DISTRIBUSI DAN KONSUMSI
Mata Kuliah
: Konsep Dasar Geografi dan Ilmu
Ekonomi
Dosen Pengampu :
Dra. Sridadi, M.Pd.
Oleh kelompok 6 :
1.
Wartilia
Desprananti A1G015015
2.
Uci
Fitriani A1G015017
3.
Irma
Nur Anisah A1G015021
4.
Windi
Wulandari A1G015023
5.
Muhamad
Afif A1G015025
6.
Febby
Intan Permata Sari A1G015033
7.
Oky
Hernawan A1G015045
Puji syukur penulis
ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyususan makalah yang berjudul “Distribusi dan
Konsumsi”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapai salah
satu tugas mata kuliah Konsep dasar Geografi dan Ilmu Ekonomi serta untuk
menambah pengetahuan tentang kehidupan sosial di masyarakat. Atas tersusunnya
makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Geografi dan Ilmu
Ekonomi ibu Dra. Sridadi,M.Pd. yang telah membimbing
penulis dalam menyusun makalah ini.
2.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
serta para pembaca.
Bengkulu, Februari 2017
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Distribusi......................................................................................................................... 3
1. Membangun
saluran distribusi.................................................................................. 3
2. Jenis-jenis
saluran distribusi...................................................................................... 4
3. Saluran
distribusi...................................................................................................... 4
4. Lembaga-lembaga
distribusi..................................................................................... 5
5. Memilih
saluran distribusi......................................................................................... 6
B. Konsumsi........................................................................................................................ 7
1. Pengertian
konsumsi................................................................................................. 7
2. Perilaku
konsumen.................................................................................................... 7
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................................................... 11
DATAR
PUSTAKA......................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia
merupakan makhluk sosial dengan segala macam kebutuhannya. Mulai dari makan,
minum, kehidupan yang layak sebagai manusia, kebutuhan untuk dihargai,
disayangi, dijaga, dan lain sebagainya. semua itu sudah menjadi kodrat manusia
terlahir dengan segala macam kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
manusia harus berjuang untuk kerja, menghasilkan uang sehingga kebutuhannya
tepenuhi. Kebutuhan manusia terbagi menjadi beberpa kelompok, diantaranya
kebutuhan menurut intensitasnya (tingkat kepentingannya) yaitu kebutuhan
primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan menurut sifatnya yaitu kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani.kebutuhan menurut subyeknya meliputi kebutuhan
individu dan kebutuhan kelompok. Kebutuhan menurut waktunya yaitu kebutuhan
sekarang, kebutuhan masa yang akan datang dan kebutuhan yang mendesak.
Dalam memahami ilmu Ekonomi tentu tidak terlepas dari mengkaji konsep-
konsep dari dasar ilmu ekonomi karena dengan mendalami konsepnya dapat
mengetahui berbagai konsep- konsep dasar dalam ekonomi, Produksi, Konsumsi,
Distribusi, Pasar, Permintaan dan Penawaran. Dengan memperhatikan konsep
tersebut maka akan tergambarlah sebuah ilmu ekonomi yang sesungguhnya.
Konsep-konsep dasar ilmu ekonomi konsumsi akan dijelaskan bagaimana masyarakat
memakai dan menggunakan suatu barang yang sudah di produksi dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dan ada pula factor-faktor
yang mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.
Konsumsi dalam pandangan sosiologi
sebagai masalah selera, identitas, atau gaya hidup maksudnya terkait kepada
aspek-aspek sosial budaya. Sosiolog memandang dari segi selera sebagai sesuatu
yang dapat berubah, difokuskan pada kualitas simbolik dari barang (maksudnya
jika di lihat orang menjadi menarik dan modis), dan tergantung dari persepsi
tentang selera orang lain. Dalam mendapatkan
barang hasil produksi, tentu barang tersebut harus di distribusi kan dahulu di
pasaran. Karena Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari
produsen kepada konsumen. Kegiatan distribusi memiliki peranan penting bagi
produsen, sebab kegiatan tersebut mampu menyalurkan barang yang dihasilkan
produsen kepada masyarakat.
Dari
penjelasan di atas, apabila semua kebutuhan tersebut terpenuhi maka manusia
akan hidup makmur, tenang dan tentram. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut baik
barang maupun jasa harus melalui perjuangan dan pengorbanan, baik yang berupa
tenag, waktu dan pikiran. Dengan demikian untuk memenuhi semua kebutuhan
manusia harus diadakan melalui kagiatan ekonomi diantaranya kegiatan produksi,
distribusi dan konsumsi. Untuk itu, pada makalah
ini penulis akan membahas dan menjelaskan mengenai distribusi dan konsumsi.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud
dengan distribusi?
2.
Bagaimana membangun
saluran distribusi dan apa jenis-jenis saluran distribusi?
3.
Apa yang dimaksud
dengan konsumsi dan bagaimana perilaku konsumen?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Mengetahui pengertian
distribusi
2.
Mendeskripsikan cara
membangun saluran distribusi dan mengetahui jenis-jenis saluran distribusi
3.
Mengetahui pengertian
konsumsi dan mendeskripsikan perilaku konsumen dalam kegiatan konsumsi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Distribusi
Menurut
kamus kata-kata mutakhir distribusi bersinonim dengan pembagian, pengiriman,
penyebaran dan penyaluran. Dalam kamus tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud
distribusi adalah pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau beberapa
tempat, misalnya penyaluran bahan makanan ke pedagang kecil atau beberapa
tempat tertentu.
Sedangkan
yang dimaksud dengan distribusi dalam modul IPS akan ditekankan pada sisi
prosesnya, dimana distribusi di artikan sebagai setiap usaha atau tindakan yang
dilakukan oleh orang atau lembaga yang ditujukan untuk menyalurkan
barang-barang dan jasa dari produsen ke konsumen dalam hubungan dengan
ditribusi ini seorang produsen perlu memikirkan saluran yang bagaimanakah yang
akan dipilih untuk menyalurkan barang dan jasanya dengan tepat dan biaya yang
murah.
1.
Membangun
Saluran Distribusi
Kegiatan
distribusi secara ekonomi merupakan suatu upaya untuk memberikan kegunaan waktu
dan tempat (time and place utility)
kepada barang. Anda tentu sependapat jika dikatakan suatu produk menjadi barang yang paling baik hanya bila
dikirimkan ke tempat di mana barang itu dibutuhkan. Kebanyakan barang-barang sekarang diproduksi
untuk dijual ke orang atau pihak lain maka barang tersebut harud di
distribusikan melalui saluran distribusi tertentu.
Suatu
contoh misalnya bila sebuah perusahaan telah menemukan pasarnya maka
permasalahan berikutnya yang muncul adalah perusahaan tersebut harus memutuskan
bagaimana caranya menyalurkan barang dan jasa supaya sampai ke konsumen.
Keputusan yang diambil tentunya melibatkan desain saluran, tujuan perusahaan dan
keinginan konsumen. Dalam hal ini, pelanggan merupakan pihak yang paling
penting dalam menentukan desain tersebut. Mempekerjakan wirausaha yang mewakili
perusahaan ataukah menggunakan pedagang perantara yang pernah ada seperti
grosir, agen atau makelar. Dalam hal ini atribut produk juga mempengaruhi
desain saluran. Sebagai contoh, produk-produk yang tidak tahan lama harus
menggunakan saluran yang menggunakan sedikit perantara untuk menghindari
keterlambatan atau kerusakan-kerusakan yang mengakibatkan kerugian.
Keputusan-keputusan saluran distribusi biasanya melibatkan masalah-masalah
sebagai berikut:
a. Jumlah
pedagang perantara yang akan dilibatkan
b. Bagaimana
memelihara saluran-saluran komunikasi antara berbagai tingkat dari pedagang
perantara
c. Seleksi
pedagang perantara yang khusus
d. Penempatan
menurut letak geografis dari persediaan barang
e. Lokasi
dari pusat-pusat distribusi
2.
Jenis-jenis
Saluran Distribusi
Praktik
saluran distribusi sebagai salah satu kegiatan ekonomi melibatkan sejumlah
lembaga pemasaran dan agen pendukung. Produsen bersama-sama dengan lembaga
pemasaran memindahkan hak pemilikan barang dari produsen ke konsumen terakhir.
Berdasarkan intensitasnya, saluran distribusi dibagi dalam tiga jenis, yaitu :
a. Bentuk
intensif, adalah jenis saluran yang memanfaatkan banyak pedagang besar dan
kecil.
b. Bentuk
selektif, adalah jenis saluran yang hanya memanfaatkan beberapa grosir dan
sejumlah kecil pengecer (retailer).
c. Bentuk
ekslusif, adalah jenis saluran yang hanya melibatkan satu perantara dalam
lingkungan masyarakat tertentu, untuk menangani produk.
3.
Saluran
Distribusi (Distribution Channel)
Saluran
distribusi yang sering kita jumpai sekarang dapat kita kategorikan ke dalam dua
model, yaitu saluran langsung dari produsen ke konsumen dan saluran tidak langsung yang meliputi dari
produsen ke pengecer ke konsumendan dari produsen ke grosir ke pengecer ke
konsumen
a.
Dari produsen langsung
ke konsumen
pada
model yang pertama ini perpindahan material yang dilakukan secara langsung dari
produsen ke konsumen. Biasanya hanya sedikit jenis barang yang dipasarkan
seperti ini. Contohnya adalah peternak atau penghasil susu masih mengirimkan
hasil susunya ke rumah-rumah dengan sepeda pada waktu dulu. Para petani masih
menggunakan secara terbatas saluran langsung untuk menjual sejumlah buah-buahan
atau sayur-sayuran. Metode ini biasa ditempuh oleh kebanyakan produsen yang
menggunakan saluran penjualan langsung antara lain melalui toko-toko pengecer
milik produsen sendiri, penjualan ke rumah-rumah atau penjualan melalui pos.
b.
Saluran tidak langsung
Saluran
tidak langsung ada dua yaitu :
1)
Dari produsen ke
pengecer ke konsumen
Banyak
macam barang seperti alat-alat rumah tangga, furniture, alat sekolah dan
lain-lain dijual dengan cara ini. Pada produsen yang mendistribusikan barang dengan
cara ini di suatu daerah yang luas kadang0kadang membuat gudang cabang. Di
gudang tersebut mereka menyimpan persediaan barang untu memenuhi permintaan
dari daerah.
2)
Dari produsen ke grosir
ke pengecer ke konsumen
Jenis
barang yang tahan lama dan mudah didapatkan seperti barang terbuat dari logam,
obat-obatan atau bahan makanan bergerak mengikuti rute ini.
4.
Lembaga-Lembaga
Distribusi
Keberadaan
lembaga-lembaga distribusi sangat penting dalam kegiatan ekonomi, karena
melalui lembaga-lembaga distribusi inilah penyampaian produk dari produsen ke
konsumen dijembatani. Lembaga-lembaga distribusi atau dikenal sebagai istilah
distributor adalah sebagai berikut :
a.
Grosir
Grosir
adalah pedagang perantara yang membeli barang dagangan untuk dijual kembali
terutama kepada pengusaha lain dan bukan kepada konsumen. Fungsinya adalah
mengumpulkan dan menyebarkan. Grosir berbeda dengan agen karena grosir membeli
dan memiliki produk yang ditangani. Grosir dengan pelayanan penuh memberikan
kredit, informasi pasar dan saran-saran misalnya penetapan harga kepada
pelanggan mereka. Grosir merupakan sumber pasokan yang paling penting bagi
banyak pengecer. Para pedagang eceran kecil hapir tidak dapat beroperasi tanpa
adanya pelayanan grosir.
b.
Agen
Pedagang
perantara agen adalah pedagang perantara yang tidak memiliki dan tidak membeli
barang yang mereka jual. Fungsi utama agen adalah melakukan penjualan bagi
produsen. Agen biasanya dibayar dengan suatu komisi berdasarkan volume
penjuualannya. Makelar (broker), agen
penjualan, dan agen produsen digunakan sebagai pedagang perantara agen.
c.
Retailer
(pedagang eceran)
Dalam
kedudukan kita sebagai konsumen , kebanyakan kita lebih mengenal pengecer.
Pengecer adlaah suatu perusahaan yang membeli batrang dari produsen atau dari
grosir kemudian menjualnya ke konsumen. Penjualan eceran meliputi semua
kegiatan yang berkaitan dengan penjualan barang-barang dan jasa untuk konsumen
terakhir. Adapun lembaga yang berniaga sebagai eceran antara lain adalah
sebagai berikut :
1)
Toserba (Departmen Store)
Merupakan
sebuah lembaga pemasaran eceran yang menjual berbagai jenis barang, yang
dikelompokkan ke dalam departmen-departmen (bagian-bagian). Toserba ini
merupakan toko yang besar dan biasanya didirikan di dalam kota atau di
pusat-pusat perbelanjaan.
2)
Supermarket (pasar
swalayan)
Merupakan
toko yang ssangat besar terutama menjual bahan pangan dengan harga-harga
rendah. Setiap konsumen atau pengunjung bekerja atas dasar melayani sendiri dan
pembayaran dilakukan secara kontan. Secara historis, pasar swalayan adalah toko
panjang yang besar yang menjual barang-barang makanan kalengan, daging, dan
sayuran. Tetapi pasar swalayan sekarang telah menambahkan jenis barang misalnya
obat-obatan, dan barang-barang logam.
3)
Toko khusus
Di
setiap pusat perbelanjaan terdapat banyak toko khusus. Contoh yang banyak kita
jumpai adalah toko perhiasan, toko sepatu, toko mainan dan toko buku. Strategi
pemasaran mereka adalah menawarkan suatu pilihan yang banyak dari barang-barang
yang sejenis. Toko khusus merupakan suatu contoh yang baik dari segmentasi
pasar.
5.
Memilih
Distributor Khusus
Setelah
penyalur ditentukan dan intensitas distribusi diputuskan, harus dipilih
pedagang perantara secara individu. Pedagang perantara (midleman) mengkhususkan diri seperti halnya produsen. Beberapa pedagang
perantara memusatkan pada beberapa pelanggan dan memperoleh komisi yang tinggi
dengan mengadakan penjualan yang jumlahnya besar. Beberapa pedagang perantara
memberikan berbagai pelayanan dan yang lainnya hanya menawarkan pelayanan yang
dangat terbatas. Pelayanan tertentu yang diinginkan produsen harus dicocokkan
dengan pelayanan yang ditawarkan oleh pedagang perantara yang ada di daerah
yang akan dilayani. Pedagang perantara tertarik untuk mewakili
perusahaan-perusahaan yang baik, begitu juga sebaliknya produsen ingin
mempunyai pedagang perantara yang mempunyai nama baik untuk mewakilinya. Dalam
hal ini ada enam faktor penting yang dapat memperngaruhi pemilihan pedagang
perantara, yaitu :
a.
Reputasi dari tim
manajemen perusahaan
b.
Jangkauan pedagang perantara
pada pasar yang diinginkan
c.
Lokasi usaha
d.
Kebijakan produk dan
lini produk dari pedagang perantara
e.
Luasnya pelayanan yang
akan diberikan kepada pelanggan
f.
Kebijakan promosi
perusahaan.
B.
Konsumsi
1.
Pengertian Konsumsi
Faktor
penggerak yang sangat dominan terhadap aktivitas ekonomi adalah karena adanya
kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia merupakan tujuan dan sekaligus motivasi
dari kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Oleh karena itu, tanpa adanya
kebutuhan tidak akan ada atau tidak ada alasan untuk kegiatan ekonomi.
Kebutuhan manusia tersebut dapat kita bedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a.
Kebutuhan biologis
untuk hidup (makan dan minum)
b.
Kebutuhan yang timbul
dari peradaban dan kebudayaan manusia itu sendiri misalnya keinginan memiliki
rumah
c.
Kebutuhan lain yang
khas menurut masing-masing perorangan
Konsumsi
adalah tindakan pemenuhan kebutuhan. Setiap satu kebutuhan dipenuhi akan muncul
kebutuhan baru dan begitu selanjutnya sehingga disimpulkan bahwa kebutuhan
manusia itu tidak terbatas. Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan untuk
memperoleh kepuasan tetapi kepuasan bersifat sementara karena munculnya
kebutuhan berikutnya. Karena tindakan pemenuhan kebutuhan tersebut melalui
barang dan jasa maka konsumsi didefinisikan sebagai tindakan menghabiskan dan
atau mengburangi nilai guna suatu barang atau jasa.
2.
Perilaku Konsumen
Bagaimana
seseorang memutuskan berapa jumlah masing-masing barang dan jasa yang akan
dibeli dalam berbagai situasi? Ada
beberapa dugaan ilmu ekonomi yang dijadikan dasar pembahasan perilaku konsumen.
Dugaan-dugaan yang dimaksud adalah :
a.
Pendapatan konsumen
tetap
b.
Barang-barang pemuas kebutuhan adanya terbatas
c.
Konsumen dengan
pendapatan terbatas menghadapi suatu kenyataan bahwa harga-harga barang tidak
pada titik nol
d.
Setiap orang mengetahui
preferensi kebutuhannya dengan baik
e.
Konsumen dapat
berperilaku rasional dalam melakukan konsumsinya
f.
Selera konsumen tetap
Dengan
jumlah pendapatan yang tetap seseorang konsumen menghadapi kenyataan bahwa
ketersediaan barang-barang dan jasa-jasa yang relatif terbatas, tidak mungkin
dibeli semuanya karena harganya tidak pada titik nol. Oleh karena itu, seseorag harus mengetahui
preferensi kebutuhannya dengan baik agar ia dapat berlaku secara rasional dalam melakukan konsumsinya sehingga ia dapat
memperoleh alternatif kombinasi konsumsi
yang paling menguntungkan bagi dirinya.
Bertitik
tolak dari dugaan-dugaan di atas, selanjutnya penjelasan mengenai perilaku
konsumen yang paling sederhana didapati dalam hukum permintaan yang berbunyi
“bila suatu harga naik maka jumlah barang yang diminta konsumen turun dan jika
harga suatu barang turun maka jumlah barang yang diminta konsumen naik”. Hukum
tersebut berlaku bila syarat-syaratnya terpenuhi. Artinya, semua faktor lain
yang memperngaruhi jumlah barang yang diminta dianggap tidak berubah.
Mengapa
konsumen berperilaku seperti hukum permintaan? Pertanyaan tersebut akan dijawab
melalui dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal (marginal utility) dan kedua pendekatan pendekatan ordinal (indifference curve).
a.
Pendekatan kardinal (Marginal utility)
Pendekatan
ini berangkat dari suatu anggapan bahwa kepuasan itu bisa diukur, dengan kata
lain, kepuasan itu bisa dinyatakan dengan angka-angka. Satuan ukuran kepuasan
tersebut dinyatakan dengan utility
(nilai guna). Terdapat dua konsep nilai guna, yaitu nilai guna total (total utility) dan nilai guna marginal (marginal utility).
Nilai
guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonmsumsi
sejumlah barang tertentu. Sedangkan,nilai guna marginal adalah pertambahan
(atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari pertambahan konsumsi satu unit
barang tertentu.
b.
Memaksimumkan utility (nilai guna)
Setiap orang akan memaksimumkan
kepuasan yang dapat dinikmatinya. Dengan kata lain, setiap orang akan
memaksimumkan nilai guna dari barang-barang dan jasa-jasa yang dikonsumsinya.
Apabila barang yang dikonsumsinya hanya satu barang saja, tidak sukar untuk menentukan
pada tingkat mana nilai guna dari mengkonsumsi barang itu akan mencapai tingkat
maksimum. Tetapi apabila barang yang dikonsumsi itu berbagai jenis maka cara
untuk menentukan corak kombinasi konsumsi bgarang-barang yang akan memberikan
nilai guna yang maksimum menjadi lebih rumit. Kerumitan yang timbul untuk
menentukan susunan atau komposisi jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna
yang maksimum bersumber dari perbedaasn
harga-harga berbagai barang. Dalam keadaan harga-harga dari berbagai jenis
barang yang berbeda, apakah syarat yang
harus dipenuhi agar yang dikonsumsi akan emmberikan nilai guna yang maksimum?
Syarat yang harus dipenuhi adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli
unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna yang sama
besarnya. Peristiwa tersebut dinamakan “hukum memeratakan guna marginal setiap
rupiah”.
Dengan demikian setiap ada
perubahan jumlah uang yang dimiliki akan mempengaruhi jumlah barang yang dibeli
agar kepuasan yang diperoleh tetap maksimum.
c.
Pendekatan indifference curve (pendekatan ordinal)
Adalah
model pendekatan yang tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan konsumen
bisa diukur. Indifference curve
adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua jenis barang untuk memperoleh
tingkat kepuasan yang sama. Kurva indiferen adalah garis yang menghubungkan
kombinasi konsumsi antar komoditas (alat pemuas kebutuhan) yang memberikan
kepuasan yang seimbang pada konsumen. Anggapan yang mendukung keberlakuan indifference curve ini adalah sebagai
berikut :
1) Konsumen
mempunyai pola preferensi akan barang konsumsi (misalnya barang x dan barang y)
yang bisa dinyatakan dalam indifference
map atau kumpulan dari indifference
curve.
2) Konsumen
mempunyai sejumlah uang tertentu
3) Konsumen
selalu berushaa mencapai kepuasan maksimum
Sifat-sifat
indifference curve adalah sebagai
berikut :
1) Turun
miring dari kiri atas ke kanan bawah
Hal
ini disebabkan jika menambag jumlah barang x maka jumlah barang y akan
dikurangi, dan sebaliknya bila barang y yang ditambah maka barang x dikurangi.
2) Cembung
mengarah ke titik 0 atau origin
Kalau
garis indifference curve bergerak
dari kiri atas menuju ujung kanan bawah berarti pada awalnya konsumen lebih
banyak mengkonsumsi barang y. Bila konsumen ingin mendapatkan tambahan barang x
maka konsumen harus bersedia untuk melepaskan barang y lebih besar dari barang
x yang diperlukan. Bila proses ini berjalan terus-menerus sampai ke ujung kanan
bawah maka konsumen mengkonsumsi barang x lebih banyak dari barang y. Semakin
sedikit barang y yang dikonsumsi maka semakin besar kesediannya untuk melepas
barang y tersebut untuk mendapatkan tambahan barang x. Proses pengurangan
barang y ini jika dibuat grafiknya akan berbentuk cembung ke arah titik origin,
garis ini tidak mungkin berbentuk garis lurus dari kiri atas ke kanan bawah
atau berbentuk cekung ke arah titik origin. Menagap? Karena perbandingan antara
pertukaran barang y untuk mendapatkan tambahan barang x tidaklah konstan
ataupun bertambah melainkan selalu berkurang.
Tingkat kesediaan konsumen untuk melepaskan suatu barang tertentu guna
mendapatkan tambahan barang lain disebut marginal
rate of substitution (MRS).
3) Tidak
saling memotong
Suatu
indifference curve hanya berlaku
untuk suatu tingkat pendapatan tertentu. Jika tingkat pendapatan seseorang
menunjukkan naik atau turun maka insifference curve yang dimiliki oleh
seseorang tersebut untuk suatu waktu dengan waktu yang lainnya akan berbeda,
tidak hanya satu, tetapi banyak tergantung kepada frekuensi kenaikan atau
penurunan dari pendapatannya. Keadaan seperti ini digambarkan sebagai indifference map. Indifference curve tidak mungkin berpotongan satu sama lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Distribusi
adalah setiap upaya yang dilakukan baik oleh orang maupun lembaga yang
ditujukan untuk menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke
konsumen. Sedangkan saluran distribusi merujuk pada proses pemilihan atau rute
yang akan ditempuh oleh suatu produk ketika produk tersebut mengalir dari
produsen ke konsumen. Kegiatan distribusi secara ekonomis merupakan suatu
kegiatan ekonomi yang berupaya menambah manfaat atau nilai guna suatu barang
melalui proses pemindahan tempat dan pengaturan waktu. Berdasarkan
intensitasnya, saluran distribusi terbagi menjadi tiga bentuk yaitu saluran
intensif, selektif dan ekslusif. Dan lembaga-lembaga distribusi yang paling
umumu antara lain grosir, agen dan pedagang eceran.
Konsumsi
adalah kegiatan atau tindakan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu
barang dan jasa. Kegiatan konsumsi merupakan tindakan pemuasan atas berbagai
jenis tuntutan kebutuhan manusia. Pola konsumsi seseorang akan berubah-ubah
sesuai dengan naik turunyya pendapatan. Variasi pola konsumsi seorang konsumen
selalu ditujukan untuk memperoleh kepuasan yang maksimum. Kepuasan itu sendiri
dalam pengertian yang sebenarnya sukar untuk diukur. Atas dasar itulah dalam
teori keseimbangan konsumsi dimulai dengan beberapa dugaan.
Perilaku
konsumen akan sejalan dengan hukum permintaan, dan hal ini hanya berlaku
apabila syarat-syarat nya terpenuhi. Dalam mempelajari perilaku kosnumen
tersebut dapat dilakukan dua pendekatan yaitu indifference curve approach dan marginal
utility approach.
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan agar
para pembaca dapat memahami inti dari pembahasan kegiatan ekonomi ini secara
sederhana yang kemudian dapat diperdalam lagi oleh pemikiran pembaca
masing-masing lalu dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari terutama dalam kegiatan konsumsi. Dalam distribusi perlu
memperhatikan rute dan memilih saluran-salurannya sedangkan dalam konsumsi
harus memperhatikan tingkat kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Wiranata Udin S,dkk.2008.Materi dan Pembelajaran IPS SD.Jakarta:Universitas
Terbuka
http://smileosman.blogspot.co.id/2014/10/makalah-produksi-ditribusi-dan-konsumsi28.html
diakses pada Jumat, 24 Februari 2017 pada 19.03 WIB
https://phierda.wordpress.com/2010/12/15/konsumsi.html
diakses pada Jumat, 24 November 2017 pada 19.23 WIB
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar