KEANEKARAGAMAN
HAYATI DAN SISTEM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Mata Kuliah : Konsep Dasar Biologi dan Kimia
Dosen Pengampu : Feri Noperman, M.Pd.
Oleh kelompok 10:
1.
Irma Nur Anisah A1G015021
2.
Agus Irawan A1G015041
3.
Alamsyah Yudha N. A1G015061
4.
Sindi Andriani A1G015081
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “Keanekaragaman Hayati dan Sistem Klasifikasi
Makhluk Hidup”. Atas selesainya buku ini kami mengucapkan mengucapkan terima
kasih kepada :
1.
Dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Biologi dan Kimia
yaitu Bapak Feri Noperman, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam menyusun
buku ini.
2.
Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami berharap
buku ini dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca.
Bengkulu, Desember 2017
Kelompok 10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Sistem
Klasifikasi Makhluk Hidup................................................................................. 2
B. Keanekaragaman
Kingdom Monera dan Protista........................................................... 10
C. Keanekaragaman
Kingdom Fungi dan Plantae.............................................................. 18
D. Keanekaragaman
Kingdom Animalia............................................................................. 31
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 36
B. Saran............................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Makhluk
hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan
benda tak hidup. Ciri-ciri tersebut seperti halnya memerlukan makan, bernapas,
tumbuh dan berkembang, mampu berkembang biak, peka terhadap rangsang serta
bergerak. Selain itu, ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak
hidup adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk
hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut yang
membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih lanjut
membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk
mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat
pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan
tersebut meliputi perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi,
fisiologi, tingkah laku dan sebagainya.
Keanekaragaman
makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan
sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup yaitu
tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan gen.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka
diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Sistem
klasifikasi makhluk hidup?
2.
Bagaimana keanekaragaman kingdom
monera dan protista?
3.
Bagaimana keanekaragaman kingdom
fungi dan plantae?
4.
Bagaimana keanekaragaman kingdom
animalia?
C.
Tujuan
Dari rumusan
masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan pengertian Sistem
klasifikasi makhluk hidup
2.
Mendeskripsikan keanekaragaman
kingdom monera dan protista
3.
Mendeskripsikan keanekaragaman
kingdom fungi dan plantae
4.
Mendeskripsikan keanekaragaman kingdom
animalia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
Klasifikasi Makhluk Hidup
1.
Pengertian
Klasifikasi makhluk
hidup adalah mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan-golongan atau
unit-unit tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya. Tujuan klasifikasi
makhluk hidup ialah untuk mempermudah dalam mengenal, mempelajari, dan
mengetahui hubungan antar makhluk hidup.
Proses klasifikasi
makhluk hidup dimulai dengan mengelompokkan beberapa individu yang memiliki
persamaan ciri ke dalam satu kelompok. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari
hasil pengklasifikasian makhluk hidup tersebut disebut takson. Takson pada tingkat yang lebih rendah memiliki persamaan
sifat dan ciri yang lebih banyak, sedangkan takson pada tingkat yang lebih
tinggi memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih sedikit. Ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup ialah taksonomi.
2.
Sistem
Klasifikasi
Sistem klasifikasi yang kita kenal sekarang
merupakan Klasifikasi Makhluk
Hidup perkembangan klasifikasi makhluk hidup yang
berkelanjutan. Perkembangan tersebut diantaranya.
a.
Klasifikasi dua kingdom
Dalam sistem
klasifikasi dua kingdom, organisme dikelompokkan menjadi dua dunia besar, yaitu
dunia tumbuhan (KingdomPlantae) dan dunia hewan (KingdomAnimalia).
Dunia Tumbuhan
(KingdomPlantae)
Dunia tumbuhan mencakup makhluk hidup yang
memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan berklorofil sehingga mampu
berfotosintesis. Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji
termasuk kerajaan tumbuhan. Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, bakteri dan
jamur dimasukkan ke dalam kelompok ini meskipun tidak memiliki klorofil.
Dunia Hewan
(KingdomAnimalia)
Dunia hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil,
dan dapat bergerak bebas. Contohnya adalah hewan bersel satu (Protozoa),
hewan berpori (Porifera), cacing (Vermes), hewan berongga (Coelenterata),
hewan berbuku-buku (Arthropoda), hewan lunak (Mollusca), hewan
berkulit duri (Echinodermata), dan hewan bertulang belakang (Chordata).
b.
Klasifikasi tiga kingdom
Klasifikasi tiga
kingdom memisahkan jamur yang pada klasifikasi dua kingdom termasuk dunia
tumbuhan. Jamur dibedakan karena dinding sel jamur bukan terdiri dari bahan
selulosa seperti dinding sel tumbuhan melainkan dari bahankitin.
Perbedaan lainnya juga jamur tidak dapat membuat makanan sendiri (Hererotrof)
seperti tumbuhan.
Dunia Jamur
(Kingdom Fungi)
Dunia jamur meliputi semua organisme yang
memperoleh makanan secara heterotrof dengan cara menyerap makanan (Absorpsi).
Jamur mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun
dengan cara menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit).
Dunia Tumbuhan
(KingdomPlantae)
Dunia tumbuhan meliputi semua organisme
yang mampu membuat makanannya sendiri (Autotrof) dengan melalui fotosintesis.
Dunia Hewan
(KingdomAnimalia)
Dunia hewan mencakup semua organisme yang
mendapatkan makanannya secara heterotrof dengan cara memakan organisme lain.
c.
Klasifikasi empat kingdom
Sistem klasifikasi
empat kingdom berkembang setelah ditemukannya inti sel (Nurkleus). Ada
organisme yang inti selnya tidak memiliki selaput, ada juga organisme yang inti
selnya diselubungi selaput.
Kingdom Monera
Semua anggota kingdomMonera tidak mempunyai
selaput inti, sehingga disebut organisme prokariotik.
Contoh dari kingdomMonera adalah bakteri dan ganggang biru-hijau.
Kingdom Fungi
Semua jenis jamur dimasukkan pada kingdom
fungi
Kingdom Plantae
Semua ganggang (Kecuali ganggang
biru-hijau), tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji dimasukkan
kedalamkingdom ini
Kingdom Animalia
Semua hewan mulai dari Protozoa hingga
Chordata termasuk ke dalam kingdom animalia.
d.
Klasifikasi lima kingdom
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi membuat Whittaker (1969) mengusulkan
klasifikasi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan
Animalia. Pada sistem klasifikasi lima kingdom, ganggang yang sebelumnya
dimasukkan pada kingdomPlantae, dan Protozoa yang semula dimasukkan di dalam kingdomAnimalia
selanjutnya dikelompokkan menjadi satu kingdom, yaitu Kingdom Protista.
KingdomMonera
Kingdom ini terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Dilihat dari mikroskop kebanyakan bakteri tampak memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Namun, dari bukti biologi molekular dijumpai adanya perbedaan pada ARN ribosom. Sehingga ahli mikrobiologi membedakan bakteri menjadi eubacteria dan archaebacteria.
Kingdom ini terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Dilihat dari mikroskop kebanyakan bakteri tampak memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Namun, dari bukti biologi molekular dijumpai adanya perbedaan pada ARN ribosom. Sehingga ahli mikrobiologi membedakan bakteri menjadi eubacteria dan archaebacteria.
Eubacteria ialah
kelompok bakteri yang menghasilkan gas metan dari sumber karbon yang sederhana
dan hidup di lingkungan biasa Archaebacteria ialah kelompok bakteri yang dapat
hidup di lingkungan ekstrim, misalnya pada sumber air panas, di dalam laut
dengan kadar garam tinggi, atau di tempat yang asam.
Kingdom Protista
Kingdom ini terdiri dari organisme yang memiliki selaput inti
dan bersel tunggal. Protista dapat ditemui di mana saja, baik di air tawar, air
laut, daerah lembab, atau pun hidup bersimbiosis dengan organisme lain.
Protista dikelompokkan menjadi tiga, yaitu protista menyerupai hewan
(Protozoa), protista menyerupai tumbuhan (Ganggang), dan protista menyerupai
jamur. Hampir semua protista hidup di air karena mereka tidak memiliki
pelindung yang dapat menjaga tubuhnya dari kekeringan.
Kingdom Fungi
Kingdom ini umumnya bersel banyak, punya membran inti, dan
memiliki peran sebagai dekomposer pada lingkungan. Jamur mendapatkan makanan
dengan cara saprofit atau parasit.
Kingdom Plantae
Plantae atau tumbuhan ialah organisme yang mempunyai membran
inti (Eukariotik) yang dapat membuat makanannya sendiri dan bersel
banyak. Pada umumnya plantae hidup di darat. Perkembangbiakannya bisa secara
kawin dan tidak kawin.
Kingdom Animalia
Animalia atau hewan adalah organisme yang memakan makhluk
hidup lain untuk kebutuhan makanannya. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding
sel. Hewan ada yang tinggal di laut, di air tawar, dan juga di darat
e.
Klasifikasi enam kingdom
Keempat sistem
klasifikasi yang sudah disebutkan sebelumnya tadi belum memsukkan virus dalam klasifikasinya. Virus memang
berbeda dengan organisme lain. Tubuh virus tersusun atas asam nuklea yang
diselubungi oleh protein. Di luar sel hidup, virus merupakan benda mati. Virus
hanya dapat hidup dan memperbanyak diri dalam sel hidup inangnya. Jadi sistem
klasifikasi enam kingdom merupakan sistem klasifikasi lima kingdom dengan
penambahan kingdom Virus.
Ke lima klasifikasi yang sudah disebutkan
tadi ialah buatan manusia, jadi sistem klasifikasi yang terbaik bergantung pada
kesepakatan bersama dan kebutuhan, karena setiap sistem klasifikasi memiliki
dasar tersendiri.
3.
Contoh klasifikasi makhluk hidup
b.
Berdasarkan lingkungan tempat
hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan yang hidup di
lingkungan kering (xerofit),
tumbuhan yang hidup di lingkungan air (hidrofit),
dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembap (higrofit).
c.
Berdasarkan manfaatnya. Contoh:
Tumbuhan dikelompokkan menjaditanaman obat-obatan, tanaman sandang,tanaman hias, tanaman pangan dan
sebagainya
d.
Berdasarkan jenis makanannya.
Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan pemakan daging (karnivora),
hewan pemakan tumbuhan (herbivora),
dan hewan pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).
4.
Tahapan-tahapan dalam Klasifikasi Makhluk Hidup
Linneaus yang dianggap sebagai bapak taksonomi dunia menyatakan beberapa
tahapan yang dapat dilakukan dalam mengklasifikasikan makhluk hidup, di antaranya:
a.
Tahap pertama
adalah identifikasi. Tahapan identifikasi dilakukan dengan mendeskripsikan
ciri-ciri makhluk hidup yang akan diklasifikasikan.
b.
Tahap yang kedua
adalah pengelompokan. Tahap pengelompokan dilakukan dengan mengelompokkan
makhluk hidup dengan dasar ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup tersebut.
Makhluk hidup dengan ciri-ciri yang sama akan masuk dalam satu kelompok yang
sama atau bisa dikatakan akan masuk dalam satu takson
c.
Melakukan penamaan
takson. Jika makhluk hidup sudah dikelompokkan ke dalam takson-takson yang
sejenis, selanjutnya adalah pemberian nama takson. Pemberan nama takson
tersebut dilakukan untuk mempermudah pengenalan ciri-ciri pada kelompok makhluk
hidup tertentu.
5.
Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi
dilakukan untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup. Klasifikasi
disusun dalam bentuk bertingkat berdasarkan banyak sedikitnya persamaan dan
perbedaan yang ada pada makhluk hidup. Tingkatan tersebut disebut sebagai takson.
Tingkatan terkecil
dari klasifikasi makhluk hidup adalah speciesdan yang terbesar adalah kingdom. Species yang berkerabat dekat ditempatkan dalam satu
tingkatan yaitu genus. Beberapa genus dimasukkan ke
dalam satu famili. Beberapa famili dimasukkan ke
dalam satu ordo. Beberapa ordo dimasukkan ke
dalam satu kelas. Beberapa kelas dimasukkan ke
dalam satudivisio untuk kelompok tumbuhan atau ke dalam
satu filumuntuk kelompok hewan. Beberapa
divisio atau filum dimasukkan ke dalam satu kingdom.
Tabel urutan Takson
dari yang tertinggi hingga terendah.
Latin
|
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Regnum
|
Kingdom
|
Kerajaan
|
Diviso/Phylum
|
Division/Phylum
|
Divisi/Filum
|
Classis
|
Class
|
Kelas
|
Ordo
|
Order
|
Bangsa
|
Familia
|
Family
|
Suku
|
Genus
|
Genus
|
Marga
|
Species
|
Species
|
Jenis
|
a.
Kingdom
Kingdom merupakan tingkatan
takson tertinggi. Semula makhluk hidup di dunia ini hanya dikelompokkan menjadi
dua kingdom, yaitu plantae dan animalia. Seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan saat ini makhluk hidup dikelompokkan menjadi enam kingdom, yaitu Monera,
Protista, Fungi, Plantae, Animalia, dan Virus
b.
Divisi
atau Filum
Setiap kingdom dapat dibagi lagi
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Kelompok ini pada tumbuhan disebut
dengan Divisi, sedangkan pada hewan disebut Filum.
Divisi Kingdom plantae
1)
Thallophyta
Kelompok tumbuhan yang belum
memiliki akar, batang, dan daun yang nyata digolongkan dalam golongan
Thallophyta, misalnya lumut (Bryophyta). Tumbuhan lumut (Bryophyta) belum menampakkan ciri adanya
akar sejati. Sederetan sel-sel yang menyerupai rambut, menggantikan
fungsi akar yang belum dimilikinya. Inilah yang dinamakan rizoid (akar semu)
yang berfungsi menyerap air dan zat hara dari tempat hidupnya. Rizoid juga
berfungsi untuk menambatkan tubuh lumut pada tempat hidupnya. Batang dan daun
sejati belum ditemukan pada lumut, hanya pada lumut daun telah menunjukkan
kemajuan dengan adanya struktur batang serta daun sederhana, tanpa jaringan
pengangkut.
2) Bryophyta
Bryophyta berasal dari dua kata “bryon” dan “phyta”. Bryon berarti lumut dan phyta berarti tumbuhan. Jadi bryophyte dapat
diartikan sebagai tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut merupakan divisi tumbuhan yang
hidup didarat , tidak berpembuluh, umumnya berukuran kecil (dapat berukuran
mikroskopik atau tidak terlihat jika tanpa bantuan mikroskop) dan berwarna
hijau. Divisi bryophyta ini termasuk kedalam anggota kingdomplantae
(tumbuhan). Lumut mempunyai sel-sel plastid yang menghasilkan klorofil a dan b
sehingga dapat melakukan melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, lumut
bersifat autrotrof karena dapat membuat makanan sendiri.
3) Pteridophyta
Pteridophyta atau yang lebih sering kita sebut dengan
tumbuhan paku merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang sudah memiliki akar, daun
dan batang sejati. Tumbuhan paku ini dapat ditemukan hidup di tempat yang lembab
(higrofit), hidup di air (hidrofit) atau menempel pada pohon lain (epifit).
Pteridophyta tidak menghasilkan biji dalam proses seksualnya, melainkan meereka
melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan perkembangbiakannya. Saat ini
sudah ada sekitar 12.000 spesies pteridophyta yang telah dikenali.
4) Spermatophyta
Merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan biji, karena
itu mereka juga sering disebut dengan tumbuhan berbiji. Spermatophyta merupakan
kormophyta karena memiliki akar, batang, dan daun sejati. Spermatophyta juga
dapat menghasilkan bungan sehingga termasuk ke dalam anthophyta. Habitat
spermatophyta biasanya di darat, tetapi ada juga yang dapat ditemukan mengapung
di daerah perairan (contohnya teratai). Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan
yang menghasilkan biji, karena itu mereka juga sering disebut dengan tumbuhan
berbiji. Spermatophyta merupakan kormophyta karena memiliki akar, batang, dan
daun sejati. Spermatophyta juga dapat menghasilkan bungan sehingga termasuk ke
dalam anthophyta. Habitat spermatophyta biasanya di darat, tetapi ada juga yang
dapat ditemukan mengapung di daerah perairan (contohnya teratai).
Filum Kingdom Animalia
1)
Hewan berpori (Porifera)
2)
Hewan berongga (Coelenterata)
3)
Cacing pipih (Platyhelminthes)
4)
Cacing gilig (Nemathelminthes)
5)
Cacing gelang (Annelida)
6)
Hewan Lunak (Moluska)
7)
Hewan berbuku-buku (Arthropoda)
8)
Hewan berkulit duri (Echinodermata)
9)
Hewan bertulang belakang (Chordata)
c.
Kelas
Setiap divisi atau
filum dapat dipecah lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yang dikenal kelas.
Dasar pengelompokannya menggunakan sifat atau ciri yang masih umum. Misalnya,
divisi spermatophyta dibedakan lagi menjadi beberapa kelas berdasarkan keping
bijinya, menjadi kelas monokotil dan kelas dikotil.
d.
Ordo
Setiap kelas dapat
dipecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil yang disebut ordo. Dasar
pengelompokannya adalah sifat atau ciri khusus dari ciri yang digunakan sebagai
dasar pengelompokan tingkat kelas. Misalnya, kelas monokotil dapat dibedakan
menjadi beberapa ordo, di antaranya :
1)
Rumput-rumputan (Poales)
2)
Rumput teki (Cyperates)
3)
Jahe-jahean (Zingiberales)
4)
Bakung-bakungan (Liliales)
5)
Pandan-pandanan (Pandanales)
e.
Famili
Berdasarkan sifan
dan ciri yang lebih khusus, setiap ordo dapat dibedakan lagi menjadi beberapa
famili. Misalnya, ordo lilialesdapat
dibedakan menjadi famili lili-lilian (Liliaceae), danamarilis (Amaryllidaceae).
f.
Genus
Setiap famili dapat
dibedakan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yaitu dikenal dengan Genus.
Anggota-anggota genus mempunyai persamaan ciri yang lebih banyak bila
dibandingkan tingkatan takson di atasnya. Misalnya, famili liliceae terbagi
menjadi, genus lili (Lilium), lidah buaya (Aloe), dan
bawang-bawangan (Allium).
g.
Species
Spesies merupakan
tingkatan takson terendah dalam klasifikasi. Setiap genus dapat memiliki
beberapa species. Misalnya, genus allium mempunyai dua spesies, yaitu Alliumcepa (Bawang merah) dan Alliumsativum (Bawang putih).
B.
Keanekaragaman
Kingdom Monera dan Protista
1.
Kingdom Monera
Monera merupakan makhluk hidup prokariot.
Kingdom monera terdiri atas bakteri dan ganggang biru hijau. Hampir semua
bakteri bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil. Bakteri hanya mampu
dilihat dengan mikroskop yang berkekuatan pembesaran tinggi. Secara umum
terdapat 3 bentuk bakteri, yaitu lonjong atau bulat (kokus), batang atau
silinder (basilus), dan spiral atau sekrup (spirilus).
Bakteri ada yang hidup dalam tubuh
kita, yaitu ada yang ada di dalam usus, kulit, mulut, hidung, dan bagian tubuh
lainnya. Bakteri juga terdapat di udara, air, dan tanah. Bakteri ada yang
menguntungkan manusia, misalnya bakteri yang hidup di dalam usus manusia dapat
membantu menguraikan sisa-sisa makanan yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Beberapa jenis bakteri juga dapat
membantu dalam pembuatan makanan, misalnya pembuatan yogurt. Bakteri-bakteri
saprofit menguntungkan karena membantu menguraikan sampah dan sisa-sisa makhluk
hidup yang telah mati. Tetapi, tidak semua bakteri menguntungkan manusia, ada
beberapa jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit, misalnya penyakit
tuberkulosis, tetanus, kolera, dan sebagainya.
Ganggang biru hijau lebih menyerupai
tumbuhan karena mengandung klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Ganggang
tersebut ditemukan di sembarang tempat yang berkelembapan cukup, misalnya di
laut, kolam, selokan, bahkan sumber air panas. Ganggang tersebut dapat
mengotori air minum, menyebabkan bau dan warna sehingga rasanya tidak enak.
2.
Klasifikasi
Kingdom Monera
a.
Bakteri
Bakteri adalah organisme prokariot
yang hanya dapa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Artinya sudah jelas,
yaitu bakteri tidak dapat dilihat langsung oleh mata manusia.Dibawah ini adalah
penjelasan tentang ciri, cara hidup, dan perkembang biakkan Bakteri
1)
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki tubuh yang hanya
terdiri dari satu sel dan berukuran sekitar 4-8 mikron. Sel bakteri memiliki
berbagai bentuk, ada yang bulat(koskus), batang(basil), dan
spiral(spirilum). Meskipun berukuran kecil, jika berkelompok(berkoloni),
bakteri akan terlihat. Contohnya di makanan basi, koloni bakteri tampak seperti
lendir, percikan mentega atau percikan susu. Koloni bakteri ada yang berwarna
kekuningan atau kemerahan dan ada juga yang berwarna putih.
2) Cara Hidup
Bakteri
Organisme yang termasuk ke dalam
kingdom monera ini memiliki cara hidup yang berbeda-beda. Ada yang hidup dengan
cara mengambil bahan organik dari lingkungannya (heterotrof), namun ada juga
yang dapat berfotosintesis (autotrof). Tapi kebanyakan sih bakteri bersifat
heterotrof, nah yang bersifat dari yang bersifat heterotrof tadi, ada yang
sifatnya saprofit dan ada pula yang parasit.
Bakteri saprofit adalah bakter yang
hidup bebas di alam dengan mengurai sampah, bangkai, serta kotoran. Sedangkan bakteri parasit hidup di tubuh
makhluk hidup lain dan merugikan inangnya.Berbagai penyakit manusia, tanaman,
dan hewan disebabkan oleh bakteri parasit ini. Bakteri dapat menular melalui
makanan,minuman melalui perantara atau melalu kontak langsung. Oleh karena itu
saya sarankan kepada sobat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan.
3)
Perkembangbiakkan Bakteri
Perkembangbiakkan bakteri dapat
terjadi secara kawin maupun tidak kawin. Perkembangbiakan tak kawin dilakukan
dengan membelah diri. Pada pembelahan diri, satu sel membelah menjadi
dua, kemudian menjadi empat, delapan, enambelas dan seterusnya.
Sedangkan kalau secara kawin, bakteri dapat berkembang biak dengan konjugasi. Caranya, dua sel yang berdekatan membentuk saluran konjugasi. Melalui saluran ini plasma dari sel yang satu mengalir ke sel yang lain.
Sedangkan kalau secara kawin, bakteri dapat berkembang biak dengan konjugasi. Caranya, dua sel yang berdekatan membentuk saluran konjugasi. Melalui saluran ini plasma dari sel yang satu mengalir ke sel yang lain.
Kesimpulannya
: Tubuh bakteri terdiri dari satu sel, sebagian besar bakteri hidup secara
sporofit atau parasit. Bakteri berkembangbiak dengan membelah diri dan
kenjugasi.
4)
Klasifikasi Bakteri
Klasifikasi
bakteri dapat dilihat dari beberapa penggolongan. Diantaranya klasifikasi
bakteri berdasarkan bentuk tubuh,
klasifikasi bakteri berdasarkan flagela, dan terakhir klasifikasi bakteri
berdasarkan pewarnaan gram.
Klasifikasi bakteri Berdasarkan
bentuk tubuh:
a)
Kokus
(bulat)
1.
Monokokus
Berupa sel bakteri
kokus tunggal. Contoh : Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata).
2.
Diplokokus
Berupa dua sel bakteri
kokus berdempetan. Contoh : Diplococcus pnemoniae (penyebab penyakit
pneumonia) , Neisseria gonorhoeae (penyebab penyakit kelamin raja singa).
3.
Tetrakokus
Berupa empat sel
bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat. Contoh : Pediococcus
cerevisiae.
4.
Sarkina
Berupa delapan sel
bakteri kokus berdempetan berbentuk kubus. Contoh : Thiosarcina rosea
(bakteri belerang).
5.
Streptococus
Berupa lebih dari empat
sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. Contoh : Streptococcus
mutans (penyebab gigi berlubang).
6.
Stafilokokus
Berupa lebih dari empat
sel bakteri kokus berdempetan membentuk seperti buah anggur. Contoh : Staphylococcus
aureus (penyebab penyakit radang paru-paru).
b)
Bakteri
basil (batang)
1.
Basilus (monobasil)
Berupa sel bakteri
basil tunggal. Contoh : Eschericcia coli (bakteri usus besar manusia),
Propionibacterium acnes (penyebab jerawat).
2.
Streptobasil
Berupa sel bakteri
basil berdempetan membentuk rantai. Contoh : Azotobacter (bakteri tanah yang
mengikat nitrogen) , Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan
ternak).
c)
Bakteri
spirilia
1.
Spiral
Bentuk sel
bergelombang. Contoh : Thiospirillopsis floridina (bakteri belerang).
2.
Vibrio (koma)
Bentuk sel seperti
tanda baca koma. Contoh : Vibrio cholera (penyebab penyakit kolera).
3.
Spiroseta
Bentuk sel seperti
sekrup. Contoh : Treponema pallidum (penyebab penyakit kelamin sifilis).
Klasifikasi
bakteri berdasarkan kedudukan alat gerak
1)
Monotorik
Monotrik, berflagel
satu pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh : Pseudomonas araginosa.
2)
Amfitrik
Amfitrik, flagel
masing-masing satu pada kedua ujung tubuh bakteri. Contoh : Spirillium serpen.
3)
Lofotrik
Lofotrik, berflagel
banyak pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh : Pseudomonas flourencens.
4) Peritrik
Peritrik, berflagel
banyak pada semua sisi tubuh bakteri. Contoh : Salmonella thypii.
Klasifikasi bakteri berdasarkan pewarnaan Gram
1)
Bakteri gram-positif
Bakteri gram-positif
memiliki dinding sel yang lebih sederhana, banyak mengandung peptidoglikan.
Misalnya bakteri Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus dan
Aerococcus.
2)
Bakteri gram-negatif
Bakteri gram-negatif
memiliki dinding sel yang lebih kompleks, kandungan peptidoglikan lebih
sedikit. Misalnya bakteri Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella,
Enterobacter, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium,
Flavobacterium.
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
1)
Bakteri Aerob
Bakteri aerob
membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Misalnya Nitrosomonas,
Nitrobacter, Nitrosococcus.
2)
Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob tidak
membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Misalnya Micrococcus
denitrificans
Klasifikasi
bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan (bahan organik)
1)
Autotrof
Bakteri yang dapat menyusun makanan
sendiri dari bahan-bahan anorganik. Berdasarkan sumber energinya bakteri
autotrof dibedakan menjadi :
a)
Fotoautotrof (sumber energi dari
cahaya)
b)
Kemoautotrof (sumber energi dari
hasil reaksi kimia).
2)
Heterotrof
Bakteri yang tidak
dapat menyusun makanan sendiri. Bakteri ini memanfaatkan bahan organik jadi
yang berasal dari organisme lain. Bakteri yang termasuk kedalam bakteri
heterotrop adalah bakteri yang bersifat parasit dan saprofit, yaitu bakteri
yang mendapat makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.
b.
Ganggang hijau biru (Cyanobacteria)
Ganggang
hijau biru tidak dimasukkan kedalam kelas protista seperti alga lainnya.
Mengapa demikian? Karena ia merupakan organisme prokariot sama seperti bakteri.
Sehingga digolongkan kedalam kingdom monera.
1)
Ciri-ciri Alga Biru
Cyanobacteria
sering disebut alga hijau-biru karena memiliki warna hijau kebiruan. Untuk
memudahkan mengucapnya kita sebut saja alga biru. Alga ini dapat hidup di
berbagai tempat dan keadaan, contohnya saja ada yang hidup di batu, tanah,
kulit kayu, air tawar, bahkan air laut. Tubuhnya ada yang bersel satu, ada pula
yang berupa untaian benang yang terbentuk dari beberapa sel. Sel alga biru
tergolong ke dalam sel prokariot yang berklorofil. Oleh karena itu, ia dapat
berfotosintesis dan mengahasilkan makanan sendiri (autotrof).
2)
Perkembangbiakan Alga Biru
Alga biru
berkembangbiak dengan cara membelah diri dan fragmentasi. Alga yang bersel satu
membelah diri dari satu menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya. Sedangkan
Alga yang berbentuk benang memutuskan diri menjadi fragmen dan setiap fragmen
dapat tumbuh menjadi individu baru. Contoh Alga biru antara lain Anabarna,
Rivularia, Glorocapsa, dan Oscillatori.
Kesimpulannya :Tubuh Alga biru
terdiri dari satu sel atau untaian sel seperti benang, berklorofil sehingga
bersifat autotrof. Berkembang biak dengan membelah diri dan fragmentasi.
3) Klasifikasi
Ganggang Hijau Biru
a)
Ganggang hijau biru
bersel satu
Contoh ganggang hijau
biru bersel satu adalah Chroococcus dan Gloeocapsa.
1.
Chroococcus
Ganggang ini biasanya hidup di dasar kolam yang tenang, tembok yang basah atau cadas. Biasanya sel-sel yang muda tetap bersatu karena ada selubung yang mengikatnya. Pembiakan berlangsung secara vegetatif, dengan membelah diri. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan sehingga membentuk koloni.
Ganggang ini biasanya hidup di dasar kolam yang tenang, tembok yang basah atau cadas. Biasanya sel-sel yang muda tetap bersatu karena ada selubung yang mengikatnya. Pembiakan berlangsung secara vegetatif, dengan membelah diri. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan sehingga membentuk koloni.
2.
Gloeocapsa
Ganggang ini hidup pada batu-batuan dan kadang-kadang dijumpai endofit (di dalam tubuh makhluk hidup), atau epifit pada tumbuhan lain. Koloni berbentuk benang yang dapat putus menjadi hormogonium. Hormogonium dapat tumbuh menjadi koloni baru. Ganggang ini mempunyai spora.
Spirullina: mengandung kadar protein tinggi.
Ganggang ini hidup pada batu-batuan dan kadang-kadang dijumpai endofit (di dalam tubuh makhluk hidup), atau epifit pada tumbuhan lain. Koloni berbentuk benang yang dapat putus menjadi hormogonium. Hormogonium dapat tumbuh menjadi koloni baru. Ganggang ini mempunyai spora.
Spirullina: mengandung kadar protein tinggi.
b)
Ganggang hijau biru
berkoloni (berkelompok)
Contoh ganggang biru
berkoloni adalah Polycitis dan Spirullina Polycitis: bentuk seperti bola, hidup
di kolam yang tenang dan jernih. Pembiakan dengan cara fragmentasi dari koloni.
c)
Ganggang hijau biru
berupa benang (filamen)
Contoh ganggang hijau
biru berupa benang adalah Oscillatoria, Nostoc comune, Anabaena
dan Rivularia.
1.
Oscillatoria: ganggang
ini berupa benang tebal terdiri dari sel pipih, pembiakan membelah diri dan
fragmentasi atau potongan benang yang terpisah timbul menjadi benang baru yang
disebut hormogonium.
2.
Nostoc comune: ganggang
berupa trikoma terdiri dari sel bentuk bola, memiliki selubung dan mempunyai
sel yang tidak efektif disebut akinet dan setelah selesai masa dorma bisa
tumbuh menjadi trikoma baru. Banyak ditemukan di tanah alkalis dan batuan yang lembab, misal di
sawah.
3.
Anabaena: ganggang
berupa trikoma diliputi oleh selaput lendir, bila telah dewasa mempunyai
heterokista dan akinet. Hidup
sebagai plankton di perairan, ada juga yang bersimbiosis pada tumbuhan seperti
ujung akar pakis haji dan paku air atau Azolla pinata.
4.
Rivularia: ganggang
bentuk bola dengan selaput lendir dan ujungnya ada trikoma meruncing. Hidup
menempel pada tanaman air dan batuan yang lembab.
3.
Kingdom
Protista
Protista
merupakan makhluk hidup bersel satu yang sudah mempunyai membran inti (eukariotik).
Makhluk hidup yang termasuk protista adalah protozoa dan ganggang (kecuali
ganggang biru hijau). Anggota kingdom protista ada yang bergerak dengan rambut
getar (cilia). Gerakan dari rambut getar dapat mendorong sel untuk
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Makhluk hidup yang bergerak
dengan rambut getar disebut Ciliata. Salah satu contoh dari Ciliata adalah Paramaecium.
Selain
rambut getar, ada pula protista yang bergerak dengan flagel (sulur yang
menyerupai cambuk) dan kaki semu. Euglena merupakan contoh protista yang
bergerak dengan flagel. Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan
cahaya matahari seperti tumbuh-tumbuhan karena la mempunyai klorofil.
Sedangkan contoh
protista yang bergerak dengan kaki semu adalah Amoeba. Gerakan dari kaki
semu tersebut menyebabkan Amoeba mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
4.
Klasifikasi
Kingdom Protista
a.
Protista Mirip Hewan: Protozoa
Kelompok protozoa adalah
kelompok protista yang memiliki sifat seperti hewan yakni heterotrof dan dapat
bergerak. Filum protozoa digolongkan ke dalam empat kelas berdasarkan alat
gerak yang dimilikinya, yaitu:
1)
Rhizopoda, yaitu
protozoa yang bergerak menggunkan kaki menyerupai akar atau disebut juga pseudopodia.
Organisme golongan ini memiliki bentuk yang amorf, berkembangbiak dengan
membelah diri, dan mendapat makanannya dengan memangsa bakteri atau parasit
bagi organisme lain. Contoh: Amoeba sp.
2)
Flagellata,
yaitu kelompok protozoa yang bergerak dengan flagel atau bulu cambuk. Hidup di
dalam lingkungan perairan atau di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit.
Contoh: Trypanosoma sp.
3)
Ciliata atau
rambut getar adalah penonjolan halus sitoplasma sel yang didukung oleh
mikrofilamen (sitoskleton). Golongan protozoa ini hidup diperairan air tawar
atau asin. Contoh: Paramecium sp. dan Stentor sp.
4)
Sporozoa ialah
satu – satunya golongan protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Dinamakan
demikian karena bentuknya menyerupai bola dan berkembangbiak dengan spora. Pada
umumnya kelompok ini hidup di dalam organisme lain sebagai parasit. Contoh,
Plasmodium sp.
b.
Protista Mirip Tumbuhan
Adalah golongan protista fotosintestik. Tubuhnya
tersusun atas satu sel atau berkoloni membentuk tubuh multiseuler. Berbeda
dengan protoza, algae memiliki klorofil seperti pada tumbuhan, dan para ahli
meyakini bahwa algae adalah nenek moyang tumbuhan. Algae multiseluler tidak
memiliki jaringan, tubuhnya berbentuk lembaran yang disebut talus (sebelumnya
kelompok ini dimasukkan ke dalam kingdom tumbuhan thalophyta, tumbuhan
berbentuk lembaran). Kelompok ini dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan
pigmen dominan yang dimilikinya:
1)
Chlorophyta
adalah kelompok alga hijau. Algae ini tersusun atas satu sel atau banyak sel.
Ditemukan pada perairan air tawar (unisel) dan air laut (multisel). Spesies
uniseuler umumnya memiliki alat gerak. Berkemangbiak dengan membelah diri,
fragmentasi, atau konjugasi. Contoh: Euglena sp. (uniseluler) dan Ulna sp.
(multiseluler).
2)
Chrysophyta atau
alga emas adalah kelompok alga yang memiliki pigmen karoten (kuning – orange).
Selain itu, memiliki pigmen klorofil untuk fotosintesis. Seperti alga hijau,
kelompok ini ada yang tersusun atas satu sel dan ada yang banyak sel. Ditemukan
di air tawar dan laut. Contoh, Diatome (unisel) dan Vaucheria sp.
(multiseluler).
3)
Phaeophyta
memiliki pigmen fikoxantin (cokelat) sehingga disebut alga coklat. Alga ini
merupakan alga multiseluler dan makroskopik dan sering ditemukan di perairan
air laut. Tubuhnya dilapisi oleh gelatin untuk melindungi dari terpaan ombak.
Reproduksi secara seksual atau aseksual (spora). Banyak dimanfaatkan dalam
industri makanan dan cat karena memiliki zat algin. Contoh. Sargassum sp.
4)
Rhodophyta atau
ganggang merah memiliki pigmen fikoeritin (merah), dan klorofil. Alga ini
merupakan alga yang sering disebut sebagai rumput laut. Banyak dimanfaatkan
sebagai bahan makanan (agar – agar) atau pembuatan kosmetik. Contoh:
Polysiphonia sp.
c.
Protista Mirip Jamur: Myxomycota (Jamur Lendir) &
Oomycota (Jamur air)
Jamur lendir dan jamur air adalah bukan jamur sejati.
Mereka merupakan protista yang pada masa hidupnya memiliki bentuk seperti jamur
sejati yang membentuk sporangia atau membentu filamen yang menyerupai hifa.
Jamur lendir berwarna kuning sementara jamur air berwarna putih. Dinding sel
spesies ini tersusun atas selulosa sementara jamur sejati dilindungi dinding
sel dari zat kitin. Keduanya berperan sebagai pengurai dalam ekosistem.
C.
Keanekaragaman
Kingdom Fungi Dan Kingdom Plantae
1.
Kingdom
Fungi
Ciri-ciri
Fungi
a.
Sel eukariotik
Jamur
termasuk organisme bersel eukariotik, artinya sel – sel penyusun tubuh jamur
telah memiliki inti sejati dengan adanya selaput inti (membran inti). Selain
itu, sel – sel jamur juga memiliki organel – organel bermembran seperti
mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi. Namun tidak memiliki kloroplas,
karena jamur tidak memiliki zat hijau daun (klorofil)
b.
Uniseluler atau multiseluler
Jamur
tersusun atas satu sel (khamir) atau banyak sel (kapang). Jalinan sel – sel
jamur multiseluler tersusun membentuk benang yang disebut dengan hifa. Susunan
sel – sel dalam hifa ini ada yang bersekat ada juga yang tidak bersekat.
Kemudian, hifa – hifa ini membentuk badan jamur yang disebut dengan miselium
yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian yang
terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit
memiliki houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel
inangnya
c.
Dinding sel: zat kittin
Perbedaan
bahan penyusun dinding sel jamur dan tumbuhan serta bakteri menjadi alasan
bahwa jamur adalah organisme yang berbeda. Dinding sel jamur tersusun atas zat
kitin yaitu senyawa yang persis menyusun rangka luar (eksoskleton) serangga.
Sementara tumbuhan memiliki dinding sel dari selulosa.
d.
Tidak memiliki klorofil
Jamur
tidak memiliki klorofil sehingga jamur tidak dapat digolongkan ke dalam
tumbuhan. Pigmen berwarna hijau (klorofil) adalah pigmen yang digunakan untuk
membuat makanan dengan bantuan cahaya yang semua annggota tumbuhan memilikinya.
Oleh karena jamur tidak dapat membuat makanannya sendiri, jamur memperoleh
makanannya dari organisme lain.
Cara Reproduksi Jamur
Reproduksi fungi
menggunakan spora yang dapat dihasilkan secara aseksual atau seksual.
Reproduksi seksual dilakukan hanya ketika lingkungan dalam keadaan yang
membahayakan bagi kelangsungan hidupnya.
a.
Seksual
Reproduksi
secara seksual pada jamur disebut dengan singami yaitu proses reproduksi dengan
tahapan diawali
dengan peleburan gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan
2 hifa yang berbeda, yang disebut konjugasi. Berdasarkan gametnya, proses
ini dapat dikelompokkan sebagai isogami, anisogami, oogami,
gametangiogami, somatogami, dan spermatisasi.
Isogami yaitu peleburan 2 gamet yang
sama bentuk dan ukuran nya, bila gamet-gamet tersebut tidak sama ukurannya
disebut anisogami. Apabila peleburan 2 gamet tersebut yang berbeda adalah
bentuk dan ukurannya, maka disebut oogami. Pada oogami, ovum yang
dihasilkan dalam oogoium dibuahi oleh spermatozoid yang dibentuk dalam anteridium.
Sedangkan yang disebut dengan gametangiogami adalah bila peleburan isi 2
gametangium yang berbeda jenisnya tersebut menghasilkan zigospora.
Pada somatogami, yang terjadi yaitu
peleburan 2 sel hifa. Dua sel hifa yang tidak berdeferensiasi inti selnya
berpasangan, kemudian terbentuk hifa diploid yang selanjutnya akan
dibentuk askospora. Sedangkan spermatisasi yaitu peleburan antara
spermatium (gamet jantan) dengan gametangium betina (hifa) yang kemudian
berkembang membentuk hifa baru (diploid) dan menghasilkan askospora.
b.
Aseksual
Seperti halnya reproduksi seksual,
reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui beberapa cara. Cara
reproduksi yang paling sederhana adalah dengan pembentukan tunas (budding)
yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi (Saccharomyces
cerevisiae).
Pada reproduksi dengan cara ini,
jamur membentuk semacam sel berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi
sel ragi dengan ukuran sempurna yang akhirnya terlepas dari sel
induknya menjadi individu baru. Selain dengan tunas, reproduksi
aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi dan spora aseksual.
Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap potongan
tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara
fragmentasi diawali dengan terjadinya pemisahan hifa dari sebuah miselium.
Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium
baru.
Pada kondisi tertentu, hifa akan
terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil spora aseksual). Cara
reproduksi aseksual yang lain adalah dengan spora yang disebut spora
aseksual. Spora aseksual adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan
secara mitosis. Pembentukan spora aseksual pada jamur terjadi melalui
spora yang dihasilkan oleh hifa tertentu. Spora tersebut merupakan sebuah
sel reproduksi yang dapat tumbuh langsung menjadi jamur. Hal ini mirip
dengan perkecambahan biji pada tumbuhan tingkat tinggi.
Cara Jamur
Memperoleh Makanan
a.
Mereka menguraikan bahan organik mati. Saprotrof adalah
organisme yang memperoleh nutrisi yang dari bahan organik non-hidup, biasanya
tumbuhan atau hewan mati dan membusuk, dengan menyerap senyawa organik
terlarutlarut. Jamur Saprotrof memainkan peran yang sangat penting dengan
mendaur ulang dalam aliran energi ekosistem dan siklus biogeokimia. Jamur
saprofit, seperti shiitake (Lentinula edodes) dan jamur tiram (Pleurotus
ostreatus), menguraikan tanaman mati dan jaringan hewan dengan melepaskan enzim
dari hifa yang tipis. Dengan cara ini mereka mendaur ulang bahan organik
kembali ke lingkungan sekitarnya. Karena kemampuan ini, jamur adalah pengurai
utama di hutan.
b.
Mereka memakan inang hidup. Sebagai parasit, jamur hidup di
atau pada organisme lain dan mendapatkan nutrisi dari tuan rumah mereka. Jamur
parasit menggunakan enzim untuk memecah jaringan hidup, yang mungkin
menyebabkan penyakit pada host. Penyebab penyakit jamur yang parasit. Ingat
parasitisme yang merupakan jenis hubungan simbiosis antara organisme dari
spesies yang berbeda yang salah satu yaitu parasit, mendapat manfaat dari
hubungan dekat dengan yang lain, tuan rumah, yang dirugikan.
c.
Mereka tinggal secara mutualisme dengan organisme lain.
Jamur mutualistik hidup tanpa bahaya dengan organisme hidup lainnya. Ingat
mutualisme yang merupakan interaksi antara individu dari dua spesies yang
berbeda, di mana kedua individu memperoleh menguntungkan.
Klasifikasi Jamur
a.
Divisi
Zygomycota
Zygomycota dikenal sebagai jamur
zigospora (bentuk spora berdinding tebal)
Ciri-ciri Zygomycota
1)
Hifa tidak bersekat dan
bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
2)
Dinding sel tersusun
dari kitin.
3)
Reproduksi aseksual dan
seksual.
4)
Hifa berfungsi untuk
menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh
:
1)
Rhizophus stolonifer, Tumbuh
pada roti
2)
Rhizophus oryzae, Jamur
tempe
3)
Rhizophus nigricans,
Menghasilkan asam fumarat
4)
Mucor mucedo, Saprofit
pada kotoran ternak dan makanan
Reproduksi
Zygomiyota
1)
Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung
sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan
tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan
sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru
2)
Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan
hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang
terdapat banyak inti haploid. Inti haploid gametangium melebur membentuk
zigospora diploid. Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam
sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid
keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
b.
Divisi
Ascomycota
Ciri-ciri Ascomycota
1)
Hifa bersekat-sekat dan
di tiap sel biasanya berinti satu.
2)
Bersel satu atau bersel
banyak.
3)
Ada yang brsifat
parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang
biru membentuk lumut kerak.
4)
Mempunyai alat
pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau
tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi
generatif.
5)
Dinding sel dari zat
kitin.
6)
Reproduksi seksual dan
aseksual.
Contoh:
Sacharomyces cereviceae
(ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat mengembang, dan
mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape)
Penicilium
1)
Penicillium chrysogenum,
untuk pembuatan antibiotik penisilin.
2)
Penicillium notatum,
untuk pembuatan antibiotik penisilin.
3)
Penicillium notatum,
untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
4)
Penicillium camemberti,
untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
5)
Aspergilus
6)
Aspergillus wentii,
untuk Pembuatan kecap dan Tauco
7)
Aspergillus niger,
untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
8)
Aspergillus flavus,
menghasilkan racun Aflatoksin yang
menyebabkan kanker hati (hepatitis)
9)
Aspergillus fumigatus,
penyebab Penyakit paru-paru pada aves
10) Neurospora
sitophilla, untuk pembuatan oncom.
11) Neurospora
crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena daur hidup
seksualnya hanya sebentar.
12) Candida
albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina
Reproduksi
Ascomycota
c.
Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada
karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada (basidia)
Ciri-ciri
Basidiomycota
1)
Hifanya bersekat,
mengandung inti haploid.
2)
Mempunyai tubuh buah
yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada
bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan
tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
3)
Ada yang brsifat
parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang
biru membentuk lumut kerak.
4)
Reproduksi secara
seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia)
Contoh Basidiomycota
1)
Volvariela volvacea
(jamur merang)
2)
Auricularia polytricha
(jamur kuping)
3)
Pleurotus sp (jamur
tiram)
4)
Polyporus giganteus
(jamur papan)
5)
Amanita phaloides hidup
pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang mematikan
6)
Puccinia graminis
(jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
7)
Ustilago maydis parasit
pada tanaman jagung
8)
Ganoderma aplanatum
(jamur kayu)
9)
Jamur Shitake
Reproduksi
Basidiomycota
d.
Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi
imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena
belum diketahui perkembangbiakannya
secara seksual
Ciri-ciri
Deuteromycota
1)
Hifa bersekat, tubuh
berukuran mikroskopis
2)
Bersifat parasit pada
ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
3)
Reproduksi aseksual
dengan konidium dan seksual belum diketahui.
4)
Banyak yang bersifat
merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman
budidaya
Contoh
Deuteromycota
1)
Epidermophyton
floocosum, menyebabkan kutu air.
2)
Epidermophyton,
Microsporum, penyebab penyakit kurap.
3)
Melazasia fur-fur,
penyebab panu.
4)
Altenaria Sp. hidup
pada tanaman kentang.
5)
Fusarium, hidup pada
tanaman tomat.
6)
Trychophyton tonsurans,
menimbulkan ketombe di kepala.
2.
Kingdom
Plantae
Ciri
& Klasifikasi Kingdom Plantae – Kolonisasi daratan oleh spesies plantae
sudah berlangsung sejak 475 juta tahun silam. Para ahli taksonomi menemukan
adanya kemiripan antara anggota kelompok plantae dengan alga penghuni kingdom protista.
Dengan demikian, plantae dipercaya berasal dari evolusi alga yang hidup di
perairan. Berbagai adaptasi dilakukan oleh tumbuhan untuk dapat hidup di
daratan. Awalnya, alga digolongkan ke dalam tumbuhan, hal ini karena adanya
kemiripan dalam kemampuan untuk berfotosintesis. Namun penelitian selanjutnya
menemukan perbedaan yang dimiliki oleh keduanya dalam tingkat seluler. Berikut
akan diuraikan ciri – ciri plantae yang membedakannya dengan alga beserta
klasifikasinya.
Ciri
Struktur Kingdom Plantae
Adapun ciri plantae yang membedakannya
dengan alga yaitu:
a.
Tersusun
atas banyak sel (multiseluler)
Semua
anggota plantae memiliki tubuh yang tersusun atas banyak sel. Dalam tubuhnya
terbentuk organisasi seluler seperti jaringan dan organ.
b.
Habitat:
darat
Sebagian
besar tumbuhan hidup didarat, meski beberapa ditemukan memerlukan habitat yang
lembab atau berair. Namun tubuh tumbuhan diadaptasikan untuk dapat
berkolonisasi di daratan.
c.
Mampu
melakukan fotosintesis
Semua
tumbuhan memiliki kemampuan untuk membuat makanannya sendiri melalui proses
fotosintesis. Kemampuan tumbuhan mengolah senyawa anorganik menjadi senyawa
organik (glukosa) disebut autotrof, tak lepas dari struktur seluler tumbuhan
yang memiliki organel berklorofil (kloroplas).
d.
Memiliki
organ tumbuhan
Sebagian
besar tumbuhan memiliki organ – organ seperti akar, batang, dan daun. Oleh
karena itu tumbuhan disebut kormophyta, meski demikian ada tumbuhan yang masih
berbentuk lembaran (thalus), contohnya lumut.
Klasifikasi Plantae
a.
Divisi
Briophyta
Bryophyta atau dikenal sebagai tumbuhan
lumut merupakan anggota kingdom plantae yang paling sederhana. Dilihat dari
struktur tubuhnya, briophyta menunjukkan bentuk peralihan antara tumbuhan talus
ke tumbuhan kormus. Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh divisi Briophyta
yaitu:
Ciri-Ciri Briophyta
1)
Akar
berupa rizoid
Tumbuhan
lumut memiliki akar dan batang namun tidak memiliki akar sejati. Akarnya
merupakan akar semu (rizoid) yang merupakan serabut dari batang. Pada kelompok
briophyta ada yang memiliki struktur tubuh berupa lembaran (thalus). Oleh
karena itu, tumbuhan lumut masih digolongkan ke dalam thalophyta yaitu kelompok
tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
2)
Tidak
memiliki pembuluh angkut
Tumbuhan
lumut tidak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem) oleh karenanya lumut
digolongkan ke dalam atracheophyta (tumbuhan tak berpembuluh). Pegangkutan air,
mineral, atau hasil fotosintesis dilakukan oleh sel – sel parenkim.
3)
Habitat
di tempat yang lembab
Tumbuhan
lumut memiliki sel gamet jantan yang motil (bergerak), oleh karenanya
memerlukan media air untuk proses pertumbuhan dan perkembangbiakan, dan
kelangsungan hidup vegetasi lumut. Tumbuhan lumut dapat dijumpai di daerah yang
berdektan dengan sumber air atau lahan basah. Populasi lumut dapat menyuplai
kandungan oksigen di atmosfer.
4)
Mengalami
metagenesis keturunan
Perkembangbiakan
anggota divisi briphyta mengalami pergantian keturunan antara fase gametofit
(yang biasa kita lihat) dan fase sporofit. Tumbuhan lumut (jantan: anteridium;
betina: arkegonium) menghasilkan sel – sel gamet. Pertemuan antara sel gamet
jantan dan betina dibantu oleh air kemudian akan terbentuk zigot yang
berkembang di dalam kotak spora (sporangium). Zigot akan berkembang menjadi
spora di dalam kotak spora yang memiliki struktur seperti peti. Kotak spora
akan pecah ketika spora –spora telah matang. Kemudian spora tersebar terbawa
angin ke tempat yang cocok (lembab), dan spora akan berkecambah menjadi
protonema yang akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut yang kita jumpai
di tempat-tempat lembab. Tumbuhan lumut ini akan mengulangi siklus selanjutnya.
5)
Fase
gametofit lebih panjang
Briophyta
mengalami pergiliran keturunan dari fase gametik yang dihasilkan oleh tumbuhan
lumut itu sendiri, dan fase sporofit (zigot). Tumbuhan lumut memiliki fase
gametik yang lebih panjang dibanding fase sporofit.
Struktur
Tumbuhan lumut
Secara umum struktur tubuh lumut
tersusun atas :
1)
Rhizoid, yaitu bagian
seperti akar yang berfungsi untuk melekat pada substrat dan untuk penyerapan
air
2)
Batang semu, yaitu
bagian yang memanjang dari pangkal rhizoid sampai ke ujung. Fungsinya adalah
untuk meyalurkan air yang diserap oleh rhizoid. Pada batang semu ini belum
terdapat xylem dan floem yang sesungguhnya
3)
Daun semu, kecil sempit
dan memanjang yang berfungsi untuk proses fotosintesis
Divisi briophyta
diklasifikasikan menjadi tiga kelas berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu:
1)
Hepaticae (lumut hati)
Contoh: Marchantia
polymorpha. Ciri – ciri anggota kelompok ini:
a)
Memiliki tubuh dari
lembaran daun seperti hati
b)
Mengalami metagenesis
c)
Memiliki gemmae
(kuncup) yang merupakan reproduksi aseksual pada lumut hari
d)
Ditemukan pada dasar
tanah hutan tropis, menempel pada subtrat di wilayah yang lembab.
2)
Kelas Musci (lumut
daun)
Merupakan lumut yang sering dilihat dan ditemukan
menyebar pada daerah terbuka yang lembab. Kelas ini merupakan kelas terbesar
pada Divisi lumut. Disebut juga dengan lumut sejati. Contoh: Sphagnum sp.
3)
Kelas Anthocerotae
(lumut tanduk)
Memiliki bentuk yang hampir mirip dengan
lumut hati. Tubuh utama berupa lembaran (talus) dengan sporangiofor yang
berbentuk seperti tanduk. Contoh: Anthoceros fusiformis.
b.
Divisi
Pterydophyta
Hampir
serupa dengan briophyta, tumbuhan paku atau pterydophyta juga mengalami
metagenesis dan ditemukan di tempat yang lembab. Hanya saja tumbuha paku
memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi dibanding divisi bryophyta.
Adapun ciri – ciri dari tumbuhan paku yaitu:
Ciri-ciri Pterydophyta
(Paku)
1)
Memiliki
akar, batang, dan daun sejati
Berbeda
dengan lumut, tubuh tumbuhan paku sudah dapat dibedakan antara akar, batang,
dan juga daun. Oleh karena itu tumbuhan paku digolongkan ke dalam tumbuhan
kormus bersama dengan tumbuhan tingkat tinggi. Meski demikian, struktur organ
akar, batang, dan daun masih sederhana. Berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi,
batang pada tumbuhan paku dapat berfungsi sebagai tempat melangsungkan
fotosintesis.
2)
Memiliki
pembuluh angkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan
paku masih sangat sederhana. Pembuluh angkut berfungsi membawa air dan mineral
dari akar (xilem), dan mengedarkan hasil fotosintesis dari daun / batang ke
seluruh sel (oleh floem).
3)
Mengalami
metagenesis
Seperti
halnya tumbuhan lumut, tumbuhan pakumengalami pergiliran keturunan dari fase
sporofit ke gametofit. Hanya saja, tumbuhan paku memiliki fase sporofit yang
lebih panjang dibanding fase gametofitnya. Tumbuhan paku membentuk spora yang
disimpan dalam kotak spora di bawah daunnya. Kemudia spora- spora yang matang
akan pecah, menyebar terbawa angin, dan berkembang pada tempat yang cocok
(lembab). Spora – spora akan berkecambah menjadi protalium yang menghasilkan
sel – sel gamet. Fase ini disebut fase gametofit yang berlangsung sangat
singkat. Pembuahan sel – sel gamet (sperma dan ovum) ini akan menghasilkan
zigot yang akan berkembang menjadi tumbuhan paku. Kemudian tumbun paku yang
kita lihat akan menghasilkan spora, mengulangi siklus hidupnya
Klasifikasi
Pterydophyta (Paku)
Tumbuhan
paku dibedakan menjadi empat kelas
1)
Kelas Psyloptinae (Paku
purba)
Disebut
juga paku telanjang, karena tidak memiliki daun Ciri umum : tidak memiliki daun
atau memiliki daun berbentuk kecil – kecil ( mikrofil), sporangiumnya terletak
diujung cabang, beberapa jenis diantaranya belum memiliki akar sejati. Paku ini
sering disebut dengan tumbuhan paku telanjang, bersifat homospora dan hampir
punah. Contoh: Rhynia major.
2)
Kelas Lycopodinae (Paku
kawat)
Batang
dan daun kecil. Ciri umum : memiliki
daun kecil-kecil dan tidak bertangkai, bersifat heterospora, akar dan batang
bercabang menggarpu tetapi ada juga batanng yang berbentuk umbi ( misal :
Isoates). Daunnya berupa mikrofil, sporangium terletak diketiak daun dan
membentuk strobilus, umumnya epifit. Contoh: Lycopodium sp.
3)
Kelas Equisetinae (Paku
ekor kuda)
Memiliki
sporangium seperti ekor kuda. Akar berupa akar tongkat dan menjalar, daun
berbentuk seperti batang yang berdiri tegak, berbentuk silinder, berbuku –
buku, dapat melakukan fotosintesis, tingginya bisa mencapai 1,3 meter, daun
kecil seperti sisik melingkar pada setiap ruas batang dan tidak mengandung
klorofil, pada ujungnya terdapat strobilus. Contoh: Equisetum sp.
4)
Kelas Filicinae (paku
sejati)
Paku
yang sering dimanfaat menjadi sayuran (pakis) Tumbuhan paku sejati merupakan
tumbuhan paku yang sebenarnya, mempunyai daun berukuran besar, mempunyai tulang
daun dan daging daun, ujung daun menggulung dan sporangium terdapat dibawah
permukaan daun. Tumbuhan paku ini kita kenal sebagai pakis. Contoh: Matonia
pectinata.
b.
Divisi
Spermatophyta ( Tumbuhan Biji)
Merupakan
kelompok tumbuhan yang berkembangbiak dengan biji. (meski dapat berkembangbiak
secara vegetatif). Seluruh kelompok tumbuhan ini memiliki biji sebagai salah
satu perkembangbiakannya. Berdasarkan struktur bijinya, spermatophyta dibedakan
menjadi:
1)
Gymnospermae
(tumbuhan berbiji terbuka)
Sekilas
kita tidak dapat membedakan antara gymnospermae dengan dikotil. Hal ini karena
keduanya merupakan tumbuhan berkayu (memiliki kambium). Perbedaannya terletak
pada organ reproduksinya. Gymnospermae tidak memiliki bunga sebagai organ
reproduksi tetapi strobilus (kuncup). Adapun ciri – ciri gymnospermae
a)
Merupakan tumbuhan
dioeceous. Pada umunya, gymnospermae merupakan tumbuhan dioeceous yaitu
tumbuhan yang alat kelamin jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda.
Organ reproduksi pada gymnospermae adalah strobilus buka bunga. Strobilus /
konus menghasilkan hana satu sel gamet. Strobilus yang menghasilkan sperma
disebut strobiulus jatan, dan yang menghasilkan ovum disebut strobilus betina.
b)
Mengalami pembuahan tunggal. Berbeda dengan
angiospermae, pembuahan yang terjadi pada tumbuhan gymnospermae merupakan
pembuahan tunggal, hanya membentuk embrio saja. Setelah proses penyerbukan
(jatuhnya serbuk sari ke konus betina), serbuk sari akan masuk ke bakal biji
dan berkecambah di dalam bakal biji yang mengandung ovum. Selama kurang lebih
satu tahun (pada pinus), sel ovum telah siap untuk dibuahi. Dalam bakal biji
terdapat dua sel ovum yang dapat dibuahi oleh sel sperma. Namun hanya akan
terbentuk satu embrio untuk masing – masing bakal biji. Pembuahan sperma dan
ovum menghasilkan embrio yang berkembang di dalam bakal biji. Embrio memiliki
cadangan makanan yang berasal dari jaringan gametofit betina (n).
Tumbuhan
gymnospermae dibedakan menjadi empat kelas:
a)
Gnetophyta
b)
Ginkgophyta
c)
Coniferophyta
d)
Cycadophyta
2)
Angiospermae
(tumbuhan berbiji tertutup)
Spesies kelompok ini merupakan yang
sering dijumpai, terdapat banyak disekeliling kita. Angiospermae disebut juga
anthophyta, hal ini karena semua anggota kelompok ini memiliki bunga sebagai
organ reproduksinya. Permbuahan yang terjadi pada subdiivisi angiospermase
terjadi dua kali, oleh karena itu disebut pembuahan ganda. Pembuahan pertama terjadi
antara inti generatif I dan ovum yang membentuk embrio, sedang pembuahan
berikutnya terjadi antara inti generatif II membuahi inti kandung lembaga
sekunder yang menjadi cadangan makanan (3n) bagi embrio (2n). Angiospermae
dibedakan menjadi dua kelas besar berdasarkan jumlah keping biji, yaitu:
a)
Monokotil
Ciri – ciri
· Berkeping
biji tunggal
· Akar
serabut
· Tidak
berkayu/ tidak berkambium
· Batang
tidak bercabang
· Susunan
tulang daun sejajar
· Jumlah
mahkota bunga ialah kelipatan tiga
Contoh:
padi (Oryza sp.), jagung ((Zea mays), dan lain – lain.
b)
Dikotil
Ciri – ciri:
· Berkeping
dua
· Akar
tunggang
· Batang
berkayu (berkambium)
· Batang
bercabang – cabang
· Susunan
tulang daun menyirip atau menjari
· Jumlah
mahkota bunga kelipatan dua atau lima.
Contoh:
jeruk (Citrus sp.), mangga (Mangifera indica), dan lain – lain.
D.
Keanekaragaman Kingdom Animalia
Ciri-ciri Kingdom Animalia
Anggota
kingdom animalia memiliki ciri-ciri yangmembedakannya dengan kingdom-kingdom
lain, seperti :
1)
Hewan merupakan organisme
eukariotik multiseluler.
2)
Bersifat heterotrofik,
berbeda dengan tumbuhan yang bisa memproduksi makanan sendiri lewat
fotosintesis (autotrof), hewan tidak bisa memproduksi makanan sendiri sehingga
akan memakan bahan organik yang sudah jadi.
3)
Tidak memiliki dinding sel,
komponen terbesar sel hewan tersusun atas protein struktural kolagen.
4)
Memiliki jaringan saraf dan
jaringan otot sehingga bisa aktif bergerak (bersifat motil).
5)
Sebagian besar bereproduksi
secara seksual.
6)
Siklus hidup didominasi
oleh bentuk diploid.
Kingdom Animalia terdiri
dari kelompok invertebrata yaitu kelompok hewan yang tidak mempunyai tulang
belakang dan kelompok vertebrata yang memiliki tulang belakang.
Klasifikasi kingdom animalia
Invertebrata
Kelompok
Invertebrata terbagi atas beberapa filum yaitu :
1)
Porifera(hewan berpori)
a)
Hewan multiseluler dengan
tubuh berpori, jaringan yang belum terbentuk, memiliki rangka serta saluran
air.
b)
Bersifat heterotrof dengan
memperoleh makanan di air yang masuk ke dalam tubuh melalui pori.
c)
Hidup di laut, melekat pada
batu atau benda lainnya.
d)
Reproduksi secara aseksual
dengan pembentukan tunas, gemmule (tunas internal) dan regenerasi. Reproduksi
secara seksual dengan pembentukan gamet.
e)
Porifera digolongkan
menjadi tiga kelas berdasarkan penyusun rangka, yaitu Hexactinellida, Demospongiae
dan Calcaera.
2)
Coelenterata
(hewan berongga)
a)
Hewan multiseluler
diploblastik yang tubuhnya telah terbentuk jaringan, berbentuk polip atau
medusa dengan tentakel berpenyengat, memiliki rongga pencernaan, system saraf
sederhana dan tidak memiliki system ekskresi.
b)
Bersifat heterotrof dan
menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa.
c)
Habitat terdapat di laut.
d)
Reproduksi secara aseksual
dengan pembentukan tunas oleh polip dan reproduksi secara seksual dengan
pembentukan gamet oleh medusa atau polip.
e)
Berdasarkan bentuk dominan
dalam siklus hidup dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa dan
Anthozoa
3)
Platyhelminthes
(cacing pipih)
a)
Hewan triploblastik
selomata dengan tubuh simetri bilateral berbentuk pipih, memiliki system saraf,
system pencernaan dengan satu lubang, tidak memiliki system sirkulasi,
respirasi dan ekskresi.
b)
Hidup bebas di laut, air
tawar, tempat lembab atau parasit pada hewan serta manusia.
c)
Bersifat hemafrodit,
reproduksi seksual secara sendiri atau silang, reproduksi aseksual dengan
fragmentasi yang diikuti regenerasi.
d)
Klasifikasi dibedakan
menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda dan Cestoda.
4)
Nemathelminthes(cacing
benang)
a)
Hewan triploblastik
pseudoselomata, tubuh simetri bilateral berbentuk bulat panjang dilapisi
kutikula dengan system pencernaan lengkap, system sirkulasi oleh cairan
pseudoselomata, tidak memiliki system respirasi dan ekskresi.
b)
Hidup bebas atau parasit.
c)
Hidup di tanah basah, dasar
perairan tawar atau laut bebas, bersifat parasitik pada manusia, hewan dan
tumbuhan.
d)
Reproduksi secara seksual.
e)
Contoh Nemathelminthes yang
parasitik yaitu cacing gelang, cacing tambang, cacing kremi, cacing filarial
dan cacing Trichinella.
5)
Annelida(cacing
gelang)
a)
Hewan triploblastik
selomata, tubuh simetri bilateral bersegmen, memiliki otot, system pencernaan
lengkap, system sirkulasi, system saraf tangga tali yaitu sistem saraf yang
terdiri dari ganglia otak di depan tubuh dekat dengan faring dan tali saraf
yang menembus segmen tubuh serta memiliki system ekskresi. Tidak memiliki
system respirasi, bersifat hemafrodit atau gonokoris (alat kelamin jantan dan
betina terpisah pada individu yang berbeda).
b)
Hidup bebas di dasar laut,
perairan tawar, tanah dan tempat yang lembab atau parasit pada vertebrata.
c)
Reproduksi secara seksual
atau aseksual.
6)
Mollusca(hewan
lunak)
a)
Hewan triploblastik
selomata dengan simetri bilateral, bertubuh lunak, hidup bebas di laut, air
tawar maupun darat.
b)
Tubuh terdiri dari kaki,
massa visceral dan mantel. Bercangkang, system pencernaan yang lengkap, system
sirkulasi terbuka dan tertutup. System saraf terdiri atas ganglion dan serabut
saraf. Respirasi dengan insang atau rongga mantel. Ekskresi dengan nefridia,
bereproduksi seksual secara internal atau eksternal dan bersifat dioseus (alat
kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda) atau monoseus
(alat kelamin jantan dan betina pada satu individu).
c)
Dibedakan menjadi 3 kelas
yaitu, Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda.
7)
Arthropoda(hewan
kaki beruas)
a)
Hewan triploblastik
selomata dengan simetri bilateral, memiliki kaki dan tubuh beruas, hidup di
berbagai habitat secara bebas, parasit, komensal atau simbiotik.
b)
Tubuh terdiri dari kaput
(kepala), toraks (dada) dan abdomen (perut). Eksoskeleton (rangka luar), jumlah
anggota tubuh beragam, system indra berkembang baik, system saraf tangga tali
(sistem saraf yang terdiri dari ganglia otak di depan tubuh dekat dengan
faring, dan tali saraf yang menembus segmen tubuh), system pencernaan lengkap,
ekskresi melalui tubula malphigi (suatu saluran sebagai system ekskresi pada
arthropoda) atau dibantu dengan kelenjar ekskresi tertentu.
c)
Respirasi menggunakan
insang, trakea atau paru-paru yang berbuku. System sirkulasi terbuka. Bersifat
dioseus (alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda)
dan reproduksi seksual secara internal dan mengalami ekdisis (peristiwa
terlepasnya kutikula) sebagian bermetamorfosis.
8)
Echinodermata(hewan
berkulit duri)
a) Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral,
permukaan tubuh berduri, hidup bebas di dasar laut.
b) Duri tumpul atau runcing, memiliki system ambulakral,
system saraf berupa cincin pusat saraf yang bercabang, system pencernaan yang
lengkap dan tidak memiliki system ekskresi.
c) Respirasi menggunakan insang, system sirkulasi dengan
cairan rongga tubuh. Bersifat dioseus dan reproduksi seksual secara eksternal
dan dapat beregenerasi.
d) Dibedakan menjadi 5 kelas yaitu, Asteroidkah,
Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea dan Crinoidea.
Vertebrata
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki vertebrarata (memiliki
tulang belakang) memanjang pada bagian dorsal (punggung) kepala hingga ekor.
Vertebrata terbagi atas beberapa kelas, diantaranya yaitu:
1)
Pisces
Kelas
pisces merupakan kelompok hewan yang hidup di air. Bagian luar tubuh ikan dilindungi
oleh eksoskeleton berupa sisik. Pisces dapat bernapas di dalam air berkat
insang yang ada pada tubuhnya. Pisces adalah hewan poikiloterm (hewan berdarah
dingin) yang dapat menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu air tempat hidupnya.
2)
Amfibi
Amfibi
merupakan kelompok hewan yang dapat hidup di air maupun di darat. Contoh hewan
amfibi yaitu, katak, kodok, salamander. Amfibi bernapas dengan paru-paru dan
kulitnya. Jenis amfibi yang hidup di darat harus menemukan air untuk dapat
bertelur. Larva amfibi disebut kecebong. Kecebong mirip dengan ikan kecil dan
hidup di air. Pada masa ini kecebong bernapas dengan insang. Amfibi merupakan
hewan poikiloterm (berdarah dingin).
3)
Reptilia
Reptil
merupakan vertebrata pertama yang dapat beradaptasi di daerah kering. Reptil
bersifat autotomi yaitu dapat memutuskan bagian tubuh tertentu jika dalam
keadaan bahaya. Contoh, ular, buaya, alligator, kadal, kura-kura.
4)
Aves
Nama
lain dari Aves yaitu Burung. Memiliki bulu yang menutupi seluruh permukaan
tubuh. Bulu burung terbagi atas filoplumae (sebagai sensoris), plumulae
(sebagai isolator) dan plumae (untuk terbang). Burung merupakan hewan Homoiterm
(berdarah panas). Burung memiliki Saccus pneumaticus (kantung hawa) yang
berfungsi sebagai respirasi saat terbang, mengatur berat badan saat terbang,
memperkeras suara dan membungkus organ dalam agar tidak dingin ketika terbang.
5)
Mamalia
Kelas
Mammalia merupakan kelas yang memiliki kelenjar susu dan rambut yang menutupi
permukaan tubuh. Mamalia terbagi atas Mammalia bertelur (platypus), Mammalia
berkantung (Kanguru, Koala) dan Mammalia berplasenta yang bersifat vivipar
(melahirkan) (kucing, anjing, harimau, hyena dll).
BAB
III
PENUTUP
B.
Kesimpulan
Klasifikasi
makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi dan bermanfaat untuk
memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam dan untuk melihat hubungan
kekerabatan anatara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
Proses
pengklasifikasiaan yaitu dengan cara meneliti, baik dengan pengenalan,
pencirian, mencari persamaan ciri maupun perbedaan, penamaan, dan
pengelompokkan secara rinci.
Sistem
pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut sistem binomial
nomenklatur dan bahasa yang digunakan yaitu bahasa latin. Pemberian nama ini
diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan
menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial nomenklatur).
Macam-macam
sistem klasifikasi yaitu, sistem dua kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat
kingdom, dan sistem lima kingdom.
C.
Saran
Sebaiknya kita harus dapat menjaga
lingkungan kita. Karena apabila tidak dijaga, maka beberapa spesies tumbuhan
yang langka maupun bermanfaat akan punah. Dan apabila hal tersebut terjadi,
maka kita tidak akan dapat merasakan manfaat yang diberikan tumbuhan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi
1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi Jilid 1 A.
Jakarta: Erlangga.
Internet http://vivialviadewi.blogspot.co.id/2016/10/makalah-klasifikasi-makhluk-hidup.html
diakses pada 10 Desember 2017 pukul 10.40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar