Selasa, 04 Desember 2018

Makalah Keanekaragaman Hayati dan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup


KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN SISTEM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Mata Kuliah             : Konsep Dasar Biologi dan Kimia
Dosen Pengampu     : Feri Noperman, M.Pd.
                                   
Description: logo unib (2).jpg
 







Oleh kelompok 10:
1.         Irma Nur Anisah                           A1G015021
2.         Agus Irawan                                  A1G015041
3.         Alamsyah Yudha N.                      A1G015061
4.         Sindi Andriani                                A1G015081


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur  penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Keanekaragaman Hayati dan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup”. Atas selesainya buku ini kami mengucapkan mengucapkan terima kasih kepada :
1.             Dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Biologi dan Kimia yaitu Bapak Feri Noperman, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam menyusun buku ini.
2.             Kami  juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami berharap buku ini dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca.

                                                                                                Bengkulu,    Desember 2017


Kelompok 10













DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang................................................................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
C.  Tujuan............................................................................................................................. 1
BAB II  PEMBAHASAN
A.  Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup................................................................................. 2
B.  Keanekaragaman Kingdom Monera dan Protista........................................................... 10
C.  Keanekaragaman Kingdom Fungi dan Plantae.............................................................. 18
D.  Keanekaragaman Kingdom Animalia............................................................................. 31
BAB III  KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan..................................................................................................................... 36
B.  Saran............................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan benda tak hidup. Ciri-ciri tersebut seperti halnya memerlukan makan, bernapas, tumbuh dan berkembang, mampu berkembang biak, peka terhadap rangsang serta bergerak. Selain itu, ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih lanjut membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan tersebut meliputi perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya.
Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan gen.
B.             Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan Sistem klasifikasi makhluk hidup?
2.    Bagaimana keanekaragaman kingdom monera dan protista?
3.    Bagaimana keanekaragaman kingdom fungi dan plantae?
4.    Bagaimana keanekaragaman kingdom animalia?
C.           Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan pengertian Sistem klasifikasi makhluk hidup
2.      Mendeskripsikan keanekaragaman kingdom monera dan protista
3.      Mendeskripsikan keanekaragaman kingdom fungi dan plantae
4.      Mendeskripsikan keanekaragaman kingdom animalia


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
1.             Pengertian
Klasifikasi makhluk hidup adalah mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan-golongan atau unit-unit tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya. Tujuan klasifikasi makhluk hidup ialah untuk mempermudah dalam mengenal, mempelajari, dan mengetahui hubungan antar makhluk hidup.
Proses klasifikasi makhluk hidup dimulai dengan mengelompokkan beberapa individu yang memiliki persamaan ciri ke dalam satu kelompok. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian makhluk hidup tersebut disebut takson. Takson pada tingkat yang lebih rendah memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih banyak, sedangkan takson pada tingkat yang lebih tinggi memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih sedikit. Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup ialah taksonomi.
2.             Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi yang kita kenal sekarang merupakan Klasifikasi Makhluk Hidup perkembangan klasifikasi makhluk hidup yang berkelanjutan. Perkembangan tersebut diantaranya.
a.        Klasifikasi dua kingdom
Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, organisme dikelompokkan menjadi dua dunia besar, yaitu dunia tumbuhan (KingdomPlantae) dan dunia hewan (KingdomAnimalia).
Dunia Tumbuhan (KingdomPlantae)
Dunia tumbuhan mencakup makhluk hidup yang memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan berklorofil sehingga mampu berfotosintesis. Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji termasuk kerajaan tumbuhan. Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, bakteri dan jamur dimasukkan ke dalam kelompok ini meskipun tidak memiliki klorofil.
Dunia Hewan (KingdomAnimalia)
Dunia hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas. Contohnya adalah hewan bersel satu (Protozoa), hewan berpori (Porifera), cacing (Vermes), hewan berongga (Coelenterata), hewan berbuku-buku (Arthropoda), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata), dan hewan bertulang belakang (Chordata).
b.        Klasifikasi tiga kingdom
Klasifikasi tiga kingdom memisahkan jamur yang pada klasifikasi dua kingdom termasuk dunia tumbuhan. Jamur dibedakan karena dinding sel jamur bukan terdiri dari bahan selulosa seperti dinding sel tumbuhan melainkan dari bahankitin. Perbedaan lainnya juga jamur tidak dapat membuat makanan sendiri (Hererotrof) seperti tumbuhan.
Dunia Jamur (Kingdom Fungi)
Dunia jamur meliputi semua organisme yang memperoleh makanan secara heterotrof dengan cara menyerap makanan (Absorpsi). Jamur mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun dengan cara menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit).
Dunia Tumbuhan (KingdomPlantae)
Dunia tumbuhan meliputi semua organisme yang mampu membuat makanannya sendiri (Autotrof) dengan melalui fotosintesis.
Dunia Hewan (KingdomAnimalia)
Dunia hewan mencakup semua organisme yang mendapatkan makanannya secara heterotrof dengan cara memakan organisme lain.
c.         Klasifikasi empat kingdom
Sistem klasifikasi empat kingdom berkembang setelah ditemukannya inti sel (Nurkleus). Ada organisme yang inti selnya tidak memiliki selaput, ada juga organisme yang inti selnya diselubungi selaput.
Kingdom Monera
Semua anggota kingdomMonera tidak mempunyai selaput inti, sehingga disebut organisme prokariotik. Contoh dari kingdomMonera adalah bakteri dan ganggang biru-hijau.
Kingdom Fungi
Semua jenis jamur dimasukkan pada kingdom fungi
Kingdom Plantae
Semua ganggang (Kecuali ganggang biru-hijau), tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji dimasukkan kedalamkingdom ini
Kingdom Animalia
Semua hewan mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke dalam kingdom animalia.
d.        Klasifikasi lima kingdom
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat Whittaker (1969) mengusulkan klasifikasi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pada sistem klasifikasi lima kingdom, ganggang yang sebelumnya dimasukkan pada kingdomPlantae, dan Protozoa yang semula dimasukkan di dalam kingdomAnimalia selanjutnya dikelompokkan menjadi satu kingdom, yaitu Kingdom Protista.
KingdomMonera
Kingdom ini terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Dilihat dari mikroskop kebanyakan bakteri tampak memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Namun, dari bukti biologi molekular dijumpai adanya perbedaan pada ARN ribosom. Sehingga ahli mikrobiologi membedakan 
bakteri menjadi eubacteria dan archaebacteria.
Eubacteria ialah kelompok bakteri yang menghasilkan gas metan dari sumber karbon yang sederhana dan hidup di lingkungan biasa Archaebacteria ialah kelompok bakteri yang dapat hidup di lingkungan ekstrim, misalnya pada sumber air panas, di dalam laut dengan kadar garam tinggi, atau di tempat yang asam.
Kingdom Protista
Kingdom ini terdiri dari organisme yang memiliki selaput inti dan bersel tunggal. Protista dapat ditemui di mana saja, baik di air tawar, air laut, daerah lembab, atau pun hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Protista dikelompokkan menjadi tiga, yaitu protista menyerupai hewan (Protozoa), protista menyerupai tumbuhan (Ganggang), dan protista menyerupai jamur. Hampir semua protista hidup di air karena mereka tidak memiliki pelindung yang dapat menjaga tubuhnya dari kekeringan.
Kingdom Fungi
Kingdom ini umumnya bersel banyak, punya membran inti, dan memiliki peran sebagai dekomposer pada lingkungan. Jamur mendapatkan makanan dengan cara saprofit atau parasit.
Kingdom Plantae
Plantae atau tumbuhan ialah organisme yang mempunyai membran inti (Eukariotik) yang dapat membuat makanannya sendiri dan bersel banyak. Pada umumnya plantae hidup di darat. Perkembangbiakannya bisa secara kawin dan tidak kawin.
Kingdom Animalia
Animalia atau hewan adalah organisme yang memakan makhluk hidup lain untuk kebutuhan makanannya. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel. Hewan ada yang tinggal di laut, di air tawar, dan juga di darat

e.         Klasifikasi enam kingdom
Keempat sistem klasifikasi yang sudah disebutkan sebelumnya tadi belum memsukkan virus dalam klasifikasinya. Virus memang berbeda dengan organisme lain. Tubuh virus tersusun atas asam nuklea yang diselubungi oleh protein. Di luar sel hidup, virus merupakan benda mati. Virus hanya dapat hidup dan memperbanyak diri dalam sel hidup inangnya. Jadi sistem klasifikasi enam kingdom merupakan sistem klasifikasi lima kingdom dengan penambahan kingdom Virus.

