Selasa, 04 Desember 2018

Makalah PHBS


PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Mata Kuliah                : Pengembangan Pembelajaran Tematik Integratif  Tema   Kesehatan
Dosen Pengampu        : Dra. Dalifa, M.Pd.
Description: logo unib (2).jpg
 











Oleh kelompok 8:
1.         Eko Julianto                                   A1G015005
2.         Veronica Alba                                A1G015019
3.         Irma Nur Anisah                           A1G015021
4.         Windi Wulandari                            A1G015023
5.         Khodijah Tri Qurnia                      A1G015031
6.         Ema Tryana Sari                           A1G015067



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit. Merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan gagah, semuanya itu akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta bisa habis digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan tidak enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada sakit, kita tidak akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu bagaimana kita bisa menjaga diri untuk terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu merupakan hal yang mutlak harus dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin banyaknya penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini ma
B.            Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan PHBS ?
2.    Apa saja bidang-bidang dalam PHBS ?
3.    Apa saja manfaat PHBS ?
4.    Apa saja indikator PHBS dalam setiap tatanan ?
5.    Apa saja faktor penunjang PHBS ?
6.    Apa Sasaran dari penerpan PHBS ?
7.    Bagaimana Strategi yang digunakan dalam penerapan PHBS ?
8.    Apa Faktor yang mempengaruhi prilaku PHBS ?
C.           Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Menjelaskan pengertian PHBS
2.    Menjelaskan bidang-bidang dalam PHBS
3.    Menjelaskan manfaat PHBS
4.    Menjelaskan indikator PHBS dalam setiap tatanan
5.    Menjelaskan faktor penunjang PHBS
6.    Menjelaskan Sasaran dari penerpan PHBS
7.    Mendeskripsikan Strategi yang digunakan dalam penerapan PHBS
8.    Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi prilaku PHBS


















BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian PHBS
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2008).
Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap lini kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. Seperti halnya PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku tersebut merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan seseorang untuk berperilaku sehat.
Salah satu manfaat diterapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga/keluarga ialah; anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, produktivitas anggota keluarga meningkat, dan anak tumbuh sehat dan cerdas.
B.            Bidang PHBS
Bidang PHBS yaitu :
1.    Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dengan sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.
2.    Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium, menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.
3.    Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, memberantas jentik, dan lain-lain
C.           Manfaat PHBS
Manfaat dari PHBS diantaranya :
1.    Setiap orang harus meningkatkan kesehatannya agar tidak mudah sakit
2.    Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga
3.    Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga
4.    Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di bidang kesehatan
5.    Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6.    Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk :
1.    Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan hidup sehat;
2.    Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit;
3.    Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit;
4.    Berpartisipasi aktif daalam gerakan kesehatan masyarakat.
Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Depkes RI, 2008).
D.           Indikator PHBS di Tiap Tatanan
Indikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan sekolah, dan tatanan institusi kesehatan.
1.             PHBS Di Tatanan Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a.    Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b.    Memberi bayi ASI ekslusif
c.    Menimbang bayi dan balita setiap bulan
d.   Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun
e.    Menggunakan air bersih
f.     Menggunakan jamban sehat
g.    Memberantas jentik di ruma
h.    Makan sayur dan buah setiap hari
i.      Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j.      Tidak merokok di dalam rumah (Depkes RI, 2007).
2.             PHBS Di Tatanan Tempat Umum
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-PHBS.
Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit.
Indikator tatanan tempat-tempat umum :
a.    PHBS di pasar
1)   Menggunakan air bersih
2)   Menggunakan jamban
3)   Membuang sampah pada tempatnya
4)   Tidak merokok di pasar
5)   Tidak meludah sembarangan
6)   Memberantas jentik nyamuk
b.   PHBS di tempat ibadah
1)   Menggunakan air bersih
2)   Menggunakan jamban
3)   Membuang sampah pada tempatnya
4)   Tidak merokok di tempat ibadah
5)   Tidak meludah sembarangan
6)   Memberantas jentik nyamuk
c.    PHBS di rumah makan
1)   Menggunakan air bersih
2)   Menggunakan jamban
3)   Membuang sampah pada tempatnya
4)   Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5)   Tidak merokok di rumah makan
6)   Menutup makanan dan minuman
7)   Tidak meludah sembarangan
8)   Memberantas jentik nyamuk
d.   PHBS di angkutan umum
1)   Menggunakan air bersih
2)   Menggunakan jamban
3)   Membuang sampah pada tempatnya
4)   Tidak merokok di angkutan umum
5)   Tidak meludah sembarangan
(http://www.diskes.jabarprov.go.id/ diakses tanggal 08 April 2016 pukul 18.30 WIB).
E.            Fasilitas Penunjang PHBS
Fasilitas penunjang PHBS di sekolah antara lain adalah : (Depkes,2012)
a.    Ketersediaan air  bersih yang bebas dari jentik nyamuk
Air bersih yang tersedia di sekolah dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk berbagai keperluan. Siswa dan guru dapat menggunakan air bersih untuk mencuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lain sebagainya. Kegiatan pemeriksaan tandon air bersih dilakukan untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah. Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan gerakan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air minum, dan lain-lain) minimal seminggu sekali. Hasil yang didapat dari pemberantasan jentik nyamuk ini kemudian disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.
b.   Fasilitas penunjang PHBS disekolah yang lain adalah tersedianya kantin sekolah dengan jajanan yang sehat
Ketersediaan jamban yang bersih, tempat dan program olahraga yang teratur dan terukur, dan juga adanya tempat sampah. Dimana fasilitas tersebut dapat menunjang siswa dan siswi dalam berperilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan sekolah.
F.            Sasaran PHBS
Sasaran PHBS menurut Depkes RI (2008) dikembangkan dalam lima tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-tempat umum, institusi pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah seluruh warga institusi pendidikan yang terbagi dalam:
1.             Sasaran primer
Sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/ kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah).
2.             Sasaran sekunder
Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait.
3.             Sasaran tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua murid.
G.           Strategi PHBS
Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu (Notoatmodjo, 2007):
1.             Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek knowledge, attitude, dan practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat.
2.             Bina Suasana (Social Support)
Upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana antara lain:
a.       Pendekatan individu
b.      Pendekatan kelompok
c.       Pendekatan masyarakat umum
3.             Advokasi (Advocacy)
Upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait (stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat berupa tokoh masyarakat formal yang berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan Dan penyandang dana pemerintah. Selain itu, tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai penentu kebijakan tidak tertulis dibidangnya atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:
a.       Mengetahui adanya masalah
b.      Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah
c.       Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan alternatif pemecahan masalah
d.      Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah
e.       Memutuskan tindak lanjut kesepakatan
H.           Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Penerapan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Lawrence Green dalam Notoatmojo (2007) membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan faktor non perilaku (non behavioral factors). Green menjelaskan bahwa faktor perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama:
1.             Faktor Predisposisi
Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada cognitive domain dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subyek. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap PHBS diharapkan akan membentuk perilaku (psikomotorik) subyek terhadap PHBS. Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya prilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan juga nilai-nilai tradisi.
2.             Faktor Pendukung atau Pemungkin
Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktek kaitannya dalam suatu materi kegiatan biasanya mempunyai angapan yaitu adanya pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal yang akan menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan apabila mendapatkan dukungan sosial dan tersedianya fasilitas kegiatan ini disebut perilaku. Berdasarkan teori WHO menyatakan bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku ada tiga alasan diantaranya adalah sumber daya(resource) meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan dan pendapatan keluarga.
3.             Faktor Penguat
Faktor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan yang terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru dan petugas kesehatan untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara pihak rumah dan sekolah yang akan mendukung anak dalam memperoleh pengalaman yang hendak dirancang, lingkungan yang bersifat anak sebagai pusat yang akan mendorong proses belajar melalui penjelajah dan penemuan untuk terjadinya suatu perilaku. Hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku orang sakit.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PHBS anak sekolah menurut Adiwiryono (2010) berasal dari :
a.    Dukungan  dari  orang tua
b.    Dukungan teman sekolah
c.    Dukungan guru di sekolah.
d.   Sarana prasarana menjadi pendukung dalam mewujudkan perilaku hidup bersih sehat di sekolah seperti tempat pembuangan air yang bersih, tempat pembuanga air besar (jamban) yang sehat, tempat pembuangan sampah, tempat dan program olah raga yang tepat, ketersediaan makanan bergizi di warung sekolah, UKS, dan sebagainya.





































BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.
Penerapan PHBS bukan hanya diterapakan di lingkungan rumah saja tangga tapi PHBS juga bisa diterapkan di lingkungan sekolah. Penerepan PHBS juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu strategi, fasilitas pendukung dan yang mempengeruhi dari prilaku PHBS itu sendiri.
B.            Saran
Penerapan PHBS harus diterapkan dimanapun berada terutama di lingkungan sekolah, karena pendidikan kebersihan akan lebih efektif diterapkan dari sejak dini agar kelak saat dewasa anak tersebut tumbuh menjadi anak yang pembersih dan pandai menjaga kesehatan, baik kesehatan diri maupun kesehatan lingkungan.













DAFTAR PUSTAKA
Internet ( http://creasoft.wordpress.com/ diakses 06 Februari 2018 pukul 14.00 WIB).
Internet (http://dinkeslampung.blogspot.com/ diakses tanggal 06 Februari 2018 pukul 14.13 WIB)
Internet (http://dinkeslampung.bdl.nusa.net.id/ diakses tanggal 06 Februari 2018 pukul 14.18 WIB)
Internet (http://dinkeslampung.blogspot.com/2009/05/pengembangan-phbs-di-5-tatanan.html/  diakses tanggal 06 Februari 2018 pukul 14.24 WIB).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar