PHBS
(Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat)
Mata
Kuliah : Pengembangan
Pembelajaran Tematik Integratif
Tema Kesehatan
Dosen
Pengampu : Dra. Dalifa, M.Pd.
Oleh
kelompok 8:
1.
Eko Julianto A1G015005
2.
Veronica Alba A1G015019
3.
Irma Nur Anisah A1G015021
4.
Windi Wulandari A1G015023
5.
Khodijah Tri Qurnia A1G015031
6.
Ema Tryana Sari A1G015067
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita
berada jauh atau terbebas dari penyakit. Merupakan suatu yang mahal jika
dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah,
memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan gagah, semuanya itu
akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan
penyakit harta bisa habis digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik
berubah menjadi pucat dan tidak enak untuk dipandang, badan yang tegap dan
gagah seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh yang
menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi
seimbang. Ada sehat dan ada sakit, kita tidak akan selalu sehat dan kita juga
tidak akan selalu sakit. Semuanya itu bagaimana kita bisa menjaga diri untuk
terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu merupakan hal yang mutlak harus
dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah
dari pada mengobati seseorang apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk
mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat
adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan
hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular
(degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress dan
penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak
sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di
masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai
perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung,
atau pun flu babi yang akhir-akhir ini ma
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan PHBS ?
2.
Apa
saja bidang-bidang dalam PHBS ?
3.
Apa
saja manfaat PHBS ?
4.
Apa
saja indikator PHBS dalam setiap tatanan ?
5.
Apa
saja faktor penunjang PHBS ?
6.
Apa
Sasaran dari penerpan PHBS ?
7.
Bagaimana
Strategi yang digunakan dalam penerapan PHBS ?
8.
Apa
Faktor yang mempengaruhi prilaku PHBS ?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Menjelaskan
pengertian PHBS
2.
Menjelaskan
bidang-bidang dalam PHBS
3.
Menjelaskan
manfaat PHBS
4.
Menjelaskan
indikator PHBS dalam setiap tatanan
5.
Menjelaskan
faktor penunjang PHBS
6.
Menjelaskan
Sasaran dari penerpan PHBS
7.
Mendeskripsikan
Strategi yang digunakan dalam penerapan PHBS
8.
Menjelaskan
Faktor yang mempengaruhi prilaku PHBS
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
PHBS
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan
tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan
Kesehatan Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008).
Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan
tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakatnya.
PHBS
adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.PHBS itu
jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka
ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi
bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang
sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.Setiap rumah tangga dianjurkan
untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekkan oleh setiap
individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
harus diterapkan dalam setiap lini kehidupan manusia kapan saja dan dimana
saja. Seperti halnya PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan,
tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku tersebut
merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan seseorang untuk
berperilaku sehat.
Salah
satu manfaat diterapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah
tangga/keluarga ialah; anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit, produktivitas anggota keluarga meningkat, dan anak tumbuh sehat dan cerdas.
B.
Bidang
PHBS
Bidang
PHBS yaitu :
1.
Bidang kebersihan
perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dengan sabun,
mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.
2.
Bidang gizi, seperti makan
sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium, menimbang berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.
3.
Bidang kesling, seperti
membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, memberantas jentik, dan
lain-lain
C.
Manfaat
PHBS
Manfaat dari PHBS
diantaranya :
1.
Setiap orang harus meningkatkan
kesehatannya agar tidak mudah sakit
2.
Rumah tangga sehat dapat
meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga
3.
Dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan
usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga
4.
Salah satu indikator untuk
menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di bidang kesehatan
5.
Meningkatnya citra
pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6.
Dapat menjadi percontohan
rumah tangga sehat bagi daerah lain.
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan
pada upaya promotif dan preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan
produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan
dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang
berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas
kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Perilaku hidup sehat
meliputi perilaku proaktif untuk :
1. Memelihara
dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan hidup sehat;
2.
Menghilangkan kebudayaan
yang berisiko menimbulkan penyakit;
3.
Usaha untuk melindungi diri
dari ancaman yang menimbulkan penyakit;
4.
Berpartisipasi aktif daalam
gerakan kesehatan masyarakat.
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar
terwujudnya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan
semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa,
citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang
pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Depkes
RI, 2008).
D.