Ke lima klasifikasi yang sudah disebutkan tadi ialah buatan manusia, jadi sistem klasifikasi yang terbaik bergantung pada kesepakatan bersama dan kebutuhan, karena setiap sistem klasifikasi memiliki dasar tersendiri.

3.             Contoh klasifikasi makhluk hidup
a.         Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon,perdu, dan semak.
b.        Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembap (higrofit).
c.         Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjaditanaman obat-obatan, tanaman sandang,tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
d.        Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).
4.             Tahapan-tahapan dalam Klasifikasi Makhluk Hidup
Linneaus yang dianggap sebagai bapak taksonomi dunia menyatakan beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam mengklasifikasikan makhluk hidup, di antaranya:
a.      Tahap pertama adalah identifikasi. Tahapan identifikasi dilakukan dengan mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup yang akan diklasifikasikan.
b.      Tahap yang kedua adalah pengelompokan. Tahap pengelompokan dilakukan dengan mengelompokkan makhluk hidup dengan dasar ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup dengan ciri-ciri yang sama akan masuk dalam satu kelompok yang sama atau bisa dikatakan akan masuk dalam satu takson
c.      Melakukan penamaan takson. Jika makhluk hidup sudah dikelompokkan ke dalam takson-takson yang sejenis, selanjutnya adalah pemberian nama takson. Pemberan nama takson tersebut dilakukan untuk mempermudah pengenalan ciri-ciri pada kelompok makhluk hidup tertentu.
5.             Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi dilakukan untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup. Klasifikasi disusun dalam bentuk bertingkat berdasarkan banyak sedikitnya persamaan dan perbedaan yang ada pada makhluk hidup. Tingkatan tersebut disebut sebagai takson.
Tingkatan terkecil dari klasifikasi makhluk hidup adalah speciesdan yang terbesar adalah kingdom. Species yang berkerabat dekat ditempatkan dalam satu tingkatan yaitu genus. Beberapa genus dimasukkan ke dalam satu famili. Beberapa famili dimasukkan ke dalam satu ordo. Beberapa ordo dimasukkan ke dalam satu kelas. Beberapa kelas dimasukkan ke dalam satudivisio untuk kelompok tumbuhan atau ke dalam satu filumuntuk kelompok hewan. Beberapa divisio atau filum dimasukkan ke dalam satu kingdom.
Tabel urutan Takson dari yang tertinggi hingga terendah.
Latin
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Regnum
Kingdom
Kerajaan
Diviso/Phylum
Division/Phylum
Divisi/Filum
Classis
Class
Kelas
Ordo
Order
Bangsa
Familia
Family
Suku
Genus
Genus
Marga
Species
Species
Jenis

a.        Kingdom

Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi. Semula makhluk hidup di dunia ini hanya dikelompokkan menjadi dua kingdom, yaitu plantae dan animalia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini makhluk hidup dikelompokkan menjadi enam kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia, dan Virus

b.        Divisi atau Filum

Setiap kingdom dapat dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Kelompok ini pada tumbuhan disebut dengan Divisi, sedangkan pada hewan disebut Filum.

Divisi Kingdom plantae

1)   Thallophyta
Kelompok tumbuhan yang belum memiliki akar, batang, dan daun yang nyata digolongkan dalam golongan Thallophyta, misalnya lumut (Bryophyta). Tumbuhan lumut (Bryophyta) belum menampakkan ciri adanya akar sejati. Sederetan sel-sel yang menyerupai rambut, menggantikan fungsi akar yang belum dimilikinya. Inilah yang dinamakan rizoid (akar semu) yang berfungsi menyerap air dan zat hara dari tempat hidupnya. Rizoid juga berfungsi untuk menambatkan tubuh lumut pada tempat hidupnya. Batang dan daun sejati belum ditemukan pada lumut, hanya pada lumut daun telah menunjukkan kemajuan dengan adanya struktur batang serta daun sederhana, tanpa jaringan pengangkut.
2)   Bryophyta
Bryophyta berasal dari dua kata “bryon” dan “phyta”. Bryon berarti lumut dan phyta berarti tumbuhan. Jadi bryophyte dapat diartikan sebagai tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut merupakan divisi tumbuhan yang hidup didarat , tidak berpembuluh, umumnya berukuran kecil (dapat berukuran mikroskopik atau tidak terlihat jika tanpa bantuan mikroskop) dan berwarna hijau.  Divisi bryophyta ini termasuk kedalam anggota kingdomplantae (tumbuhan). Lumut mempunyai sel-sel plastid yang menghasilkan klorofil a dan b sehingga dapat melakukan melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, lumut bersifat autrotrof karena dapat membuat makanan sendiri.
3)   Pteridophyta
Pteridophyta atau yang lebih sering kita sebut dengan tumbuhan paku merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang sudah memiliki akar, daun dan batang sejati. Tumbuhan paku ini dapat ditemukan hidup di tempat yang lembab (higrofit), hidup di air (hidrofit) atau menempel pada pohon lain (epifit). Pteridophyta tidak menghasilkan biji dalam proses seksualnya, melainkan meereka melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan perkembangbiakannya. Saat ini sudah ada sekitar 12.000 spesies pteridophyta yang telah dikenali.
4)   Spermatophyta
Merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan biji, karena itu mereka juga sering disebut dengan tumbuhan berbiji. Spermatophyta merupakan kormophyta karena memiliki akar, batang, dan daun sejati. Spermatophyta juga dapat menghasilkan bungan sehingga termasuk ke dalam anthophyta. Habitat spermatophyta biasanya di darat, tetapi ada juga yang dapat ditemukan mengapung di daerah perairan (contohnya teratai). Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan biji, karena itu mereka juga sering disebut dengan tumbuhan berbiji. Spermatophyta merupakan kormophyta karena memiliki akar, batang, dan daun sejati. Spermatophyta juga dapat menghasilkan bungan sehingga termasuk ke dalam anthophyta. Habitat spermatophyta biasanya di darat, tetapi ada juga yang dapat ditemukan mengapung di daerah perairan (contohnya teratai).
Filum Kingdom Animalia 
1)        Hewan berpori (Porifera)
2)        Hewan berongga (Coelenterata)
3)        Cacing pipih (Platyhelminthes)
4)        Cacing gilig (Nemathelminthes)
5)        Cacing gelang (Annelida)
6)        Hewan Lunak (Moluska)
7)        Hewan berbuku-buku (Arthropoda)
8)        Hewan berkulit duri (Echinodermata)
9)        Hewan bertulang belakang (Chordata)
c.         Kelas
Setiap divisi atau filum dapat dipecah lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yang dikenal kelas. Dasar pengelompokannya menggunakan sifat atau ciri yang masih umum. Misalnya, divisi spermatophyta dibedakan lagi menjadi beberapa kelas berdasarkan keping bijinya, menjadi kelas monokotil dan kelas dikotil.
d.        Ordo
Setiap kelas dapat dipecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil yang disebut ordo. Dasar pengelompokannya adalah sifat atau ciri khusus dari ciri yang digunakan sebagai dasar pengelompokan tingkat kelas. Misalnya, kelas monokotil dapat dibedakan menjadi beberapa ordo, di antaranya :
1)   Rumput-rumputan (Poales)
2)   Rumput teki (Cyperates)
3)   Jahe-jahean (Zingiberales)
4)   Bakung-bakungan (Liliales)
5)   Pandan-pandanan (Pandanales)
e.         Famili
Berdasarkan sifan dan ciri yang lebih khusus, setiap ordo dapat dibedakan lagi menjadi beberapa famili. Misalnya, ordo lilialesdapat dibedakan menjadi famili lili-lilian (Liliaceae), danamarilis (Amaryllidaceae).
f.         Genus
Setiap famili dapat dibedakan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yaitu dikenal dengan Genus. Anggota-anggota genus mempunyai persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan tingkatan takson di atasnya. Misalnya, famili liliceae terbagi menjadi, genus lili (Lilium), lidah buaya (Aloe), dan bawang-bawangan (Allium).
g.        Species
Spesies merupakan tingkatan takson terendah dalam klasifikasi. Setiap genus dapat memiliki beberapa species. Misalnya, genus allium mempunyai dua spesies, yaitu Alliumcepa (Bawang merah) dan Alliumsativum (Bawang putih).



B.            Keanekaragaman Kingdom Monera dan Protista
1.             Kingdom Monera
Monera merupakan makhluk hidup prokariot. Kingdom monera terdiri atas bakteri dan ganggang biru hijau. Hampir semua bakteri bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil. Bakteri hanya mampu dilihat dengan mikroskop yang berkekuatan pembesaran tinggi. Secara umum terdapat 3 bentuk bakteri, yaitu lonjong atau bulat (kokus), batang atau silinder (basilus), dan spiral atau sekrup (spirilus).
Bakteri ada yang hidup dalam tubuh kita, yaitu ada yang ada di dalam usus, kulit, mulut, hidung, dan bagian tubuh lainnya. Bakteri juga terdapat di udara, air, dan tanah. Bakteri ada yang menguntungkan manusia, misalnya bakteri yang hidup di dalam usus manusia dapat membantu menguraikan sisa-sisa makanan yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Beberapa jenis bakteri juga dapat membantu dalam pembuatan makanan, misalnya pembuatan yogurt. Bakteri-bakteri saprofit menguntungkan karena membantu menguraikan sampah dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Tetapi, tidak semua bakteri menguntungkan manusia, ada beberapa jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit, misalnya penyakit tuberkulosis, tetanus, kolera, dan sebagainya.
Ganggang biru hijau lebih menyerupai tumbuhan karena mengandung klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Ganggang tersebut ditemukan di sembarang tempat yang berkelembapan cukup, misalnya di laut, kolam, selokan, bahkan sumber air panas. Ganggang tersebut dapat mengotori air minum, menyebabkan bau dan warna sehingga rasanya tidak enak.
2.             Klasifikasi Kingdom Monera
a.             Bakteri
Bakteri adalah organisme prokariot yang hanya dapa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Artinya sudah jelas, yaitu bakteri tidak dapat dilihat langsung oleh mata manusia.Dibawah ini adalah penjelasan tentang ciri, cara hidup, dan perkembang biakkan Bakteri
1)      Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki tubuh yang hanya terdiri dari satu sel dan berukuran sekitar 4-8 mikron. Sel bakteri memiliki berbagai bentuk, ada yang bulat(koskus), batang(basil), dan spiral(spirilum). Meskipun berukuran kecil, jika berkelompok(berkoloni), bakteri akan terlihat. Contohnya di makanan basi, koloni bakteri tampak seperti lendir, percikan mentega atau percikan susu. Koloni bakteri ada yang berwarna kekuningan atau kemerahan dan ada juga yang berwarna putih.
2)      Cara Hidup Bakteri
Organisme yang termasuk ke dalam kingdom monera ini memiliki cara hidup yang berbeda-beda. Ada yang hidup dengan cara mengambil bahan organik dari lingkungannya (heterotrof), namun ada juga yang dapat berfotosintesis (autotrof). Tapi kebanyakan sih bakteri bersifat heterotrof, nah yang bersifat dari yang bersifat heterotrof tadi, ada yang sifatnya saprofit dan ada pula yang parasit.
Bakteri saprofit adalah bakter yang hidup bebas di alam dengan mengurai sampah, bangkai, serta kotoran.  Sedangkan bakteri parasit hidup di tubuh makhluk hidup lain dan merugikan inangnya.Berbagai penyakit manusia, tanaman, dan hewan disebabkan oleh bakteri parasit ini. Bakteri dapat menular melalui makanan,minuman melalui perantara atau melalu kontak langsung. Oleh karena itu saya sarankan kepada sobat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan.
3)        Perkembangbiakkan Bakteri
Perkembangbiakkan bakteri dapat terjadi secara kawin maupun tidak kawin. Perkembangbiakan tak kawin dilakukan dengan membelah diri. Pada pembelahan diri, satu sel membelah menjadi dua, kemudian menjadi empat, delapan, enambelas dan seterusnya.
Sedangkan kalau secara kawin, bakteri dapat berkembang biak dengan konjugasi. Caranya, dua sel yang berdekatan membentuk saluran konjugasi. Melalui saluran ini plasma dari sel yang satu mengalir ke sel yang lain.
Kesimpulannya : Tubuh bakteri terdiri dari satu sel, sebagian besar bakteri hidup secara sporofit atau parasit. Bakteri berkembangbiak dengan membelah diri dan kenjugasi.
4)        Klasifikasi Bakteri
Klasifikasi bakteri dapat dilihat dari beberapa penggolongan. Diantaranya klasifikasi bakteri berdasarkan bentuk tubuh, klasifikasi bakteri berdasarkan flagela, dan terakhir klasifikasi bakteri berdasarkan pewarnaan gram.
Klasifikasi bakteri Berdasarkan bentuk tubuh:
             a)              Kokus (bulat)
1.         Monokokus
Berupa sel bakteri kokus tunggal. Contoh : Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata).
2.         Diplokokus
Berupa dua sel bakteri kokus berdempetan. Contoh : Diplococcus pnemoniae (penyebab penyakit pneumonia) , Neisseria gonorhoeae (penyebab penyakit kelamin raja singa).
3.         Tetrakokus
Berupa empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat. Contoh : Pediococcus cerevisiae.
4.         Sarkina
Berupa delapan sel bakteri kokus berdempetan berbentuk kubus. Contoh : Thiosarcina rosea (bakteri belerang).
5.         Streptococus
Berupa lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. Contoh : Streptococcus mutans (penyebab gigi berlubang).
6.         Stafilokokus
Berupa lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk seperti buah anggur. Contoh : Staphylococcus aureus (penyebab penyakit radang paru-paru).
            b)              Bakteri basil (batang)
1.         Basilus (monobasil)
Berupa sel bakteri basil tunggal. Contoh : Eschericcia coli (bakteri usus besar manusia), Propionibacterium acnes (penyebab jerawat).
2.         Streptobasil
Berupa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai. Contoh : Azotobacter (bakteri tanah yang mengikat nitrogen) , Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak).
             c)              Bakteri spirilia
1.         Spiral
Bentuk sel bergelombang. Contoh : Thiospirillopsis floridina (bakteri belerang).
2.         Vibrio (koma)
Bentuk sel seperti tanda baca koma. Contoh : Vibrio cholera (penyebab penyakit kolera).
3.         Spiroseta
Bentuk sel seperti sekrup. Contoh : Treponema pallidum (penyebab penyakit kelamin sifilis).
Klasifikasi bakteri berdasarkan kedudukan alat gerak 
1)        Monotorik
Monotrik, berflagel satu pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh : Pseudomonas araginosa.
2)        Amfitrik
Amfitrik, flagel masing-masing satu pada kedua ujung tubuh bakteri. Contoh : Spirillium serpen.
3)        Lofotrik
Lofotrik, berflagel banyak pada salah satu ujung tubuh bakteri. Contoh : Pseudomonas flourencens.
4)      Peritrik
Peritrik, berflagel banyak pada semua sisi tubuh bakteri. Contoh : Salmonella thypii.
Klasifikasi bakteri berdasarkan pewarnaan Gram
1)        Bakteri gram-positif
Bakteri gram-positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, banyak mengandung peptidoglikan. Misalnya bakteri Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus dan Aerococcus.
2)        Bakteri gram-negatif
Bakteri gram-negatif memiliki dinding sel yang lebih kompleks, kandungan peptidoglikan lebih sedikit. Misalnya bakteri Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium.
Klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen
1)        Bakteri Aerob
Bakteri aerob membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Misalnya Nitrosomonas, Nitrobacter, Nitrosococcus.
2)        Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Misalnya Micrococcus denitrificans
Klasifikasi bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan (bahan organik)
1)        Autotrof
Bakteri yang dapat menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik. Berdasarkan sumber energinya bakteri autotrof dibedakan menjadi :
a)      Fotoautotrof (sumber energi dari cahaya)
b)      Kemoautotrof (sumber energi dari hasil reaksi kimia).
2)        Heterotrof
Bakteri yang tidak dapat menyusun makanan sendiri. Bakteri ini memanfaatkan bahan organik jadi yang berasal dari organisme lain. Bakteri yang termasuk kedalam bakteri heterotrop adalah bakteri yang bersifat parasit dan saprofit, yaitu bakteri yang mendapat makanan dengan menguraikan sisa-sisa organisme.
b.             Ganggang hijau biru (Cyanobacteria)
Ganggang hijau biru tidak dimasukkan kedalam kelas protista seperti alga lainnya. Mengapa demikian? Karena ia merupakan organisme prokariot sama seperti bakteri. Sehingga digolongkan kedalam kingdom monera.
1)        Ciri-ciri Alga Biru
Cyanobacteria sering disebut alga hijau-biru karena memiliki warna hijau kebiruan. Untuk memudahkan mengucapnya kita sebut saja alga biru. Alga ini dapat hidup di berbagai tempat dan keadaan, contohnya saja ada yang hidup di batu, tanah, kulit kayu, air tawar, bahkan air laut. Tubuhnya ada yang bersel satu, ada pula yang berupa untaian benang yang terbentuk dari beberapa sel. Sel alga biru tergolong ke dalam sel prokariot yang berklorofil. Oleh karena itu, ia dapat berfotosintesis dan mengahasilkan makanan sendiri (autotrof).
2)        Perkembangbiakan Alga Biru
Alga biru berkembangbiak dengan cara membelah diri dan fragmentasi. Alga yang bersel satu membelah diri dari satu menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya. Sedangkan Alga yang berbentuk benang memutuskan diri menjadi fragmen dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi individu baru. Contoh Alga biru antara lain Anabarna, Rivularia, Glorocapsa, dan Oscillatori.
Kesimpulannya :Tubuh Alga biru terdiri dari satu sel atau untaian sel seperti benang, berklorofil sehingga bersifat autotrof. Berkembang biak dengan membelah diri dan fragmentasi.
3)      Klasifikasi Ganggang Hijau Biru
             a)              Ganggang hijau biru bersel satu
Contoh ganggang hijau biru bersel satu adalah Chroococcus dan Gloeocapsa.
1.         Chroococcus
Ganggang ini biasanya hidup di dasar kolam yang tenang, tembok yang basah atau cadas. Biasanya sel-sel yang muda tetap bersatu karena ada selubung yang mengikatnya. Pembiakan berlangsung secara vegetatif, dengan membelah diri. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan sehingga membentuk koloni.
2.         Gloeocapsa
Ganggang ini hidup pada batu-batuan dan kadang-kadang dijumpai endofit (di dalam tubuh makhluk hidup), atau epifit pada tumbuhan lain. Koloni berbentuk benang yang dapat putus menjadi
hormogonium. Hormogonium dapat tumbuh menjadi koloni baru. Ganggang ini mempunyai spora.
Spirullina: mengandung kadar protein tinggi.
             b)              Ganggang hijau biru berkoloni (berkelompok)
Contoh ganggang biru berkoloni adalah Polycitis dan Spirullina Polycitis: bentuk seperti bola, hidup di kolam yang tenang dan jernih. Pembiakan dengan cara fragmentasi dari koloni.
             c)              Ganggang hijau biru berupa benang (filamen)
Contoh ganggang hijau biru berupa benang adalah Oscillatoria, Nostoc comune, Anabaena dan Rivularia.
1.         Oscillatoria: ganggang ini berupa benang tebal terdiri dari sel pipih, pembiakan membelah diri dan fragmentasi atau potongan benang yang terpisah timbul menjadi benang baru yang disebut hormogonium.
2.         Nostoc comune: ganggang berupa trikoma terdiri dari sel bentuk bola, memiliki selubung dan mempunyai sel yang tidak efektif disebut akinet dan setelah selesai masa dorma bisa tumbuh menjadi trikoma baru. Banyak ditemukan di tanah alkalis dan batuan yang lembab, misal di sawah.
3.         Anabaena: ganggang berupa trikoma diliputi oleh selaput lendir, bila telah dewasa mempunyai heterokista dan akinet. Hidup sebagai plankton di perairan, ada juga yang bersimbiosis pada tumbuhan seperti ujung akar pakis haji dan paku air atau Azolla pinata.
4.         Rivularia: ganggang bentuk bola dengan selaput lendir dan ujungnya ada trikoma meruncing. Hidup menempel pada tanaman air dan batuan yang lembab.
3.             Kingdom Protista
Protista merupakan makhluk hidup bersel satu yang sudah mempunyai membran inti (eukariotik). Makhluk hidup yang termasuk protista adalah protozoa dan ganggang (kecuali ganggang biru hijau). Anggota kingdom protista ada yang bergerak dengan rambut getar (cilia). Gerakan dari rambut getar dapat mendorong sel untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Makhluk hidup yang bergerak dengan rambut getar disebut Ciliata. Salah satu contoh dari Ciliata adalah Paramaecium.
Selain rambut getar, ada pula protista yang bergerak dengan flagel (sulur yang menyerupai cambuk) dan kaki semu. Euglena merupakan contoh protista yang bergerak dengan flagel. Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari seperti tumbuh-tumbuhan karena la mempunyai klorofil.
Sedangkan contoh protista yang bergerak dengan kaki semu adalah Amoeba. Gerakan dari kaki semu tersebut menyebabkan Amoeba mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
4.             Klasifikasi Kingdom Protista
a.             Protista Mirip Hewan: Protozoa
Kelompok protozoa adalah kelompok protista yang memiliki sifat seperti hewan yakni heterotrof dan dapat bergerak. Filum protozoa digolongkan ke dalam empat kelas berdasarkan alat gerak yang dimilikinya, yaitu:
1)        Rhizopoda, yaitu protozoa yang bergerak menggunkan kaki menyerupai akar atau disebut juga pseudopodia. Organisme golongan ini memiliki bentuk yang amorf, berkembangbiak dengan membelah diri, dan mendapat makanannya dengan memangsa bakteri atau parasit bagi organisme lain. Contoh: Amoeba sp.
2)        Flagellata, yaitu kelompok protozoa yang bergerak dengan flagel atau bulu cambuk. Hidup di dalam lingkungan perairan atau di dalam tubuh organisme lain sebagai parasit. Contoh: Trypanosoma sp.
3)        Ciliata atau rambut getar adalah penonjolan halus sitoplasma sel yang didukung oleh mikrofilamen (sitoskleton). Golongan protozoa ini hidup diperairan air tawar atau asin. Contoh: Paramecium sp. dan Stentor sp.
4)        Sporozoa ialah satu – satunya golongan protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai bola dan berkembangbiak dengan spora. Pada umumnya kelompok ini hidup di dalam organisme lain sebagai parasit. Contoh, Plasmodium sp.
b.             Protista Mirip Tumbuhan
Adalah golongan protista fotosintestik. Tubuhnya tersusun atas satu sel atau berkoloni membentuk tubuh multiseuler. Berbeda dengan protoza, algae memiliki klorofil seperti pada tumbuhan, dan para ahli meyakini bahwa algae adalah nenek moyang tumbuhan. Algae multiseluler tidak memiliki jaringan, tubuhnya berbentuk lembaran yang disebut talus (sebelumnya kelompok ini dimasukkan ke dalam kingdom tumbuhan thalophyta, tumbuhan berbentuk lembaran). Kelompok ini dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan pigmen dominan yang dimilikinya:
1)        Chlorophyta adalah kelompok alga hijau. Algae ini tersusun atas satu sel atau banyak sel. Ditemukan pada perairan air tawar (unisel) dan air laut (multisel). Spesies uniseuler umumnya memiliki alat gerak. Berkemangbiak dengan membelah diri, fragmentasi, atau konjugasi. Contoh: Euglena sp. (uniseluler) dan Ulna sp. (multiseluler).
2)        Chrysophyta atau alga emas adalah kelompok alga yang memiliki pigmen karoten (kuning – orange). Selain itu, memiliki pigmen klorofil untuk fotosintesis. Seperti alga hijau, kelompok ini ada yang tersusun atas satu sel dan ada yang banyak sel. Ditemukan di air tawar dan laut. Contoh, Diatome (unisel) dan Vaucheria sp. (multiseluler).
3)        Phaeophyta memiliki pigmen fikoxantin (cokelat) sehingga disebut alga coklat. Alga ini merupakan alga multiseluler dan makroskopik dan sering ditemukan di perairan air laut. Tubuhnya dilapisi oleh gelatin untuk melindungi dari terpaan ombak. Reproduksi secara seksual atau aseksual (spora). Banyak dimanfaatkan dalam industri makanan dan cat karena memiliki zat algin. Contoh. Sargassum sp.
4)        Rhodophyta atau ganggang merah memiliki pigmen fikoeritin (merah), dan klorofil. Alga ini merupakan alga yang sering disebut sebagai rumput laut. Banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan (agar – agar) atau pembuatan kosmetik. Contoh: Polysiphonia sp.
c.              Protista Mirip Jamur: Myxomycota (Jamur Lendir) & Oomycota (Jamur air)
Jamur lendir dan jamur air adalah bukan jamur sejati. Mereka merupakan protista yang pada masa hidupnya memiliki bentuk seperti jamur sejati yang membentuk sporangia atau membentu filamen yang menyerupai hifa. Jamur lendir berwarna kuning sementara jamur air berwarna putih. Dinding sel spesies ini tersusun atas selulosa sementara jamur sejati dilindungi dinding sel dari zat kitin. Keduanya berperan sebagai pengurai dalam ekosistem.

C.           Keanekaragaman Kingdom Fungi Dan Kingdom Plantae
1.             Kingdom Fungi
Ciri-ciri Fungi
a.        Sel eukariotik
Jamur termasuk organisme bersel eukariotik, artinya sel – sel penyusun tubuh jamur telah memiliki inti sejati dengan adanya selaput inti (membran inti). Selain itu, sel – sel jamur juga memiliki organel – organel bermembran seperti mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi. Namun tidak memiliki kloroplas, karena jamur tidak memiliki zat hijau daun (klorofil)
b.        Uniseluler atau multiseluler
Jamur tersusun atas satu sel (khamir) atau banyak sel (kapang). Jalinan sel – sel jamur multiseluler tersusun membentuk benang yang disebut dengan hifa. Susunan sel – sel dalam hifa ini ada yang bersekat ada juga yang tidak bersekat. Kemudian, hifa – hifa ini membentuk badan jamur yang disebut dengan miselium yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian yang terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit memiliki houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel inangnya
c.         Dinding sel: zat kittin
Perbedaan bahan penyusun dinding sel jamur dan tumbuhan serta bakteri menjadi alasan bahwa jamur adalah organisme yang berbeda. Dinding sel jamur tersusun atas zat kitin yaitu senyawa yang persis menyusun rangka luar (eksoskleton) serangga. Sementara tumbuhan memiliki dinding sel dari selulosa.
d.        Tidak memiliki klorofil
Jamur tidak memiliki klorofil sehingga jamur tidak dapat digolongkan ke dalam tumbuhan. Pigmen berwarna hijau (klorofil) adalah pigmen yang digunakan untuk membuat makanan dengan bantuan cahaya yang semua annggota tumbuhan memilikinya. Oleh karena jamur tidak dapat membuat makanannya sendiri, jamur memperoleh makanannya dari organisme lain.

Cara Reproduksi Jamur
Reproduksi fungi menggunakan spora yang dapat dihasilkan secara aseksual atau seksual. Reproduksi seksual dilakukan hanya ketika lingkungan dalam keadaan yang membahayakan bagi kelangsungan hidupnya.
a.        Seksual
Reproduksi secara seksual pada jamur disebut dengan singami yaitu proses reproduksi dengan tahapan diawali dengan peleburan gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan 2 hifa yang berbeda, yang disebut konjugasi. Berdasarkan gametnya, proses ini dapat dikelompokkan sebagai isogami, anisogami, oogami, gametangiogami, somatogami, dan spermatisasi.
Isogami yaitu peleburan 2 gamet yang sama bentuk dan ukuran nya, bila gamet-gamet tersebut tidak sama ukurannya disebut anisogami. Apabila peleburan 2 gamet tersebut yang berbeda adalah bentuk dan ukurannya, maka disebut oogami. Pada oogami, ovum yang dihasilkan dalam oogoium dibuahi oleh spermatozoid yang dibentuk dalam anteridium. Sedangkan yang disebut dengan gametangiogami adalah bila peleburan isi 2 gametangium yang berbeda jenisnya tersebut menghasilkan zigospora.
Pada somatogami, yang terjadi yaitu peleburan 2 sel hifa. Dua sel hifa yang tidak berdeferensiasi inti selnya berpasangan, kemudian terbentuk hifa diploid yang selanjutnya akan dibentuk askospora. Sedangkan spermatisasi yaitu peleburan antara spermatium (gamet jantan) dengan gametangium betina (hifa) yang kemudian berkembang membentuk hifa baru (diploid) dan menghasilkan askospora.
b.        Aseksual
Seperti halnya reproduksi seksual, reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui beberapa cara. Cara reproduksi yang paling sederhana adalah dengan pembentukan tunas (budding) yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi (Saccharomyces cerevisiae).
Pada reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk semacam sel berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran sempurna yang akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru. Selain dengan tunas, reproduksi aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi dan spora aseksual. Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap potongan tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara fragmentasi diawali dengan terjadinya pemisahan hifa dari sebuah miselium. Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru.
Pada kondisi tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil spora aseksual). Cara reproduksi aseksual yang lain adalah dengan spora yang disebut spora aseksual. Spora aseksual adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan secara mitosis. Pembentukan spora aseksual pada jamur terjadi melalui spora yang dihasilkan oleh hifa tertentu. Spora tersebut merupakan sebuah sel reproduksi yang dapat tumbuh langsung menjadi jamur. Hal ini mirip dengan perkecambahan biji pada tumbuhan tingkat tinggi.
Cara Jamur Memperoleh Makanan
a.         Mereka menguraikan bahan organik mati. Saprotrof adalah organisme yang memperoleh nutrisi yang dari bahan organik non-hidup, biasanya tumbuhan atau hewan mati dan membusuk, dengan menyerap senyawa organik terlarutlarut. Jamur Saprotrof memainkan peran yang sangat penting dengan mendaur ulang dalam aliran energi ekosistem dan siklus biogeokimia. Jamur saprofit, seperti shiitake (Lentinula edodes) dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus), menguraikan tanaman mati dan jaringan hewan dengan melepaskan enzim dari hifa yang tipis. Dengan cara ini mereka mendaur ulang bahan organik kembali ke lingkungan sekitarnya. Karena kemampuan ini, jamur adalah pengurai utama di hutan.
b.        Mereka memakan inang hidup. Sebagai parasit, jamur hidup di atau pada organisme lain dan mendapatkan nutrisi dari tuan rumah mereka. Jamur parasit menggunakan enzim untuk memecah jaringan hidup, yang mungkin menyebabkan penyakit pada host. Penyebab penyakit jamur yang parasit. Ingat parasitisme yang merupakan jenis hubungan simbiosis antara organisme dari spesies yang berbeda yang salah satu yaitu parasit, mendapat manfaat dari hubungan dekat dengan yang lain, tuan rumah, yang dirugikan.
c.         Mereka tinggal secara mutualisme dengan organisme lain. Jamur mutualistik hidup tanpa bahaya dengan organisme hidup lainnya. Ingat mutualisme yang merupakan interaksi antara individu dari dua spesies yang berbeda, di mana kedua individu memperoleh menguntungkan.
Klasifikasi Jamur
a.        Divisi Zygomycota
Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal)
Ciri-ciri Zygomycota
1)        Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
2)        Dinding sel tersusun dari kitin.
3)        Reproduksi aseksual dan seksual.
4)        Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh :
1)        Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
2)        Rhizophus oryzae,  Jamur  tempe
3)        Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
4)        Mucor mucedo, Saprofit pada  kotoran ternak dan makanan
Reproduksi Zygomiyota
1)        Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru
2)        Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
b.        Divisi Ascomycota
Ciri-ciri Ascomycota
1)        Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
2)        Bersel satu atau bersel banyak.
3)        Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4)        Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
5)        Dinding sel dari zat kitin.
6)        Reproduksi seksual dan aseksual.
Contoh:
Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape)
Penicilium
1)        Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
2)        Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
3)        Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
4)        Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
5)        Aspergilus
6)        Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
7)        Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
8)        Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang  menyebabkan kanker hati (hepatitis)
9)        Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada  aves
10)    Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
11)    Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.
12)    Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina
Reproduksi Ascomycota
Description: https://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_repro-ascomycota.jpg?w=700&h=
 









c.         Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada (basidia)
Ciri-ciri Basidiomycota
1)        Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
2)        Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
3)        Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4)        Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia)
 Contoh Basidiomycota
1)        Volvariela volvacea (jamur merang)
2)        Auricularia polytricha (jamur kuping)
3)        Pleurotus sp (jamur tiram)
4)        Polyporus giganteus (jamur papan)
5)        Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang mematikan
6)        Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
7)        Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
8)        Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
9)        Jamur Shitake
Reproduksi Basidiomycota
Description: https://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/fungi_repro-basidiomycota2.jpg?w=700&h=
 










d.        Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena  belum diketahui perkembangbiakannya  secara seksual
Ciri-ciri Deuteromycota
1)        Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
2)        Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
3)        Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
4)        Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya
Contoh Deuteromycota
1)        Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
2)        Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
3)        Melazasia fur-fur, penyebab panu.
4)        Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
5)        Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
6)        Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala.

2.             Kingdom Plantae
Ciri & Klasifikasi Kingdom Plantae – Kolonisasi daratan oleh spesies plantae sudah berlangsung sejak 475 juta tahun silam. Para ahli taksonomi menemukan adanya kemiripan antara anggota kelompok plantae dengan alga penghuni kingdom protista. Dengan demikian, plantae dipercaya berasal dari evolusi alga yang hidup di perairan. Berbagai adaptasi dilakukan oleh tumbuhan untuk dapat hidup di daratan. Awalnya, alga digolongkan ke dalam tumbuhan, hal ini karena adanya kemiripan dalam kemampuan untuk berfotosintesis. Namun penelitian selanjutnya menemukan perbedaan yang dimiliki oleh keduanya dalam tingkat seluler. Berikut akan diuraikan ciri – ciri plantae yang membedakannya dengan alga beserta klasifikasinya.
Ciri Struktur Kingdom Plantae
Adapun ciri plantae yang membedakannya dengan alga yaitu:
a.        Tersusun atas banyak sel (multiseluler)
Semua anggota plantae memiliki tubuh yang tersusun atas banyak sel. Dalam tubuhnya terbentuk organisasi seluler seperti jaringan dan organ.
b.        Habitat: darat
Sebagian besar tumbuhan hidup didarat, meski beberapa ditemukan memerlukan habitat yang lembab atau berair. Namun tubuh tumbuhan diadaptasikan untuk dapat berkolonisasi di daratan.
c.         Mampu melakukan fotosintesis
Semua tumbuhan memiliki kemampuan untuk membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Kemampuan tumbuhan mengolah senyawa anorganik menjadi senyawa organik (glukosa) disebut autotrof, tak lepas dari struktur seluler tumbuhan yang memiliki organel berklorofil (kloroplas).
d.        Memiliki organ tumbuhan
Sebagian besar tumbuhan memiliki organ – organ seperti akar, batang, dan daun. Oleh karena itu tumbuhan disebut kormophyta, meski demikian ada tumbuhan yang masih berbentuk lembaran (thalus), contohnya lumut.

Klasifikasi Plantae
a.        Divisi Briophyta
Bryophyta atau dikenal sebagai tumbuhan lumut merupakan anggota kingdom plantae yang paling sederhana. Dilihat dari struktur tubuhnya, briophyta menunjukkan bentuk peralihan antara tumbuhan talus ke tumbuhan kormus. Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh divisi Briophyta yaitu:
Ciri-Ciri Briophyta
1)        Akar berupa rizoid
Tumbuhan lumut memiliki akar dan batang namun tidak memiliki akar sejati. Akarnya merupakan akar semu (rizoid) yang merupakan serabut dari batang. Pada kelompok briophyta ada yang memiliki struktur tubuh berupa lembaran (thalus). Oleh karena itu, tumbuhan lumut masih digolongkan ke dalam thalophyta yaitu kelompok tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
2)        Tidak memiliki pembuluh angkut
Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem) oleh karenanya lumut digolongkan ke dalam atracheophyta (tumbuhan tak berpembuluh). Pegangkutan air, mineral, atau hasil fotosintesis dilakukan oleh sel – sel parenkim.
3)        Habitat di tempat yang lembab
Tumbuhan lumut memiliki sel gamet jantan yang motil (bergerak), oleh karenanya memerlukan media air untuk proses pertumbuhan dan perkembangbiakan, dan kelangsungan hidup vegetasi lumut. Tumbuhan lumut dapat dijumpai di daerah yang berdektan dengan sumber air atau lahan basah. Populasi lumut dapat menyuplai kandungan oksigen di atmosfer.
4)        Mengalami metagenesis keturunan
Perkembangbiakan anggota divisi briphyta mengalami pergantian keturunan antara fase gametofit (yang biasa kita lihat) dan fase sporofit. Tumbuhan lumut (jantan: anteridium; betina: arkegonium) menghasilkan sel – sel gamet. Pertemuan antara sel gamet jantan dan betina dibantu oleh air kemudian akan terbentuk zigot yang berkembang di dalam kotak spora (sporangium). Zigot akan berkembang menjadi spora di dalam kotak spora yang memiliki struktur seperti peti. Kotak spora akan pecah ketika spora –spora telah matang. Kemudian spora tersebar terbawa angin ke tempat yang cocok (lembab), dan spora akan berkecambah menjadi protonema yang akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut yang kita jumpai di tempat-tempat lembab. Tumbuhan lumut ini akan mengulangi siklus selanjutnya.
5)        Fase gametofit lebih panjang
Briophyta mengalami pergiliran keturunan dari fase gametik yang dihasilkan oleh tumbuhan lumut itu sendiri, dan fase sporofit (zigot). Tumbuhan lumut memiliki fase gametik yang lebih panjang dibanding fase sporofit.
Struktur Tumbuhan lumut
Secara umum struktur tubuh lumut tersusun atas :
1)        Rhizoid, yaitu bagian seperti akar yang berfungsi untuk melekat pada substrat dan untuk penyerapan air
2)        Batang semu, yaitu bagian yang memanjang dari pangkal rhizoid sampai ke ujung. Fungsinya adalah untuk meyalurkan air yang diserap oleh rhizoid. Pada batang semu ini belum terdapat xylem dan floem yang sesungguhnya
3)        Daun semu, kecil sempit dan memanjang yang berfungsi untuk proses fotosintesis
Divisi briophyta diklasifikasikan menjadi tiga kelas berdasarkan struktur tubuhnya, yaitu:
1)        Hepaticae (lumut hati)
Contoh: Marchantia polymorpha. Ciri – ciri anggota kelompok ini:
a)         Memiliki tubuh dari lembaran daun seperti hati
b)        Mengalami metagenesis
c)         Memiliki gemmae (kuncup) yang merupakan reproduksi aseksual pada lumut hari
d)        Ditemukan pada dasar tanah hutan tropis, menempel pada subtrat di wilayah yang lembab.
2)        Kelas Musci (lumut daun)
Merupakan lumut yang sering dilihat dan ditemukan menyebar pada daerah terbuka yang lembab. Kelas ini merupakan kelas terbesar pada Divisi lumut. Disebut juga dengan lumut sejati. Contoh: Sphagnum sp.
3)        Kelas Anthocerotae (lumut tanduk)
Memiliki bentuk yang hampir mirip dengan lumut hati. Tubuh utama berupa lembaran (talus) dengan sporangiofor yang berbentuk seperti tanduk. Contoh: Anthoceros fusiformis.
b.             Divisi Pterydophyta
Hampir serupa dengan briophyta, tumbuhan paku atau pterydophyta juga mengalami metagenesis dan ditemukan di tempat yang lembab. Hanya saja tumbuha paku memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi dibanding divisi bryophyta. Adapun ciri – ciri dari tumbuhan paku yaitu:
Ciri-ciri Pterydophyta (Paku)
1)        Memiliki akar, batang, dan daun sejati
Berbeda dengan lumut, tubuh tumbuhan paku sudah dapat dibedakan antara akar, batang, dan juga daun. Oleh karena itu tumbuhan paku digolongkan ke dalam tumbuhan kormus bersama dengan tumbuhan tingkat tinggi. Meski demikian, struktur organ akar, batang, dan daun masih sederhana. Berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi, batang pada tumbuhan paku dapat berfungsi sebagai tempat melangsungkan fotosintesis.
2)        Memiliki pembuluh angkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan paku masih sangat sederhana. Pembuluh angkut berfungsi membawa air dan mineral dari akar (xilem), dan mengedarkan hasil fotosintesis dari daun / batang ke seluruh sel (oleh floem).
3)        Mengalami metagenesis
Seperti halnya tumbuhan lumut, tumbuhan pakumengalami pergiliran keturunan dari fase sporofit ke gametofit. Hanya saja, tumbuhan paku memiliki fase sporofit yang lebih panjang dibanding fase gametofitnya. Tumbuhan paku membentuk spora yang disimpan dalam kotak spora di bawah daunnya. Kemudia spora- spora yang matang akan pecah, menyebar terbawa angin, dan berkembang pada tempat yang cocok (lembab). Spora – spora akan berkecambah menjadi protalium yang menghasilkan sel – sel gamet. Fase ini disebut fase gametofit yang berlangsung sangat singkat. Pembuahan sel – sel gamet (sperma dan ovum) ini akan menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi tumbuhan paku. Kemudian tumbun paku yang kita lihat akan menghasilkan spora, mengulangi siklus hidupnya

Klasifikasi Pterydophyta (Paku)
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelas
1)        Kelas Psyloptinae (Paku purba)
Disebut juga paku telanjang, karena tidak memiliki daun Ciri umum : tidak memiliki daun atau memiliki daun berbentuk kecil – kecil ( mikrofil), sporangiumnya terletak diujung cabang, beberapa jenis diantaranya belum memiliki akar sejati. Paku ini sering disebut dengan tumbuhan paku telanjang, bersifat homospora dan hampir punah.  Contoh: Rhynia major.
2)        Kelas Lycopodinae (Paku kawat)
Batang dan daun kecil. Ciri umum :  memiliki daun kecil-kecil dan tidak bertangkai, bersifat heterospora, akar dan batang bercabang menggarpu tetapi ada juga batanng yang berbentuk umbi ( misal : Isoates). Daunnya berupa mikrofil, sporangium terletak diketiak daun dan membentuk strobilus, umumnya epifit. Contoh: Lycopodium sp.
3)        Kelas Equisetinae (Paku ekor kuda)
Memiliki sporangium seperti ekor kuda. Akar berupa akar tongkat dan menjalar, daun berbentuk seperti batang yang berdiri tegak, berbentuk silinder, berbuku – buku, dapat melakukan fotosintesis, tingginya bisa mencapai 1,3 meter, daun kecil seperti sisik melingkar pada setiap ruas batang dan tidak mengandung klorofil, pada ujungnya terdapat strobilus. Contoh: Equisetum sp.
4)        Kelas Filicinae (paku sejati)
Paku yang sering dimanfaat menjadi sayuran (pakis) Tumbuhan paku sejati merupakan tumbuhan paku yang sebenarnya, mempunyai daun berukuran besar, mempunyai tulang daun dan daging daun, ujung daun menggulung dan sporangium terdapat dibawah permukaan daun. Tumbuhan paku ini kita kenal sebagai pakis. Contoh: Matonia pectinata.
b.        Divisi Spermatophyta ( Tumbuhan Biji)
Merupakan kelompok tumbuhan yang berkembangbiak dengan biji. (meski dapat berkembangbiak secara vegetatif). Seluruh kelompok tumbuhan ini memiliki biji sebagai salah satu perkembangbiakannya. Berdasarkan struktur bijinya, spermatophyta dibedakan menjadi:
1)        Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
Sekilas kita tidak dapat membedakan antara gymnospermae dengan dikotil. Hal ini karena keduanya merupakan tumbuhan berkayu (memiliki kambium). Perbedaannya terletak pada organ reproduksinya. Gymnospermae tidak memiliki bunga sebagai organ reproduksi tetapi strobilus (kuncup). Adapun ciri – ciri gymnospermae
a)         Merupakan tumbuhan dioeceous. Pada umunya, gymnospermae merupakan tumbuhan dioeceous yaitu tumbuhan yang alat kelamin jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda. Organ reproduksi pada gymnospermae adalah strobilus buka bunga. Strobilus / konus menghasilkan hana satu sel gamet. Strobilus yang menghasilkan sperma disebut strobiulus jatan, dan yang menghasilkan ovum disebut strobilus betina.
b)         Mengalami pembuahan tunggal. Berbeda dengan angiospermae, pembuahan yang terjadi pada tumbuhan gymnospermae merupakan pembuahan tunggal, hanya membentuk embrio saja. Setelah proses penyerbukan (jatuhnya serbuk sari ke konus betina), serbuk sari akan masuk ke bakal biji dan berkecambah di dalam bakal biji yang mengandung ovum. Selama kurang lebih satu tahun (pada pinus), sel ovum telah siap untuk dibuahi. Dalam bakal biji terdapat dua sel ovum yang dapat dibuahi oleh sel sperma. Namun hanya akan terbentuk satu embrio untuk masing – masing bakal biji. Pembuahan sperma dan ovum menghasilkan embrio yang berkembang di dalam bakal biji. Embrio memiliki cadangan makanan yang berasal dari jaringan gametofit betina (n).
Tumbuhan gymnospermae dibedakan menjadi empat kelas:
a)         Gnetophyta
b)        Ginkgophyta
c)         Coniferophyta
d)        Cycadophyta

2)        Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Spesies kelompok ini merupakan yang sering dijumpai, terdapat banyak disekeliling kita. Angiospermae disebut juga anthophyta, hal ini karena semua anggota kelompok ini memiliki bunga sebagai organ reproduksinya. Permbuahan yang terjadi pada subdiivisi angiospermase terjadi dua kali, oleh karena itu disebut pembuahan ganda. Pembuahan pertama terjadi antara inti generatif I dan ovum yang membentuk embrio, sedang pembuahan berikutnya terjadi antara inti generatif II membuahi inti kandung lembaga sekunder yang menjadi cadangan makanan (3n) bagi embrio (2n). Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas besar berdasarkan jumlah keping biji, yaitu:
a)         Monokotil
Ciri – ciri
·      Berkeping biji tunggal
·      Akar serabut
·      Tidak berkayu/ tidak berkambium
·      Batang tidak bercabang
·      Susunan tulang daun sejajar
·      Jumlah mahkota bunga ialah kelipatan tiga
Contoh: padi (Oryza sp.), jagung ((Zea mays), dan lain – lain.
b)         Dikotil
Ciri – ciri:
·      Berkeping dua
·      Akar tunggang
·      Batang berkayu (berkambium)
·      Batang bercabang – cabang
·      Susunan tulang daun menyirip atau menjari
·      Jumlah mahkota bunga kelipatan dua atau lima.
Contoh: jeruk (Citrus sp.), mangga (Mangifera indica), dan lain – lain.


D.           Keanekaragaman Kingdom Animalia
Ciri-ciri Kingdom Animalia
Anggota kingdom animalia memiliki ciri-ciri yangmembedakannya dengan kingdom-kingdom lain, seperti :
1)        Hewan merupakan organisme eukariotik multiseluler.
2)        Bersifat heterotrofik, berbeda dengan tumbuhan yang bisa memproduksi makanan sendiri lewat fotosintesis (autotrof), hewan tidak bisa memproduksi makanan sendiri sehingga akan memakan bahan organik yang sudah jadi.
3)        Tidak memiliki dinding sel, komponen terbesar sel hewan tersusun atas protein struktural kolagen.
4)        Memiliki jaringan saraf dan jaringan otot sehingga bisa aktif bergerak (bersifat motil).
5)        Sebagian besar bereproduksi secara seksual.
6)        Siklus hidup didominasi oleh bentuk diploid.
Kingdom Animalia terdiri dari kelompok invertebrata yaitu kelompok hewan yang tidak mempunyai tulang belakang dan kelompok vertebrata yang memiliki tulang belakang.
Klasifikasi kingdom animalia
Invertebrata
Kelompok Invertebrata terbagi atas beberapa filum yaitu :
1)        Porifera(hewan berpori)
a)         Hewan multiseluler dengan tubuh berpori, jaringan yang belum terbentuk, memiliki rangka serta saluran air.
b)         Bersifat heterotrof dengan memperoleh makanan di air yang masuk ke dalam tubuh melalui pori.
c)          Hidup di laut, melekat pada batu atau benda lainnya.
d)         Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas, gemmule (tunas internal) dan regenerasi. Reproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet.
e)          Porifera digolongkan menjadi tiga kelas berdasarkan penyusun rangka, yaitu Hexactinellida, Demospongiae dan Calcaera.
2)        Coelenterata (hewan berongga)
a)         Hewan multiseluler diploblastik yang tubuhnya telah terbentuk jaringan, berbentuk polip atau medusa dengan tentakel berpenyengat, memiliki rongga pencernaan, system saraf sederhana dan tidak memiliki system ekskresi.
b)         Bersifat heterotrof dan menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa.
c)          Habitat terdapat di laut.
d)         Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan tunas oleh polip dan reproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet oleh medusa atau polip.
e)          Berdasarkan bentuk dominan dalam siklus hidup dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa
3)        Platyhelminthes (cacing pipih)
a)         Hewan triploblastik selomata dengan tubuh simetri bilateral berbentuk pipih, memiliki system saraf, system pencernaan dengan satu lubang, tidak memiliki system sirkulasi, respirasi dan ekskresi.
b)         Hidup bebas di laut, air tawar, tempat lembab atau parasit pada hewan serta manusia.
c)          Bersifat hemafrodit, reproduksi seksual secara sendiri atau silang, reproduksi aseksual dengan fragmentasi yang diikuti regenerasi.
d)         Klasifikasi dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda dan Cestoda.
4)        Nemathelminthes(cacing benang)
a)         Hewan triploblastik pseudoselomata, tubuh simetri bilateral berbentuk bulat panjang dilapisi kutikula dengan system pencernaan lengkap, system sirkulasi oleh cairan pseudoselomata, tidak memiliki system respirasi dan ekskresi.
b)         Hidup bebas atau parasit.
c)          Hidup di tanah basah, dasar perairan tawar atau laut bebas, bersifat parasitik pada manusia, hewan dan tumbuhan.
d)         Reproduksi secara seksual.
e)          Contoh Nemathelminthes yang parasitik yaitu cacing gelang, cacing tambang, cacing kremi, cacing filarial dan cacing Trichinella.
5)        Annelida(cacing gelang)
a)         Hewan triploblastik selomata, tubuh simetri bilateral bersegmen, memiliki otot, system pencernaan lengkap, system sirkulasi, system saraf tangga tali yaitu sistem saraf yang terdiri dari ganglia otak di depan tubuh dekat dengan faring dan tali saraf yang menembus segmen tubuh serta memiliki system ekskresi. Tidak memiliki system respirasi, bersifat hemafrodit atau gonokoris (alat kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda).
b)         Hidup bebas di dasar laut, perairan tawar, tanah dan tempat yang lembab atau parasit pada vertebrata.
c)          Reproduksi secara seksual atau aseksual.
6)        Mollusca(hewan lunak)
a)         Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, bertubuh lunak, hidup bebas di laut, air tawar maupun darat.
b)         Tubuh terdiri dari kaki, massa visceral dan mantel. Bercangkang, system pencernaan yang lengkap, system sirkulasi terbuka dan tertutup. System saraf terdiri atas ganglion dan serabut saraf. Respirasi dengan insang atau rongga mantel. Ekskresi dengan nefridia, bereproduksi seksual secara internal atau eksternal dan bersifat dioseus (alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda) atau monoseus (alat kelamin jantan dan betina pada satu individu).
c)          Dibedakan menjadi 3 kelas yaitu, Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda.
7)        Arthropoda(hewan kaki beruas)
a)         Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, memiliki kaki dan tubuh beruas, hidup di berbagai habitat secara bebas, parasit, komensal atau simbiotik.
b)         Tubuh terdiri dari kaput (kepala), toraks (dada) dan abdomen (perut). Eksoskeleton (rangka luar), jumlah anggota tubuh beragam, system indra berkembang baik, system saraf tangga tali (sistem saraf yang terdiri dari ganglia otak di depan tubuh dekat dengan faring, dan tali saraf yang menembus segmen tubuh), system pencernaan lengkap, ekskresi melalui tubula malphigi (suatu saluran sebagai system ekskresi pada arthropoda) atau dibantu dengan kelenjar ekskresi tertentu.
c)          Respirasi menggunakan insang, trakea atau paru-paru yang berbuku. System sirkulasi terbuka. Bersifat dioseus (alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang berbeda) dan reproduksi seksual secara internal dan mengalami ekdisis (peristiwa terlepasnya kutikula) sebagian bermetamorfosis.
8)        Echinodermata(hewan berkulit duri)
a)      Hewan triploblastik selomata dengan simetri bilateral, permukaan tubuh berduri, hidup bebas di dasar laut.
b)      Duri tumpul atau runcing, memiliki system ambulakral, system saraf berupa cincin pusat saraf yang bercabang, system pencernaan yang lengkap dan tidak memiliki system ekskresi.
c)      Respirasi menggunakan insang, system sirkulasi dengan cairan rongga tubuh. Bersifat dioseus dan reproduksi seksual secara eksternal dan dapat beregenerasi.
d)     Dibedakan menjadi 5 kelas yaitu, Asteroidkah, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea dan Crinoidea.
Vertebrata
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki vertebrarata (memiliki tulang belakang) memanjang pada bagian dorsal (punggung) kepala hingga ekor. Vertebrata terbagi atas beberapa kelas, diantaranya yaitu:
1)        Pisces
Kelas pisces merupakan kelompok hewan yang hidup di air. Bagian luar tubuh ikan dilindungi oleh eksoskeleton berupa sisik. Pisces dapat bernapas di dalam air berkat insang yang ada pada tubuhnya. Pisces adalah hewan poikiloterm (hewan berdarah dingin) yang dapat menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu air tempat hidupnya.
2)        Amfibi
Amfibi merupakan kelompok hewan yang dapat hidup di air maupun di darat. Contoh hewan amfibi yaitu, katak, kodok, salamander. Amfibi bernapas dengan paru-paru dan kulitnya. Jenis amfibi yang hidup di darat harus menemukan air untuk dapat bertelur. Larva amfibi disebut kecebong. Kecebong mirip dengan ikan kecil dan hidup di air. Pada masa ini kecebong bernapas dengan insang. Amfibi merupakan hewan poikiloterm (berdarah dingin).
3)        Reptilia
Reptil merupakan vertebrata pertama yang dapat beradaptasi di daerah kering. Reptil bersifat autotomi yaitu dapat memutuskan bagian tubuh tertentu jika dalam keadaan bahaya. Contoh, ular, buaya, alligator, kadal, kura-kura.
4)        Aves
Nama lain dari Aves yaitu Burung. Memiliki bulu yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Bulu burung terbagi atas filoplumae (sebagai sensoris), plumulae (sebagai isolator) dan plumae (untuk terbang). Burung merupakan hewan Homoiterm (berdarah panas). Burung memiliki Saccus pneumaticus (kantung hawa) yang berfungsi sebagai respirasi saat terbang, mengatur berat badan saat terbang, memperkeras suara dan membungkus organ dalam agar tidak dingin ketika terbang.
5)        Mamalia
Kelas Mammalia merupakan kelas yang memiliki kelenjar susu dan rambut yang menutupi permukaan tubuh. Mamalia terbagi atas Mammalia bertelur (platypus), Mammalia berkantung (Kanguru, Koala) dan Mammalia berplasenta yang bersifat vivipar (melahirkan) (kucing, anjing, harimau, hyena dll).



















BAB III
PENUTUP
B.          Kesimpulan
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi dan bermanfaat untuk memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam dan untuk melihat hubungan kekerabatan anatara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
Proses pengklasifikasiaan yaitu dengan cara meneliti, baik dengan pengenalan, pencirian, mencari persamaan ciri maupun perbedaan, penamaan, dan pengelompokkan secara rinci.
Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut sistem binomial nomenklatur dan bahasa yang digunakan yaitu bahasa latin. Pemberian nama ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial nomenklatur).
Macam-macam sistem klasifikasi yaitu, sistem dua kingdom, sistem tiga kingdom, sistem empat kingdom, dan sistem lima kingdom.
C.           Saran
Sebaiknya kita harus dapat menjaga lingkungan kita. Karena apabila tidak dijaga, maka beberapa spesies tumbuhan yang langka maupun bermanfaat akan punah. Dan apabila hal tersebut terjadi, maka kita tidak akan dapat merasakan manfaat yang diberikan tumbuhan tersebut.













DAFTAR PUSTAKA
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi Jilid 1 A. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar