag dibaawakan secara imitatif dan interpretatif melalui simbol-simbol maknawi disebut gesture.
Kedua, adalah gerak murni yang lebih mementingkan segi artistik dan tidak menyampaikan pesan maknawi.
Ketiga, merupakan gerak penguat ekspresi yang dinamakan baton signal. Gerak ini merupakan penambah atau penguat dalam mengungkapkan suatu maksud yang disampaikan lewat dialog.
Keempat, adalah perpindahan tempat.
Menyimak paparan di atas, yang perlu diperhatikan dalam gerak bukan hanya fungsi dan keperluannya atau penyampaian wujud dan maksudnya yang diketengahkan, yang tidak kalah pentingnya juga adalah tiga unsur dalam gerak yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
Volume: merupakan suatu kesan ruang yang timbul oleh kedudukan anggota tubauh. Garis: terjadi karena posisi anggota tubuh membentuk kesan-kesan garis dalam satu
Bentuk: adalah keseluruhan pose gerak pada saat berhenti.
Dalam uraian mengenai gerak tari dapat disimpulkan bahwa gerak di dalam tari adalah gerak wantah yang telah diubah menjadi sebi tari ynag indah ynag gerakannya telah mengalami stilisasi ataupun distorsi dengan memperhatikan tenaga, ruang, dan waktu.
b.             Tenaga
Dalam kehidupan kita sehari-hari pasti menggunakan tenaga, setiap kita melakukan gerak, pasti akan memerlukan tenaga. Baik itu berjalan, makan, ke sekolah, mandi, dan lain-lain. Demikian juga dalam seni tari tenaga sangat diperlukan. Karena tanpa tenaga tidak mungkin dapat dihasilkan gerak yang baik. Yang dimaksud tenaga dalam tari adalah kekuaatan yang akan mewakili, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Perubahan-perubahan yang terjadi oleh penggunaan tenaga yang berbeda dalam gerak tari, akan membangkitkan atau mempengaruhi penghayatan terhadap tarian,. Penggunaan tenaga dalam tari meliputi beberapa aspek, yaitu:
1.    Intesitas, berkaitan dengan banyak sedikitnya penggunaan tenaga sehingga menghasilkan tingkatan ketegangan.
2.    Aksen/tekanan, terjadi apabila perubahan tenaga dilakukan tiba-tiba dan kontras.
3.    Kualitas, adalah efek gerak yang diakibatkan oleh cara penggunaan atau penyaluran tenaga, mesalnya: gerak mengayun, gerak perkusi, gerak lamban, gerak bergetar, dan gerak menahan.
c.              Ruang
Ruang adalah salah satu unsu pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak, karena setiap gerak yang dibuat memiliki disain ruangan dan berhubungan dengan benda-benda lain dalam dimensi ruang dan waktu, jadi tidak mungkin gerak lahir tanpa adanya ruang.maka dari itu, penari dapat bergerak, menari, atau membuat gerakan-gerakan tari karena adanya ruang.
Ruang di dalam tari dapat dibedakan dari ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang penari melakukan gerak.
1.    Ruang yang diciptakan oleh penari adalah ruang yang langsung berhubungan dengan penari, yang batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kaki penari dalam keadaan tidak berpindah tempat.
2.    Ruang atau tempat penari melakukan gerak adalah wujud ruang secara nyata, merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak.

Tidak boleh dilupakan juga bahwa dalam ruang, baik itu ruang yang diciptakan oleh penari maupun ruang tempat menari, meliputi: garis, volume, arah, level, dan fokus.
d.             Waktu
Yang dimaksud dengan waktu, adalah elemen yang membentuk gerak tari. Selain unsur tenaga, unsur waktu ini tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, karena merupkan suatu struktur yang saling berhubungan, hanya perannya saja yang berbeda. Elemen waktu berkaitan denganritme tubuh dan ritme lingkungan. Unsur waktu sangat berkaitan dengan unsur irama yang memberi nafas sehingga unsur tampak hidup. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat maupun lambat akan memberikan daya hidup pada sebuah tarian.
            Faktor-faktor yang sangat penting dalam unsur waktu, adalah :
1.    Tempo, berarti kecepatan gerak tubuh kita, yang dapat dilihat dari perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan
2.     Ritme, dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah kepada ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari (Syafi’i 2002:6.20)
Gerakan-gerakan yang dilakukan penari di atas pentas dapat memberikan kesan berbeda kepada penonton, misalnya :
1.    Anda menonton sebuah pertunjukan tari yang selalu dalam tempo dan gerakan-gerakan cepat , apa yang anda rasakan ? mungkin saja anda atau penonton lain mempunyai kesan bahwa tarian itu aktif, dinamis  dan tidak membosankan. Tetapi , bisa pula sebaliknya anda atau pula penonton yang lainnya merasa lelah atau capek karena gerakan tersebut selalu dilakukan dalam tempo yang cepat
2.    Anda menonton sebuah pertuunjukan tari  yang selalu dalam tempo dan gerakan-gerakan yang lambat apa yang anda rasakan ? mungkin anda akan merasa tenang, damai serasa mengalun . Tetapi tidak menutup kemungkinan penonton lain merasa jenuh karena dengan tempo dan gerakan yang lambat terus menerus serasa membosankan.
3.     Anda menonton sebuah pertunjukan tari dengan gerakan dan tempo yang berbeda. Suatu saat gerakannya sangat cepat dan mengalun , saat berikutnya cepat dan mengentak apa yang anda rasakan ? mungkin  anda suatu saat terbuai dengan alunan yang lembut dan disaat yang lain anda di ajak untuk terjaga dan bergairah dengan tempo yang cepat .
C.               Jenis-Jenis Tari
1.             Jenis Tari Berdasarkan Pola Gerakan
Jenis tari berdasarkan atas pola garapannya dapat dibagi menjadi :
a.    Tari Tradisional, merupakan tari yang ada sejak zaman nenek moyang dan diwariskan secara turun temurun. Tari tradisi dibagi menjadi tari tradisi kerakyatan dan klasik.
1)   Tari Tradisional Kerakyatan, tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat umum atau rakyat biasa. Tari tradisional kerakyatan biasanya digunakan sebagai tari hiburan, pergaulan, juga sebagai wujud rasa syukur. Memiliki ciri-ciri bentuk gerak, irama, ekspresi, dan rias busana yang sederhana serta sering disajikan secara berpasang-pasangan atau kelompok. Contohnya; tari Jaran Kepang, Kuda Lumping (Jawa), tari Jaipong (Jawa Barat), tari Banyumasan, tari Payung, Lilin (Sumatera Barat), tari Saman (Aceh), dan lain-lain.
2)   Tari Tradisional Klasik, dikembangkan oleh kaum bangsawan di istana. Bentuk gerak tarinya baku dan tidak bisa diubah. Pengembangan tari tradisional klasik lebih sulit karena hanya bisa dilakukan dalam kelompok bangsawan tersebut. Fungsi tari klasik biasanya digunakan sebagai sarana upacara kerajaan dan adat. Bentuk gerak, penghayatan, irama, rias, dan busananya terkesan lebih mewah dan estetis. Contohnya; tari Topeng Klana (Jawa Barat), tari Beskalan, tari Ngremo (Jawa timur), tari Bedhaya, tari Serimpi, tari Sawung (Jawa Tengah), tari Pakarena (Sulawesi Selatan), tari Rejang (Bali).
b. Tari Kreasi, adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak tari kreasi berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, rias, busanan dan irama iringannya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk gerak tari baru misalnya operet (mempertegas lagu dan cerita), pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi terkonsep). Contohnya; tari Tenun, tari Wiranata, tari Panji Semirang (Bali), tari Kijang, tari Angsa, tari Kupu-Kupu, tari Merak (Jawa), tari Lebonna, tari Bosara (Sulawesi Selatan), dan lain-lain.
2.             Jenis Tari Berdasarkan Koreografi
Jenis tari berdasarkan koreografi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.    Tari tunggal, merupakan bentuk tari yang ditarikan secara individu/ sendiri, baik perempuan atau laki-laki. Penari memiliki tanggung jawab pribadi untuk menghapal gerak dan formasi dari awal sampai akhir pementasan. Tari tunggal biasanya memiliki alur cerita atau penokohan yang mengambil tema  seperti kepahlawanan atau percintaan. Contohnya; tari Panji Semirang (Bali), tari Topeng (Jawa Barat), tari Golek (Jawa Tengah).
b. Tari Berpasangan, bisa dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan, sesama laki-laki, atau sesama perempuan. Penari harus memperhatikan keselarasan geraknya dengan gerak pasangannya. Mereka harus saling mengisi dan melengkapi, juga melakukan respons dan kerja sama. Contohnya; tari Gale-Gale (Papua), tari Payung (Melayu), tari Cokek (Jakarta), tari Piso Surit (Batak), dan lain-lain.
c. Tari kelompok, adalah bentuk tarian yang ditarikan oleh tiga orang atau lebih. Tari jenis ini memerlukan kerjasama yang lebih baik lagi. Keselarasan gerak dan permainan komposisi sangat menentukan. Untuk pergelaran sendra tari atau drama tari penari harus dapat diajak kerja kelompok berdasarkan alur cerita atau keterkaitan para pemeran tokohnya. Contohnya; tari Bedhaya Ketawang (6 orang, Surakarta, Jawa Tengah), tari Bedhaya Semang (6 orang, Yogyakarta), tari Lawung (4 orang, Jawa Tengah), tari Kecak, tari Janger (Bali).
3.             Jenis Tari Berdasarkan Tema
Jenis tari berdasarkan temanya dibedakan menjadi dua  yaitu :
a.      Tari dramatik , adalah  tari yang dalam pengungkapannya menggunakan cerita ,tari dramatik bisa dilakukan oleh seorang penari atau lebih dan atau banyak orang. Tari dramatik di Indonesia pada umunya berbentuk drama tari yang berdialog maupun yang berdialog. Drama tari yang berdialog ada 2 macam yakni  drama tari yang berdialog puisi atau tembang dan drama tari yang berdialog prosa  liris.]\
b.      Tari nondramatik,  adalah tari yang tidak  yang tidak menggunakan cerita ataupun yang mengandung unsur drama .


















BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Seni Tari merupakan gerak-gerak ritmis dari anggota tubuh sebagai ekspresi dan pengungkapan perasaan dari si penari yang diikuti alunan music yang fungsinya memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Fungsi Seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi Pendidikan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik, Fungsi Guna (seni terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi). Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga kelompok, yaitu: Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Kelompok/Massal.
B.            Saran
1.             Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini.
2.             Semoga seluruh masyarakat terutama mahasiswa dan kaum muda dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi selanjutnya.











DAFTAR PUSTAKA
Sekarningsih, Frahma dkk.2006.Kajian Lanjutan Pembelajaran Tari dan Drama I. Bandung:UPIPRESS
Hidayat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang : Banjar Seni Gantar Gumelar.
Setiawati Rahmida, 2008 .Seni Tari. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional


Tidak ada komentar:

Posting Komentar