Indikator
PHBS di Tiap Tatanan
Indikator
tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di lima
tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum,
tatanan sekolah, dan tatanan institusi kesehatan.
1.
PHBS
Di Tatanan Rumah Tangga
PHBS
di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a.
Persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan
b.
Memberi bayi ASI ekslusif
c.
Menimbang bayi dan balita
setiap bulan
d.
Mencuci tangan dengan air
bersih dan memakai sabun
e.
Menggunakan air bersih
f.
Menggunakan jamban sehat
g.
Memberantas jentik di ruma
h.
Makan sayur dan buah setiap
hari
i.
Melakukan aktivitas fisik
setiap hari
j.
Tidak merokok di dalam
rumah (Depkes RI, 2007).
2.
PHBS
Di Tatanan Tempat Umum
PHBS
di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung
dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-PHBS.
Melalui
penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di
tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan
penyakit.
Indikator
tatanan tempat-tempat umum :
a. PHBS di pasar
1)
Menggunakan air bersih
2)
Menggunakan jamban
3)
Membuang sampah pada
tempatnya
4)
Tidak merokok di pasar
5)
Tidak meludah sembarangan
6)
Memberantas jentik nyamuk
b. PHBS di tempat ibadah
1)
Menggunakan air bersih
2)
Menggunakan jamban
3)
Membuang sampah pada
tempatnya
4)
Tidak merokok di tempat
ibadah
5)
Tidak meludah sembarangan
6)
Memberantas jentik nyamuk
c. PHBS di rumah makan
1)
Menggunakan air bersih
2)
Menggunakan jamban
3)
Membuang sampah pada
tempatnya
4)
Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun
5)
Tidak merokok di rumah
makan
6)
Menutup makanan dan minuman
7)
Tidak meludah sembarangan
8)
Memberantas jentik nyamuk
d. PHBS di angkutan umum
1)
Menggunakan air bersih
2)
Menggunakan jamban
3)
Membuang sampah pada
tempatnya
4)
Tidak merokok di angkutan
umum
5)
Tidak meludah sembarangan
E.
Fasilitas
Penunjang PHBS
Fasilitas penunjang PHBS di
sekolah antara lain adalah : (Depkes,2012)
a. Ketersediaan air bersih yang bebas dari jentik nyamuk
Air
bersih yang tersedia di sekolah dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk
berbagai keperluan. Siswa dan guru dapat menggunakan air bersih untuk mencuci
tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir sebelum makan dan sesudah
buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun
mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan,
penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya. Kegiatan
pemeriksaan tandon air bersih dilakukan untuk memberantas penyakit yang
disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas
jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras,
menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan,
ban bekas, tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang
didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian disosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah.
b. Fasilitas penunjang PHBS
disekolah yang lain adalah tersedianya kantin sekolah dengan jajanan yang sehat
Ketersediaan jamban yang bersih, tempat dan
program olahraga yang teratur dan terukur, dan juga adanya tempat sampah.
Dimana fasilitas tersebut dapat menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku
hidup bersih dan sehat dilingkungan sekolah.
F.
Sasaran
PHBS
Sasaran
PHBS menurut Depkes RI (2008) dikembangkan dalam lima tatanan yaitu di rumah
atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-tempat umum, institusi
pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di institusi
pendidikan adalah seluruh warga institusi pendidikan yang terbagi dalam:
1.
Sasaran
primer
Sasaran
utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau murid dan
guru yang bermasalah (individu/ kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah).
2.
Sasaran
sekunder
Sasaran
yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah misalnya,
kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait.
3.
Sasaran
tersier
Merupakan
sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam mendukung pendanaan, kebijakan,
dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan
seperti, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh
masyarakat, dan orang tua murid.
G.
Strategi
PHBS
Kebijakan
Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan
PHBS yaitu (Notoatmodjo, 2007):
1.
Gerakan
Pemberdayaan (Empowerment)
Merupakan
proses pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan agar
sasaran berubah dari aspek knowledge,
attitude, dan practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok
masyarakat.
2.
Bina
Suasana (Social Support)
Upaya
menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk
mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Terdapat tiga pendekatan dalam bina
suasana antara lain:
a. Pendekatan
individu
b. Pendekatan
kelompok
c. Pendekatan
masyarakat umum
3.
Advokasi
(Advocacy)
Upaya
yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait (stakeholders). Pihak-pihak terkait ini
dapat berupa tokoh masyarakat formal yang berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan Dan penyandang dana pemerintah. Selain itu, tokoh masyarakat
informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain sebagainya dapat
berperan sebagai penentu kebijakan tidak tertulis dibidangnya atau sebagai
penyandang dana non pemerintah. Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan
yaitu:
a. Mengetahui
adanya masalah
b. Tertarik
untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Peduli
terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan alternatif pemecahan masalah
d. Sepakat
untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah
e. Memutuskan
tindak lanjut kesepakatan
H.
Faktor
yang Mempengaruhi Perilaku
Penerapan
perilaku hidup bersih sehat (PHBS) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi.
Lawrence Green dalam Notoatmojo (2007) membedakan adanya dua determinan masalah
kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral
factors) dan faktor non perilaku (non behavioral factors). Green
menjelaskan bahwa faktor perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama:
1.
Faktor
Predisposisi
Terbentuknya
suatu perilaku baru dimulai pada cognitive
domain dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga
menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut, selanjutnya menimbulkan
respon batin dalam bentuk sikap subyek. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap
PHBS diharapkan akan membentuk perilaku (psikomotorik) subyek terhadap PHBS.
Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya prilaku
seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan juga
nilai-nilai tradisi.
2.
Faktor
Pendukung atau Pemungkin
Hubungan
antara konsep pengetahuan dan praktek kaitannya dalam suatu materi kegiatan
biasanya mempunyai angapan yaitu adanya pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal
yang akan menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut.
Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam kegiatan ini.
Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan apabila mendapatkan
dukungan sosial dan tersedianya fasilitas kegiatan ini disebut perilaku.
Berdasarkan teori WHO menyatakan bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku
ada tiga alasan diantaranya adalah sumber daya(resource) meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan dan pendapatan
keluarga.
3.
Faktor
Penguat
Faktor
yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan yang terwujud dalam
peran keluarga terutama orang tua, guru dan petugas kesehatan untuk saling bahu
membahu, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara pihak rumah dan sekolah
yang akan mendukung anak dalam memperoleh pengalaman yang hendak dirancang,
lingkungan yang bersifat anak sebagai pusat yang akan mendorong proses belajar
melalui penjelajah dan penemuan untuk terjadinya suatu perilaku. Hak-hak orang
sakit (right) dan kewajiban sebagai
orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya
disebut perilaku orang sakit.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PHBS
anak sekolah menurut Adiwiryono (2010) berasal dari :
a. Dukungan dari
orang tua
b.
Dukungan teman sekolah
c.
Dukungan guru di sekolah.
d.
Sarana prasarana menjadi
pendukung dalam mewujudkan perilaku hidup bersih sehat di sekolah seperti
tempat pembuangan air yang bersih, tempat pembuanga air besar (jamban) yang
sehat, tempat pembuangan sampah, tempat dan program olah raga yang tepat,
ketersediaan makanan bergizi di warung sekolah, UKS, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
PHBS
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya. PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakatnya.
Penerapan
PHBS bukan hanya diterapakan di lingkungan rumah saja tangga tapi PHBS juga
bisa diterapkan di lingkungan sekolah. Penerepan PHBS juga sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu strategi, fasilitas pendukung dan yang mempengeruhi
dari prilaku PHBS itu sendiri.
B.
Saran
Penerapan PHBS harus diterapkan dimanapun
berada terutama di lingkungan sekolah, karena pendidikan kebersihan akan lebih efektif
diterapkan dari sejak dini agar kelak saat dewasa anak tersebut tumbuh menjadi
anak yang pembersih dan pandai menjaga kesehatan, baik kesehatan diri maupun
kesehatan lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Internet
(http://dinkeslampung.blogspot.com/
diakses tanggal 06 Februari 2018 pukul 14.13 WIB)
Internet
(http://dinkeslampung.blogspot.com/2009/05/pengembangan-phbs-di-5-tatanan.html/ diakses tanggal 06 Februari 2018 pukul 14.24 WIB).
Internet
(http://dinkeslampung.blogspot.com/2009/05/pengembangan-phbs-di-5-tatanan.html/ diakses tanggal 06 Februari 2018 pukul 14.36 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar