KEARIFAN LOKAL BENGKULU
KEBUDAYAAN
Dosen Pengampu :
Pebrian tarmizi, M.Pd/
Dwi Anggraini, S.Sn,
M.Pd
Kelompok 3 :
1.
Kurnia
Novtri Wulandari. S A1G015003
2.
Uci
Firiani A1G015017
3.
Irma
Nur Anisah A1G015021
4.
Indah
Rahmi Febrianti A1G015051
5.
Ema
Tryana Sari A1G015067
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kepada allah SWT yang telah memberikan anugrah kesempatan dan pemikiran kepada
kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa ridha dan kasih sayang serta
petunjuk dari-Nya karya tulis ini tidak mungkin bisa di susun dengan baik.
Tiada kata lain yang dapat kami ungkapkan melalui tulisan selain kata syukur
yang besar kepada allah SWT.
Dalam penyusunan makalah ini, kami
mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuan yang diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akan tetapi kami
juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini sesuai dengan
kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”. Untuk itu dengan senang hati kami
senantiasa menerima kritik maupun saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Akhir kata, semoga makala ini bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih
Bengkulu, Februari 2018
Kelompok
3
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
Judul
...................................................................................................... .. i
Kata
Pengantar........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................ .. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ............................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C.
Tujuan
Masalah............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kebudayaan ........................................................................... 3
B.
Unsur-unsur Kebudayaan
......................................................................... 5
C.
Wujud Kebudayaan
................................................................................ 6
D.
Kebudayaan di Indonesia
........................................................................ 7
E.
Kebudyaan Bengkulu
.............................................................................. 9
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan...................................................................................................... 16
B.
Saran............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kebudayaan
merupakan faktor penting dalam kehikdupan manusia. Sebab kebudayaan memberikan arah
kepada tindakan dan karya manusia. Kebudayaan yang telah ada akan tetap
berjalan meski kadang-kadang wujudnya dapat berubah. Kebudayaan bukan hanya
kesenian dan benda-benda budaya, akan tetapi mencakup seluruh sendi kehidupan
manusia untuk menciptakan sebuah tatanan yang diharapkan.
Indonesia merupakan salah satu
negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam baik jumlahnya
maupun keanekaragamannya. Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus
dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang
dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak.
Hal ini tentu menjadi tanggungjawab
para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena
ketahanan budaya merupakan salah satu Identitas suatu negara. Kebanggaan bangsa
indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligusmengundang tantangan bagi
seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak hilang
ataupundicuri oleh bangsa lain.
Sudah banyak kasus bahwa budaya kita
banyak yang dicuri karena ketidakpedulian paragenerasi penerus, dan ini
merupakan pelajaran berharga karena Kebudayaan Bangsa Indonesia adalah harta
yang mempunyai nilai yang cukup tinggi di mata masyarakat dunia.Dengan
melestarikan budaya lokal kita bisa menjaga budaya bangsa dari pengaruh budaya
asing, dan menjaga agar budaya kita tidak diakui oleh Negara lain.
Melihat kenyataan bahwa para
generasi muda bangsa Indonesia saat ini lebih memilih kebudayaan asing yang
mereka anggap lebih menarik ataupun lebih unik dan praktis, kebudayaan lokal
banyak yang luntur akibat tidak ada generasi penerus yang akan mewarisinya.
Perlunya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya yang mana kebudayaan
Indonesia adalah budaya-budaya lokal adalah kewajiban setiap lapisan
masyarakat, dimana peran setiap mereka yang terus berusaha untuk mewarisi
kekuatan budaya lokal akan menjadi kekuatan budaya itu untuk tetap ada.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan pengertian kebudayaan?
2.
Apa unsur-unsur kebudayaan?
3.
Bagaimana wujud dari kebudayaan?
4.
Bagaimana kebudayaan di Indonesia?
5.
Bagaimana kebudayaan di Bengkulu?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Menjelaskan pengertian kebudayaan.
2.
Menjelaskan unsur-unsur kebudayaan.
3.
Mendeskripsikan wujud dari
kebudayaan.
4.
Mendeskripsikan kebudayaan di
Indonesia.
5. Mendeskripsikan
kebudayaan di Bengkulu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Kebudayaan=cultuur
(bahasa belanda)=culture (bahasa inggris)=tsaqafah (bahasa arab), berasal dari
perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan
mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin
ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama
(Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan
kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil
fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu
pada pengertian sebagai berikut :
1. Kebudayaan
dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
2. Kebudayaan
dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut
kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan
ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian luas, meliputi pemahaman
perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh
dari anggota masyarakat (Taylor, 1897:19).
Kebudayaan
terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan
reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun
pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di
dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas
tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.
Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat
diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut
pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984:21).
1. Ki
Hajar Dewantara
Kebudayaan
menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai.
2. Koentjaraningrat
Mengatakan bahwa kebudayaan berarti
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar
serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
Dari berbagai
definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusisa sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
B.
Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat
(1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi
pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1.
Kesenian
2.
Sistem teknologi dan
peralatan
3.
Sistem organisasi
masyarakat
4.
Bahasa
5.
Sistem mata pencaharian
hidup dan sistem ekonomi
6.
Sistem pengetahuan
7.
Sistem religi
Pada jaman
modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor
dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara
kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up
to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar
negeri.
Sebenarnya bukan
hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan
asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan
asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya
universal yaitu :
1. Kesenian
Setelah
memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2. Sistem
teknologi dan peralatan
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
3. Sistem
organisasi masyarakat
Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
Sesuatu
yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5.
Sistem mata pencaharian
hidup dan sistem ekonomi
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain.
6. Sistem
pengetahuan
Sistem
yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
7. Sistem
religi
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa
ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
C.
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.
1. Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan
3. Artefak
(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan
fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat,
dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan
yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai
contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas)
dan karya (artefak) manusia.
D.
Kebudayaan
di Indonesia
Menurut TAP MPR No.11 tahun 1998 kebudayaan
Nasional adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan
merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkar dan
martabat bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap kehidupan bangsa. Dengan demikian
pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.
Kebudayaan Indonesia tersebar di banyak daerah.
Tersebar di 33 Provinsi yang ada di Indonesia dengan berbagai ciri khas dan
karakteristik. Bentuknya pun dapat bermacam-macam. Karena sejatinya kebudayaan
adalah nilai-nilai kedaerahan yang dikemas dalam berbagai bentuk. Macam macam
kebudayaan tersbeut diantaranya :
1.
Rumah Adat
Rasanya kita pasti sering mendengar tentang rumah adat. Tapi tahukah
kamu apa pengertian dari rumah adat itu sendiri? Rumah adat adalah salah satu
bentuk kebudayaan Indonesia yang lahir dari seni bangunan atau arsitektur dan
biasanya memiliki cirikhas khusus tergantung pada daerah asalnya. Bentuk
kebudayaan satu ini digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa
tertantu. Dan tahukah kamu bahwa rumah adat yang ada di setiap daerah merupakan
representasi daripada kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas suku
ataupun masyarakat. Pada artikel sebelumnya kita juga telah membahasa mengenai
rumah adat yang termasuk ke dalam contoh
seni bangunan Indonesia.
2. Pakaian Adat
Jangan salah, Pakaian adat atau pakaian tradisional juga merupakan
salah satu dari banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain karena ciri
khas dari setiap daerah, pakaian adat juga dapat merepresentasikan karakter
ataupun prinsip dari suku atau masyarakat daerah tertentu. Indonesia memiliki
banyak sekali pakaian adat yang ada di setiap daerahnya, bahkan ada beberapa
daerah yang memiliki lebih dari satu jenis pakaian adat. Selain itu pakaian
adat Indonesia juga kerap menuai pujian dari negara-negara lain. Jika negara
lain saja terpukau dengan kebudayaan Indonesia, kenapa kita harus malu
mengenakan pakaian adat kita sendiri? Dan jika kalian telaah dan perhatikan,
pakaian adat adalah salah satu hasil karya cabang seni rupa
terapan.
3.
Upacara Adat
Salah satu cara untuk mengenang dan
mengenal sejarah suatu suku atau masyarakat adalah melalui upacara. Arti dari
kata upcara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan
tertentu berdasarkan adat istiadat, agama dan kepercayaan. Istilah upacara adat
sendiri memiliki arti yakni salah satu cara menelusuri jejak sejarah masyarakat
Indonesia pada masa praaksara. Upacara adat yang dimaksud disini diantaranya upacara
penguburan, upacara perkawinan, upacara labuhan, upacara camas pusaka dan masih
banyak lagi.
Musik nusantara merupakan cabang seni
khususnya seni musik yang lahir dan berkembang di seluruh wilayah kepualaun
Indonesia dan juga merupakan kebiasaan turun menurun yang masih dijalankan
dalam masyarakat. Seperti halnya kebudayaan lainnya, seni musik juga tersebar
di seluruh daerah dan memiliki cirikhas masing-masing. Cabang seni musik
nusantara ini juga dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis seperti : Musik
daerah (karawitan, keroncong, dll), musik perjuangan (Lagu-lagu nasional
seperti halo-halo bandung, dll), musik anak-anak (Pok Ame-ame, Kasih Ibu,
Balonku ada lima,dll), musik populer ( Dangdut, dll).
5. Seni Tari Tradisional
Tidak kalah dengan kebudayaan lainnya, seni tari juga memiliki berbagai
macam jenis yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Secara umum pengertian
seni tari adalah suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan karakter
manusia saat mereka bertindak. Jenis-jenis
seni tari sangatlah banyak, salah satunya adalah seni tari
tradisional. Seni tari tradisional adalah seni tari yang lahir dan
berkembang di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Ia lahir sebagai buah
pemikiran dan pengaplikasian nilai-nilai kepercayaan masyarakat setempat.
6. Seni Rupa Tradisional
Mungkin diantara kalian sudah banyak yang faham dan hatam tentang seni
rupa. Ya, banyak sekali hasil karya sein rupa yang lahir dan berkembang di
Indonesia, baik terapan ataupun karya seni rupa murni. Diantaranya ada seni
bangunan, batik, cobek, dll.
7. Senjata Tradisional
Produk budaya yang satu ini erat hubungannya dengan suatu masyarakat
tertentu. Selain lahir sebagai bentuk melindungi dari serangan musuh, senjata
tradisional juga lahir untuk menopang kegiatan berladang dan berburu yang menjadi
mata pencaharian masyarakat jaman dulu. Dewasa ini, senjata tradisional menjadi
identitas suatu bangsa yang mengambil peran dan turut serta memperkaya
kebudayaan indonesia.
8. Suku Bangsa
Kita semua pasti tidak asing dengan kata
satu ini. Ya, Suku. Kata yang selalu dikaitkan dan menjadi dasar atau komponen
yang tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, khususnya kebudayaan Indonesia.
Secara istilah, suku adalah sebuah realitas /kenyataan dari kelompok masyarakat
tertentu di daerah yang ditandai oleh adanya kebiasaan-kebiasaan dan praktek
hidup yang ada pada kelompok masyarakat itu sendiri. Kebudayaan Indonesia
benar-benar tidak dapat dipisahkan dari suku itu sendiri. contohnya seperti
kebudayaan suku jawa, kebudayaan
suku dayak, kebudayaan
suku batak, kebudayaan
suku minangkabau, kebudayaan
suku bugis, kebudayaan
suku banjar, Kebudayaan
suku Amungme, Kebudayaan
Suku Alor, Kebudayaan
Suku Akit, dll
E.
Kebudayaan Bengkulu
Bengkulu
adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia dan kota. Bengkulu ini menjadi
ibu kota dari provinsi Bengkulu itu sendiri yang terletak di kawasan pesisir barat
Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia dan berada
pada koordinat 300 45‘ – 300 59‘ Lintang Selatan dan 102014‘ – 1020 22‘
Bujur Timur dengan luas wilayah 151,7 km2 ditambah 1 pulau dengan luas 2 Ha dan
lautan seluas 387,6 Km2. Bengkulu berasal dari bahasa Melayu-Jawi kata
bang yang berarti ―pesisir dan kulon yang berarti ―barat, kemudian
terjadi pegeseran pengucapan bang berubah menjadi beng dan kulon
menjadi kulu.
Berikut adalah
ciri khas budaya Bengkulu, seperti pakaian adat, rumah adat, tarian
tradisional, dan lain – lain :
1.
Pakaian Adat Provinsi Bengkulu
Pakaian
Adat Pria Bengkulu terdiri dari Jas, Sarung, Celana Panjang, Alas kaki yang
dilengkapi dengan penutup kepala dan sebuah keris. Jas tersebut terbuar dari
kain bermutu seperti wol dan sejenis nya, dan biasanya berwarna gelap seperti
hitam atau biru tua, begitu juga celana nya terbbuat dari bahan dan warna yang
sama.
2.
Tarian Tradisional dan Seni Musik Daerah Bengkulu
Setiap
daerah di Indonesia pasti memiliki tarian tradisional atau musik tradisional
nya sendiri sesuai dengan adat istiadat yang ada di daerah tersebut, di
provinsi Bengkulu juga memiliki seni tari tradisional dan seni musik
tradisional yang khas, seperti berikut ini :
Tarian Tradisional Provinsi Bengkulu :
Tarian Tradisional Provinsi Bengkulu :
1.
Tari Tombak Kerbau
- Tari
Putri Gading Cempaka
- Tari
Pukek
- Tari
Andun
- Tari
Kejei
- Tari
Penyambutan
- Tari
Bidadari Teminang Anak
- Tari
Topeng
Seni dan Kerajinan Tradisional Provisni Bengkulu :
1.
Geritan yaitu cerita
sambil berlagu
- Serambeak
yang berupa Petatah-Petitih
- Andi-andi
yaitu Seni sastra yang berupa nasihat
- Sambei
yaitu seni vokal khas suku Rejang,biasanya untuk pesta perkawinan
Kerajinan
tradisional yang ada di Bengkulu adalah kerajinan Batik. Batik yang ada di
Bengkulu ini sama seperti batik-batik yang ada di Jawa dan sekitarnya yang mana
menghasilkan beragam batik dan menjadi ciri khas dari Indonesia. Tetapi tetap
berbeda dengan batik jawa, batik jawa identik dengan warna coklat, kuning,
merah, hijau, dan biru. sedangkan batik besurek memiliki warna yang lebih cerah
dan beragam. Batik yang di maksud adalah Batik Besurek.
Batik
Besurek adalah kain batik asli Bengkulu yang merupakan element Budaya Bengkulu,
motif utama batik Besurek adalah huruf kaligraf atau kain batik yang dihiasi
dengan huruf-huruf Arab Gundhul. Di beberapa kain, terutama untuk upacara adat,
kain ini memang bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca. Tetapi, sebagian besar
hanya berupa hiasan mirip huruf Arab atau yang di sebut tadi dengan Arab
Gundhul.
3.
Rumah Adat Masyarakat Provinsi Bengkulu
Rumah
adat bengkulu Dalam bahasa melayu Bengkulu, rumah tempat tinggal dinamakan juga
“Rumah”. Rumah tradisional Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah
panggung ini dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir. Disamping itu
kolong rumah panggung juga dapat dipergunakan untuk menyimpan gerobak, hasil
panen, alat-alat pertanian, kayu api, dan juga berfungsi sebagai kandang hewan
ternak.
4.
Suku Bangsa
Suku-suku
bangsa yang mendiami Provinsi Bengkulu dapat dikelompokkan menjadi suku asli
dan pendatang, meskipun sekarang kedua kelompok ini mulai bercampur
baur.Bahasa yang dominan dipakai adalah bahasa RejangIndonesia)dan bahasa
Serawai.Di Pulau Enggano dipakai bahasa Enggano.Suku-suku pribumi mencakup
suku-suku berikut:
- Mukomuko, mendiami
wilayah Kabupaten Mukomuko;
- Pekal, mendiami
wilayah Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara;
- Rejang,mediami
wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Kepahiang, Rejang Lebong dan
Lebong;
- Lembak, mendiami
wilayah Kota Bengkulu dan Kabupaten Rejang Lebong;
- Serawai, mendiami
wilayah Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan;
- Pasemah, mendiami
wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur;
- Kaur, mendiami wilayah
Kabupaten Kaur;
- suku-suku pribumi Enggano
(ada enam puak), mendiami Pulau Enggano. Suku bangsa pendatang meliputi
Melayu , Jawa (dari Banten),Bugis, Madura, minangkabau, Batak, Sunda,dan
lain-lain.
Penduduk asli pendukung kebudayaan tertua di Bengkulu terdiri dari 4 suku
bangsa besar, yakni:
1.
Suku Melayu, sebagian besar bermukim di di
Kotamadya Bengkulu.
- Suku Rejang,
tersebar di Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan sebagian Bengkulu Utara.
- Suku Serawai,
yang mendiami Kabupaten Bengkulu Selatan
- Suku Engano,
yang bermukim di Pulau Enggano. Orang Melayu merupakan kelompok etnik yang
terbesar jumlahnya diantara penduduk yang bermukim di wilayah propinsi
Bengkulu. Alkisah, orang Melayu Bengkulu ini merupakan percampuran antara
suku bangsa asli Bengkulu dengan orang-orang Melayu pendatang dari
Jambi, Riau, Palembang, Minangkabau, dan daerah-daerah lainnya di sebelah
selatan.
5.
Bahasa
Rumpunan
bahasa yang terdapat dan digunakan di Provinsi Bengkulu antara lain sebagai
berikut:
- Bahasa Ra-Hyang atau Re-Hyang
(Rejang).
- Bahasa Enggano
(Pulau Perempuan).
- Bahasa Lampung.
- Bahasa Malayu Ippoh (Muko-muko,
Lubuk Pinang, Bantal, Lima Koto, Ketahun, Pasar Bengkulu, dsb).
- Bahasa Malayu Lembak
(Tanjung Agung, Dusun Besar, Pada Dewa, dsb).
- Bahasa Malayu Kotamadya Bengkulu.
- Bahasa Malayu Serawai dan Pasemah
(Pha-semah) yang penyebarannya meliputi Manna, Tais, Kepalak
Bengkerung, Tanjung Sakti, Padang Guci, Kedurang, Kaur, dsb.
- Bahasa Malayu Bintuhan.
Tiga komunitas bahasa, yaitu Rejang, Enggano dan Lampung tidaklah termasuk
dalam kelompok rumpunan Bahasa Malayu yang dikemukakan sebelumnya. Tiga
etnik ini memiliki kelompok rumpunan bahasa tersendiri, dan etnik inilah
yang merupakan penduduk asli negeri Bengkulu
6.
Alat Musik Tradisional
Di
provinsi Bengkulu terdapat alat musik yang cukup terkenal, yaitu Dol. Alat
musik ini berbentuk mirip gendang yang dimainkan dengan cara ditabuh.
Masyarakat Bengkulu dari anak-anak sampai dewasa sangat akrab dengan alat musik
Dol. Alat musik lain yang dapat ditemukan di provinsi Bengkulu yaitu gong,
kerilu, serdap, gendang, kolintang, serunai, biola, rebana, dan rebak. Selain
itu terdapat pula alat musik tradisional seperti serdaun, yang merupakan alat
musik tabuh tradisional yang dapat dijumpai dalam tradisi masyarakat Rejang
Lebong.
7.
Lagu Daerah Bengkulu
Jenis
lagu daerah bengkulu sangat beranekaragam. Ada yang dilantunkan dalam upacara
adat, pengiring kesenian atau pada waktu bermain. Ada lagu yang bercorak bahasa
Rejang, Melayu Bengkulu, Pasemah, atau bahasa daerah Bengkulu lain. Beberapa
nama lagu daerah tersebut, seperti Toy Botoy-Botoy, Bekatak Kurang Kariak, Ding
Kedinding Ambin Umbut, Sekundang Setungguan, Ratu Samban.
8.
Senjata Tradisional
Sewar/Badik
Setiap
suku di Nusantara memiliki senjata tradisional yang digunakan dalam keperluan
sehari-hari, misalnya berburu, mencari kayu, membela diri, atau keperluan
upacara adat. Suku-suku bangsa si Bengkulu mengenal berbagai bentuk senjata
tradisional antara lain Keris, Kuduk, Panah, Rudus, dan Sewar/Badik
9.
Makanan dan Minuman Tradisional
Berikut ini makanan dan
minuman khas yang dapat dijumpai di Bengkulu.
Gelami/dodol khas
Bengkulu
1.
Gelamai, yaitu dodol
khas Bengkulu. Gelamai terbuat dari tepung ketan dan kelapa.
- Perut
punai, yaitu makanan yang terbuat dari tepung beras ketan dan gula merah.
- Nasi
santan, yaitu makanan yang terbuat dari beras dan santan.
- Kopi
anggut, merupakan minuman khas yang terdapat di kelurahan Anggut Atas kota
Bengkulu.
- Ikan
pais, merupakan ikan pepes khas Bengkulu. Jenis pepes ini terbuat dari
ikan gebu dan ikan buli.
- Rebung
Asam, yaitu rebung yang direndam dalam cucian beras dan dimasak seperti
asam pedas.
Tidak semua
jenis makanan tersebut dapat dijumpai di setiap daerah di Bengkulu. Setiap
daerah memiliki jenis makanan dan minuman yang berbeda. Jenis makanan dan
minuman khas Bengkulu yang lain, yaitu lemang, tekwan, oncong-oncong pisang,
emping melinjo (baguk), lempuk durian, kue siput, lumpuing, lontong ajo gulai
tunjang, lontong tunjang, kue lupis, miso, kue tat, kelio lokan, lotek
bengkulu, bagar hiu, kopi bubuk, dan rujak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas,
dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebudayaan
merupakan hasil dari akal budi
2.
Kebudayaan mencakup semua aspek
kehidupan
3.
Wujud kebudayaan ada tiga,
yaitu:gagasan, aktivitas dan artefak
4.
Unsur-unsur kebudayaan adalah:
sistem religi dan upacara kebudayaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan alat, bahasa
dan kesenian.
5.
Pengaruh kebudayaan terhadap
kehidupan masyarakat sangat besar.
B.
Saran
Dengan
di buatnya makalah ini diharapkan untuk semua yang membaca untuk dapat
melestarikan budaya dan Kearifan Lokal Bengkulu.
DAFTAR PUSTAKA
Internet https://www.google.com/search?q=kebudayaan+di+indonesia&ie=utf-8&oe=utf- 8&client=firefox-b-ab
diakses pada 13 Februari 2018 pukul 20.00 WIB
Internet https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
diakses pada 13 Februari 2018 pukul 20.10 WIB
Internet https://ilmuseni.com/seni-budaya/macam-macam-kebudayaan-di-indonesia
diakses pada 13 Februari 2018 pukul 20.08WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar