LAPORAN PRAKTIKUM
AMANKAH MAKANANKU?
Oleh kelompok 3:
1. Irma
Nur Anisah A1G015021
2. Khodijah
Tri Qurnia A1G015031
3. Agus
Irawan A1G015041
4. Bintang
Mutiara JS A1G015059
5. Alamsyah
Yudha N. A1G015061
6. Eka
Mardalina A1G015079
7. Sindi
Andriani A1G015081
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
I.
Tujuan Praktikum
Tujuan
yang ingin dicapai dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a.
Mahasiswa
diharapkan mampu mengidentifikasi kandungan boraks yang ada pada makanan yang
sering ditemui di kehidupan sehari-hari.
b.
Mahasiswa
mampu mengetahui cara uji boraks pada makanan
II.
Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam uji boraks pada makanan adalah sebagai berikut:
Alat
a.
Tabung
Reaksi
b.
Gelas
Ukur
c.
Pipet
Tetes
d.
Alat
Penumbuk
e.
Cawan
Petri
f.
Penyangga
Tabung
Bahan
a.
Bakso
b.
Tahu
Putih
c.
Mie
Kuning
d.
Kerupuk
Puli
e.
Mie
Putih (bihun)
f.
Air
g.
Larutan
Kunyit
III. Langkah-langkah
Kegiatan
Langkah
kegiatan dalam uji boraks pada makanan adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan
semua alat dan bahan
2.
Siapkan
larutan kunyit dan larutan boraks
3.
Campurkan
20 tetes larutan kunyit dengan 20 tetes larutan boraks dalam tabung reaksi
kemudian aduk larutan hingga rata dan berwarna merah (larutan berubah menjadi
warna merah artinya indikasi mengandung boraks)
4.
Tumbuk
semua bahan makanan sampai halus dengan alat penumbuk, kemudian letakkan semua
bahan makanan di cawan petri dan beri nama.
5.
Teteskan
larutan kunyit pada masing-masing bahan makanan di cawan petri, masing masing
dengan jumlah tetesan yang sama.
6.
Amati perubahan warna yang terjadi pada bahan
makanan yang udah telah ditetesi larutan kunyit.
7.
Apabila
bahan makanan yang telah ditetes larutan kunyit berubah menjadi merah, maka
makanan tersebut mengandung boraks.
8.
Catat
hasil pengamatan.
IV. Hasil
Pengamatan
Dari praktikum uji boraks pada makanan
yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
No.
|
Nama
Makanan
|
Boraks
|
|
+
|
-
|
||
1.
|
Bakso
|
ü
|
|
2.
|
Tahu Putih
|
ü
|
|
3.
|
Mie Kuning
|
ü
|
|
4.
|
Kerupuk Puli
|
ü
|
|
5.
|
Mie Putih (Bihun)
|
ü
|
Berdasarkan pengamatan,
maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bakso
tidak mengandung boraks karena ketika ditetesi larutan kunyit warna tidak
berubah menjadi merah.
2. Tahu
putih tidak mengandung boraks karena ketika ditetesi larutan kunyit warna tidak
berubah menjadi merah.
3. Mie
kuning mengandung boraks karena ketika ditetesi larutan kunyit warnanya berubah
menjadi merah.
4. Kerupuk
puli mengandung boraks karena ketika ditetesi larutan kunyit warnanya berubah
menjadi merah.
5. Mie
putih (bihun) tidak mengandung boraks karena ketika ditetesi larutan kunyit
warna tidak berubah menjadi merah.
V.
Pembahasan
Boraks adalah senyawa dengan nama
kimia natrium tetraborat (NaB4O7). berbentuk padat, jika
terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3).
Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Khamid, 1993).
Baik boraks ataupun asam borat
memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan
kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks juga digunakan
sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu
(Khamid, 2006).
Asam borat dapat dibuat dengan
menambahkan asam sulfat atau klorida pada boraks. Larutannya dalam air (3%)
digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal sebagai boorwater. Asam borat
juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung dan salep luka kecil. Tetapi
bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada bekas luka luas, karena
beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu, 1994).
Meskipun bukan pengawet makanan,
boraks sering pula digunakan sebagai pengawet makanan. Boraks sering
disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti kerupuk, bakso, mie
basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan pangsit. Selain bertujuan
untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih
kenyal dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati, 2007).
Penggunaan boraks dalam dosis yang rendah tidak akan
menyebabkan kerusakan namun akan terakumulasi di otak, hati, lemak dan ginjal.
Jika terakumulasi terus akan menyebabkan mal fungsi dari organ-organ tersebut
sehingga membahayakan tubuh. Penggunaan boraks dalam dosis yang banyak
mengakibatkan penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, demam, anuria. Dan
dalam jangka panjang akan menyebabkan radang kulit merangsang SPP, apatis,
depresi, slanosis, pingsan, kebodohan dan karsinogen. Bahkan bisa menimbulkan
kematian. Oleh sebab itu berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/88 dilarang menggunakan boraks sebagai bahan campuran dan
pengawet makanan.
Untuk
menguji apakah makanan mengandung boraks maka dapat diuji menggunakan larutan
kunyit. Makanan yang mengandung boraks memiliki ciri-ciri berwarna merah
kecoklatan apabila ditetesi dengan larutan kunyit. Pada bahan makanan yang telah di uji dalam
praktikum, didapatkan ada 2 dari 5 jenis makanan yang mengandung boraks
sedangkan 3 lainnya tidak mengandung boraks karena tidak terjadi perubahan
warna pada saat ditetesi larutan kunyit.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebaga berikut :
1.
Dari 5 jenis makanan,
ditemukan 2 makanan yang positif mengandung boraks yaitu kerupuk puli dan mie
kuning.
2.
Untuk menguji apakah
makanan mengandung boraks atau tidak, maka dapat diuji dengan ditetesi larutan
kunyit. Apabila makanan berubah warna menjadi merah maka makanan tersebut
mengandung boraks.
VII. Rujukan
Internet http://syaroniipa.blogspot.co.id/2014/03/laporan-uji-boraks.html diakses pada Minggu, 4 November 2017
pukul 17.21 WIB
Internet http://suharmita-darmin.blogspot.co.id/2014/09/laporan-praktikum-uji-boraks.html diakses pada Minggu 4 November 2017
pukul 17.30 WIB
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar