Selasa, 04 Desember 2018

Makalah Respirasi Seluler


RESPIRASI SELULER
Mata Kuliah             : Konsep Dasar Biologi dan Kimia
Dosen Pengampu     : Feri Noperman, M.Pd.
                                   
Description: logo unib (2).jpg
 







Oleh kelompok 8:
1.         Irma Nur Anisah                           A1G015021
2.         Khodijah Tri Qurnia                      A1G015031
3.         Risa Fitria                                      A1G015049
4.         Ema Tryana Sari                           A1G015067


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur  penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Respirasi Sel”. Atas selesainya buku ini kami mengucapkan mengucapkan terima kasih kepada :
1.             Dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Biologi dan Kimia yaitu Bapak Feri Noperman, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam menyusun buku ini.
2.             Kami  juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami berharap buku ini dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca.

                                                                                                Bengkulu,    Oktober 2017


Penyusun













DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang................................................................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
C.  Tujuan............................................................................................................................. 1
BAB II  PEMBAHASAN
A.  Pengertian Respirasi Seluler............................................................................................ 2
B.  Glikolisis......................................................................................................................... 6
C.  Siklus Kreb..................................................................................................................... 8
D.  Transfer Elektron............................................................................................................ 13
BAB III  KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan..................................................................................................................... 19
B.  Saran............................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA















BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Sebuah sel adalah blok bangunan dasar untuk semua organisme hidup. Sel dianggap sebagai unit terkecil dari entitas yang hidup dan dapat menciptakan bentuk kehidupan uniseluler atau kehidupan yang lebih rumit. Sel sangat membutuhkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi untuk melakukan berbagai tugas daam tubuh, termasuk menggerakan otot, menjaga organ-organ vital, pembelahan sel serta replikasi.
Respirasi sel adalah salah satu cara sel memperoleh energi. Ini adalah fungsi dari metabolisme sel. Respirasi sel mengubah partikel makanan kedalam air dan karbondioksida. Didalam setiap sel hidup terjadi proses metabolisme. Salah satu proses  tersebut adalah katabolisme . Katabolisme disebut pula disimilasi karena dalam proses ini energi yang tersimpan ditimbulkan kembali atau di bongkar untuk menyelenggarakan proses-proses kehidupan.
B.            Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan respirasi seluler?
2.    Bagaimana proses terjadinya glikolisis?
3.    Bagaimana proses terjadinya siklus kreb?
4.    Bagaimana proses terjadinya transfer elektron?
C.           Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan pengertian respirasi sel dan bagian bagiannya
2.      Mendeskripsikan proses terjadinya glikolisis
3.      Mendeskripsikan proses terjadinya siklus krebs
4.      Mendeskripsikan proses terjadinya transfer elektron






BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Respirasi Seluler
Fotosintesis menghasilkan Oksigen dan Inolekul organik yang digunakan oleh mitokondria eukariota (termasuk tumbuhan dan alga) sebagai bahan bakar untuk respirasi seluler respirasi mengguraikan bahan bakar ini, menghasilkan ATP  Produk buangan dari tipe respirasi ini, yaitu karbon dioksida dan air, merupakan bahan mentah bagi fotosinesis. Pada bab ini kia mempelajari bagaimana sel memanaen energi kimia yang tersimpan dalam molelul organik dan menggunakannya dan menghasilkan ATP, yaitu molekul yang menggerakkan sebagian kerja seluler. Setelah menyajikan beberapa dasar-dasar respirasi, kita akan berfokus pada tiga jalur kunci respirasi : glilolosis, siklus asam sitrat, dan fosforilasi oksidatif.
Katabolik dan Produksi ATP
Senyawa organik memiliki energi potensial dari susunan-susunan atomnya. Senyawa yang dapat tersipasi dapar reaksi eksergonik dapat berperan di bahan bakar. Proses katabolik, yaitu fermentasi yang merupakan penguraian gula sebagaian terjadi tanpa penggunaan oksigen. Akan tetapi, jalur yang paling dominan dan efisien adalah respirasi erobik, yang mengkonsumsi oksigen bersamaan dengan bahanbakar organik. Sel-sel sebagian besar organisme eukariota banyak organisme prokariota dapat melakukan isi eorobik. Beberapa prokariota dapat melakukan isi areobik. Beberapa prokariota menggunakan sama sekali, proses ini disebut dengan respirasi anaerobik. Dengan demikian, respirasi kerap digunakan untuk menyebut proses aerobik yang akan kita ikuti si sebagian padai. Makanan menyediakan bahan bakar untuk respirasi, dengan zat ini berupa karbon dioksida dan air keseluruhannya dapat dirangkum sebagai berikut :
Senyawa organik + oksigen = karbon dioksia + air + Energi
Walaupun karbohidrat, lemak, maupun protein dapat diproses dan dikonsumsi sebagai bahan bakar ada baiknya mempelajari langkah respirasi seluler dengan cara menelusuri gula glukosa (C6H12O6)
C6H12O6  + 6 O2 = 6 O2 + 6 H2O + Energi  ( ATP + panas)         
Glukosa merupakan bahan bakar yang paling sering digunakan sel. Penguraian glukosa bersifat esergonik, memiliki perubahan energi bebas sebesar -686 kkal (2.870 Kj) per mol.
Reaksi Redoks : Oksidasi dan Reduksi
          Bagaimana cara jalur-jalur katabolik yang menguraikan glukosa dan bahan bakar organik lain menghasilkan energi? Jawabanya didasarkan pada ransfer elektron selama reaksi kimia. Keloasi elektron melepaskan energi yang ersimpan dalam molekul organik, dan energi ini akhirnya digunakan unuk menyintesia ATP.
PRINSIP REDOKS
Transfer elekron ini disebut reaksi oksidasi-reduksi, atau disingkat reaksi redoks, dalam reaksi redoks, hilangnya elektron dari suau zat disebut oksidasi, sedangkan penambahan elektron kesuatu zat lain disebut reduksi, sebagai contoh nonhayati sederhana, pelajarilahreaksi antara unsur-unsur natrium (Na) dan klorin (Cl) yang membentuk garam dapur.
 Na + CL =  Na + Cl
 Xe + Y =  X + Ye
Dalam reaksi yang digeneralisasi ini, zat Xe yang meyumbangkan elektron disebut agen pereduksi treducing agent. Zat ini mereduksi Y, yang menerima elektron yang disumbangkan. Zat Y menerima elekron, merupakan agen pengoksidasi Xe dengan mendapatkan elekronnya. Karena transfer elekton memerlukan penyumbang dan penerima elektron, oksidasi dan reduksi selalu terjadi secara bersama-sama.
         Tidak semua reaksi redoks melibatkan transfer elektron secara sempurna dari suatu zat lain, beberapa reaksi mengubah tingkat penggunaan bersama elektron dalam ikatan kovalen. Reaksi antara metana dan oksigen. Elektron-elektron kovalen dalam metena digunakan bersama-sama secara hampir setara di antara atom-atom yang berikatan karena karbon dan hidrogen karena memiliki afilitas yang hampir sama terhadap elektron-elektron valensi. Keduanaya memiliki elektronnegativias yang hampir sama.
Reaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua cara untuk menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi (metode ion elektron). Hubungan reaksi redoks dan perubahan energi adalah sebagai berikut: Reaksi redoks melibatkan perpindahan elektron; Arus listrik adalah perpindahan elektron; Reaksi redoks dapat menghasilkan arus listrik, contoh: sel galvani; Arus listrik dapat menghasilkan reaksi redoks, contoh sel elektrolisis. Sel galvani dan sel elektrolisis adalah sel elektrokimia.
Description: Hasil gambar untuk pembakaran metana sebagai reaksi redoks penghasil energi 






Persamaan elektrokimia yang berguna dalam perhitungan potensial sel adalah persamaan Nernst. Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis volumetri bila memenuhi syarat. Titrasi redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor atau sebaliknya, dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara analit dengan titran.
Oksidasi Molekul Bahan Bakar Organik Selama Respirasi Seluler
Oksidasi metana oleh oksigen merupakan reaksi pembakaran utama yang terjadi dalam tungku kompor gas. Pembakaran bensin dalam mesin mobil juga merupakan reaksi redoks, energi yang dilepaskan mendorong piston. Namum proses redoks penghasil energi yang paling menerik perhatian ahli biologi adalah respirasi. Oksidasi glukosa dan molekul lain dalam makanan.
Seperti pada pembakaran metana atau bensin, bahan bakar glukosa dioksidasi dan oksigen direduksi. Elektron kehilangan energi potensial dalam proses tersebut, ada energi dilepaskan.
Secara umum molekul-molekul organik yang memiliki oksigen melimpah merupakan bahan bakar yang sangat bagus, karena ikatannya merupakan sumber elekron puncak bukit yang energinya dapat delepaskan ketika elektron tersebut jatuh menuruni gradien enmergi ketika di transfer dari glukosa ke oksigen. Namum poin peningnya, yang tidak tampak dalam persamaan rengkuman tersebut adalah bahwa kondisi energi elektron berubah ketika hidrogen ditransfer ke oksigen. Dalam respirasi, oksidasi glukosa mentransfer elektron ke kondisi energi yang lebih rendah membebaskan energi yang menjadi tersedia untuk sintesis ATP.
Makanan sumber energi pertama yaiu karbohidrat dan lemak, merupakan reservior elektron yang berasosiasi dengan hidrogen hanya penghalang energi aktifitas yang mencegah banjir elektron menuju kondisi energi yang lebih rendah.
Pemanenan Energi Langkah Demi Langkah melalui NAD dan Rantai Treanspor Elekron
Jika energi dilepaskan dari suatu bahan bakar secara keseluruhan sekaligus, energi tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara efisien untuk kerja yang membangun. Misalnya, jika tangki bensin meledak, justru akibatnya akan buruk bagi mobil. Respirasi seluler juga tidak menggoksidasi glukosa dalam satu langkah yang eksposif. Sebagai gantinya, glukosa dan bahan bakar organik lain diuraikan dalam serangkaian langkah, yang masing-masing dikatalis oleh suatu enzim. Pada langkah kunci, elektron di lepaskan dari glukosa.
Elektron kehilangan sangat sedikit dari energi potensialnya saat ditransfer dari glukosa ke NAD+ setiap molekul NADH yang terbentuk selama respirasi merepserensasikan simpanan energi yang dapat diambil untuk membuat ATP ketika elokteron menyelesaikan “kejatuhannya” menuruninya gradien energi dari NADH ke oksigen.
Bagaimana elektron yang direaksi dari glukosa dan tersimpan sebagai energi potensial dalam NHDH akhirnya mencapai oksigen?
Ledakan tersebut mereprentasikan pelepasan energi ketika elektron-elektron hidrogen “mendekati atom-atom oksigen yang elektronegatif. Respirasi seluler juga menyaukan hidrogen dan oksigen sehingga terbentuk air, tapi ada dua perbedaan penting. Pertama, dalam merespirasi seluler, hidrogen yang bereaksi dengan oksigen berasal dari molekul organik, bukan dari H2. Kedua, karena tidak terjadi dalam sau reaksi eksplosif, respirasi menggunakan rantai transpor elektron (electron transport chain)
Untuk memecah-mecah kejatuhan elektron ke oksigen menjadi beberapa langkah yang melepaskan energi. Rantai transpor elekron terdiri dari sejumlah molekul terutama protein, yang tertanam didalam membran dalam mitokondrian sel eukariot dan membran plasma prokoriota yang berespirasi secara aeorobik.
     Secara ringkas, selama respirasi seluler, sebagian besar elektron bergerak mengikuti rute “menuruni bukit” : glukosa ­- NHDH – Rantai transfer elektron – oksigen.
Tahap-tahap Respirasi Seluler
1.      Glikolisis
2.      Siklus asam sitrat
3.      Fostorilasi oksidatif
Seperi yang tercantum dalam digram praga 9.6 kedua tahap pertama respirasi seluler, yaitu glikolisis dan siklus asam sitrat, merupakan jalur katabolik yang menguraikan glukosa dan bahan bakar organik lain. Glikolisis (glicolisis), yang terjadi dalam sitosol, menggawali proses degdradasi dengan memecah glukosa menjadi dua molekul senyawa yang disebut pirupat. Siklus asam sitrat (cirikecit caikele), yang berlangsung dalam metriks metokondria sel yokariotik atayu dalam sitosol prokoriota, menyelesaikan penguraian glukosa dengan cara mengoksidasi terunan firupat menjadi ksrbon dioksida. Dengan demikian, karbon dioksida yang dihasilkan respirasi menrepretansikan pragmen molekuyl organik yang teroksidasi.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgufu58ep-AUz3USpJHMdQfJoHjFTglIh38a1t8cuK7_s3WpR78P6orspX4-UcEk9mxRVEsCfZcPC4N9zTWJdckHUuq6Erx8mUmBrGMsMdi94KF-wbr7vgjw_Pzj0MLMqZghA1kKu4yMX2N/s640/siklus+krebs+ok.jpg
 









Beberapa langah pada gliolisis dan siklus asam sitrat merupakan reaksi redoks, ketika dehidrogenasi mentransfer elektron dari suktrat ke NHDH+, membentuk NHDH. Mode sintesis ATP ini disebut posporisasi oksidatif (oksidatif posprolilation) karena memperoleh tenaga dari reaksi redoks dalam rantai transfer elektron.
Posporilasi oksidaif menghasilkan sekitar 90% ATP yang diperoleh dari respirasi. ATP dengan jumlah yang lebih sedikit dibentuk secara langsung dalam sejumlah kecil reaksi pada glikolisis dan siklus asam sitrat melalui mekanisme yang disebut posporilasi tingkat – supstrat ( suptrate – level posporalitaion, peraga 9.7)
Untuk setiap molekul glukosa yang didegradasi menjadi karbon dioksida dan air melalui respirasi, sel membuat sekitar 38 molekul ATP, masing-masing dengan 7,3 kkal-mol energi bebas.
Pendahuluan ini elagh memperkenalkan anda pada bagaima dikualisis, siklus asam sitrat, dan posporilasi oksidatif cocok dengan proses pada respirasi seluler, kini kita siap mempelajari lebih mendalam ketiga tahap respirasi ini.  
B.            Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam  piruvat dengan menghasilkan ATP dan NADH. Glikolisis terjadi pada sel mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan melalui 10 tahap reaksi. Proses ini terjadi di sitoplasma dengan bantuan 10 jenis enzim yang berbeda.
Glukosa dalam sel dapat mengalami berbagai jalur metabolisme, baik disimpan, diubah menjadi energi, ataupun diubah menjadi molekul lain. Apabila terjadi kelebihan gula dalam darah, glukosa akan disimpan dalam otot atau hati dalam bentuk glikogen. Apabila sel-sel tubuh sedang aktif membelah, glukosa akan diubah menjadi gula pentosa yang penting dalam sintesis DNA dan RNA. Dan ketika tubuh membutuhkan energi, glukosa akan diproses untuk menghasilkan energi melalui tahapan glikolisis, dekarboksilasioksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron. tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi apabila terdapat oksigen dalam jaringan sehingga prosesnya disebut respirasi aerob (menghasilkan energi dengan adanya oksigen). Glikolisis merupakan tahapan pertama dari proses respirasi aerob untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai proses yang membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan energi. Sedangkan NADH nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Sebuah molekul NADH dalam transfer elektron akan menghasilkan tiga molekul ATP.
Dalam tahap awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai sumber energi. Namun dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan menghasilkan ATP yang dapat digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah digunakan tadi dan masih ada sisa ATP yang dapat digunakan untuk fungsi yang lain. Jadi dalam glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih banyak ATP yang dihasilkan daripada yang digunakan dalam proses tersebut.
Proses Glikolisis
Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut.
  1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosintrifosfat). ATP yang telah melepaskan energi yang disimpannya  akan berubah menjadi ADP.
  2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim fosfohexosaisomerase.
  3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energidari ATP.
  4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akandipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom C) dan dihidroksiasetonfosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh  enzim aldolase.
  5. Satu molekul dihidroksiasetonfosfat yang terbentuk akan diubah menjadi gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosafosfatisomerase. Enzim tersebut bekerjabolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi  dihdroksiasetonfosfat.
  6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh enzimgliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk NADH.
  7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
  8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliseratmutase.
  9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenolpiruvat oleh enzim enolase.
  10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
Yang perlu diperhatikan adalah pada langkah ke-6 hingga ke-10. Langkah-langkah tersebut terjadi dua kali karena terbentuk dua gliseraldehida 3-fosfat dari pemecahan fruktosa 1,6-bifosfat. Oleh karena itu dua molekul gliseraldehida 3-fosfat masing-masing akan menjalani langkah 6 hingga 10 tersebut.
Jadi hasil total glikolisis adalah 2 molekul asampiruvat dengan 2 ATP dan 2 NADH. Molekul ATP yang terbentuk sebenarnya ada 4, namun 2 ATP telah digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah dipakai pada tahap reaksi pertama dan ketiga.
Dalam keadaan terdapat oksigen, asam piruvat akan masuk tahap dekarboksilasioksidatif dan sikluskrebs untuk membentuk energi lebih lanjut. Namun ketika tidak tersedia oksigen, piruvat akan menjalani proses fermentasi homolaktat atau fermentasi alkohol. Kedua jenis fermentasi tersebut merupakan proses menghasilkan energi tanpa kehadiran oksigen sehingga disebut respirasi anaerob.

C.           Siklus Kreb
Siklus krebs disebut juga dengan siklus asam sitrat atau kadang disebut siklus asam trikarboksilat.Siklus krebs merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi pada sel hidup untuk menghasilkan energi dari Asetil ko-A perubahan dari asam piruvat hasil glikolisis. Siklus krebs merupakan salah satu tahap respirasi aerob, yaitu proses menghasilkan energi dimana dalam prosesnya membutuhkan oksigen. Siklus krebs terjadi di dalam mitokondria sedangkan glikolisis terjadi pada sitoplasma, oleh karena itu asam piruvat hasil glikolisis harus masuk mitokondria terlebih dahulu agar dapat menjalani siklus krebs.
Pada prinsipnya, Siklus kreb ialah tahapan kedua reaksi aerob yang merupakan bagian dari proses pernapasan yang panjang . Siklus kreb berlangsung di dalam mitokondria yang membawa asetat aktif berupa Asetil Ko-A yang dengan oksidasi glukosa diubah menjadi CO2 dan H2O menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP (adenosin trifosfat) sebagai energi yang dibutuhkan jaringan.
Siklus krebs akan menghasilkan ATP, NADH, FADH2 dan CO2. Karbondioksida akan dilepaskan dari sel dan dikeluarkan dari tubuh sebagai sisa respirasi. Sedangkan ATP, NADH, FADH2 merupakan sumber energy penting bagi tubuh.

Tahapan Siklus Kreb
 
Terdapat dua bagian penting dalam siklus krebs
1)    Pertama adalah tahap persiapan dimana piruvat akan diubah menjadi asetil ko-A melalui proses yang disebut dekarboksilasi oksidatif.
2)    Kedua adalah berlangsungnya siklus krebs yang terjadi di matriks mitokondria.

Dekarboksilasi oksidatif
Siklus kreb yang merupakan tahapan kedua respirasi seluler setelah proses glikolisis. Oleh karena Siklus kreb terjadi di dalam mitokondria, sedangkan glikolisis terjadi di dalam sitoplasma. Maka, asam piruvat yang merupakan hasil dari proses glikoslisis harus masuk ke dalam mitokondria terlebih dulu melalui proses dekarboksilasi oksidatif agar proses siklus kreb dapat berlangsung.

Dalam tahap dekarboksilasi oksidatif ini, asam piruvat akan dirubah menjadi Asetil Ko-A yang merupakan bahan baku berlangsungnya siklus kreb. Proses pengubahan ini diperantai oleh enzim piruvat dehidrogenase yang terdapat pada mitokondria sel eukariotik. Enzim ini terdapat pada mitokondria pada sel eukariotik, sedangkan pada prokariotik terdapat pada sitoplasma.

Description: dekarboksilasi oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif
1.      Gugus karboksilat (-COO) akan lepas dari asam piruvat menjadi CO2.
2.        Sisa dua atom karbon dari piruvat dalam bentuk CH3COO- akan mentranfer kelebihan  elektronnya pada molekul NAD+ sehingga terbentuk NADH, dan molekul dua atom karbon tersebut berubah menjadi asetat.
3.        Pada akhirnya koenzim-A (ko-A) akan diikatkan pada asetat sehingga membentuk asetil koenzim-A (asetil ko-A).

Tahap-tahap dalam dekarboksilasi oksidatif adalah sebagai berikut.

Hasil dari dekarboksilasi oksidatif adalah molekul asetil ko-A, NADH, dan CO2. Satu molekul glukosa akan diubah menjadi dua molekul asam piruvat dalam glikolisis, artinya proses dekarboksilasi oksidatif untuk untuk satu molekul glukosa akan menghasilkan 2 molekul asetil ko-A, 2 NADH, dan 2 CO2.

Siklus krebs

Molekul asetil ko-A akan masuk krebs untuk menghasilkan ATP, NADH, FADH2, dan CO2. Terdapat delapan tahap reaksi dalam siklus krebs yang terus berputar-putar sehingga disebut sebagai suatu siklus.
Description: siklus krebs
 






Siklus krebs

Tahap-tahap dalam siklus krebs adalah sebagai berikut.

Dalam Siklus kreb berlangsung delapan tahapan utama hingga didapat hasil akhir berupa energi untuk kebutuhan jaringan. Berikut ini tahapan-tahapan dalam reaksi Siklus kreb, meliputi:
Tahap I: Sitrat Sintase
Proses yang berlangsung ditahap ini dikenal dengan hidrolisis. Pada tahap ini terjadi penggabungan molekul Asetil Ko-A dengan oksaloasetat membentuk asam sitrat dibantu oleh enzim asam sitrat sintase.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu4-diTHFbjkj64af-W4arBLmOx8dpmEe3uagXIhSJrJ1U_t8wlcMFE6G-k7vwng72RphZvMsDZm5VhAbvTS7IPY57WBcVwGpyc6z71BgLIJBKnAVl5a_mk_g53bSvhevPihRuu8x8u0Q/s1600/Sitrat+Sintase.png
Tahap I: sitrat sintase

Tahap II: Isomerase Sitrat
Pada tahap ini, asam sitrat yang sudah terbentuk diubah menjadi isositrat dengan bantuan enzim akotinase yang mengandung Fe2+.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgVvsIiurxBAMgMw_oYME6oj7DDtMsSQ3SYJhGbVzB6b39adt2RCFziED6LDuuBy_OsTPaQ3d06NUmn0ikKekHjABn_8uotmk9FcLnH00O91eFZnUj4ljEkue0DuQF2svFxbLbRiHtZ8Y/s1600/Isomerase+Sitrat.png
Tahap II: Isomerase Sitrat

Tahap III: Isositrat Dehidrogenase
Pada tahap ketiga ini, berlangsung proses dekarboksilasi (perombakan) pertama sekali. Isositrat yang terbentuk pada tahapan sebelumnya dioksidasi menjadi oksalosuksinat yang terikat enzim oleh enzim isositrat dehidrogenase. Selain itu, pada tahap ini isositrat juga diubah menjadi α-ketoglutarat oleh enzim yang sama dan dibantu NADH.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaa1gTISdGgAxusSylwzTfSuA69gG6ENyBzVa3FqogZCYx_3gq79d15x8vWSz9SeWNuyRCHYtnuBMcx2Dv3Hoi4OYQD9T4qnPeziujed8-8_55IuptqaIaylGj0VbJFGKRhLCHKpczUOw/s1600/Tahap+III.png
Tahap III: Isositrat Dehidrogenase

Tahap IV: α-Ketoglutarat Dehidrogenase Kompleks
Dalam tahap ini terjadi proses pengubahan α-ketoglutarat  menjadi suksinil Ko-A oleh enzim α-ketoglutarat dehidrogenase kompleks.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAr5chUaOJ2FIYMH4tyg00kB4nDUt8P77_trF72CFMyXuOYCgd1G3Ah7LIO3gTj7_6cZ7HBV2CW0pz_41uXJSQhJt1jXDVXUiCQgDWjUJ-VU2iZ1ajaUGFIUL5EeR-b9opbIy1ugRzPPc/s1600/Tahap+IV.png
Tahap IV: α-Ketoglutarat Dehidrogenase Kompleks

Tahap V: Suksinat Thikonase
Pada tahap kelima ini, terjadinya konversi suksinil Ko-A menjadi suksinat. Proses pengubahan ini berbeda dengan tahapan-tahapan sebelumnya. Pada tahap ini proses konversi tidak hanya dibantu oleh enzim saja, melainkan juga memerlukan Mg2+ dan GDP yang dengan Pi (Fosfat) akan membentuk GTP. GTP inilah yang akan dirubah sebagai ATP sehingga menjadi energi yang dibutuhkan jaringan.

Tahap VI: Suksinat Dehidrogenase
Suksinat yang telah dihasilkan pada tahap kelima kan didehidrigenase menjadi fumarat dengan bantuan enzim suksinat dehidrogenase.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA138OEQ_H5N2T97qLjULG7fM_XMq4pvHBMGdRjWfnJXtP3H7Usrf4rdq0IiqgvwNzMvDq6glRWnNhux6QL_8TSNKGD6OjMrGeApUNLU8Ge0NPcfrLAiTyJXY9lQExqWtVlsV0yqK5FPE/s1600/Tahap+VI.png
Tahap VI: Suksinat Dehidrogenase

Tahap VII: Hidrasi
Hidrasi ialah penambahan atom hidrogen pada ikatan ganda karbon (C=C) yang ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat.
Tahap VIII: Regenerasi Oksaloasetat
Tahap kedelapan ini merupakan tahap akhir dari siklus kreb. Pada tahap ini, terjadi pengubahan malat oleh enzim malat dehidrogenase membentuk oksaloasetat. Oksaloasetat ini berperan untuk menangkap Asetil-KoA sehingga proses siklus kreb dapat berlangsung kembali.
Untuk mencukupi kebutuhan energi, siklus kreb harus berlangsung dua kali. Hal tersebut dikarenakan reaksi oksidasi pada molekul glukosa untuk sekali proses siklus kreb hanya menghasilkan  2 molekul Asetil Ko-A.
Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP, 3 NADH, 1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah menjadi dua asetil ko-A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs akan menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.
Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3 ATP, sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.

Fungsi Siklus Kreb

Sebagai jalur metabolisme, siklus kreb sangat berperan penting terhadap ketersediaan ATP yang dibutuhkan oleh jaringan. Adapun fungsi dari siklus kreb, meliputi:
§  Jalur akhir oksidasi karbohidrat, protein, dan lipid yang akan dimetabolisme menjadi Asetil Ko-A;
§  Menghasilkan sebagian besar CO2 dengan oksidasi glukosa;
§  Menghasilkan sejumlah koenzim tereduksi yang menggerakkan rantai pernapasan untuk produksi ATP (adenosin trifosfat);
§  Menyediakan sejumlah bahan (prekursor-prekursor) untuk kebutuhan sintesis protein dan asam nukleat;
§  Mengkonversi sejumlah energi serta zat yang berlebihan untuk digunakan pada sintesis asa lemak sebelum pembentukan trigleserida untuk penimbunan lemak;
§  Bertindak sebagai pengendalian langsung maupun tidak langsung terhadap sistem enzim melalui komponen-komponen siklus.

Hasil Siklus Kreb

Hasil yang diperoleh dari proses satu kali Siklus kreb, meliputi:
§  1 molekul GTP yang akan secara langsung diproduksi menjadi ATP;
§  3 molekul NADH yang akan dioksidasi melalui transpor elektron menghasilkan 3 ATP per molekul;
§  1 molekul FADH yang akan dioksidasi melalui transpor elektron menghasilkan 2 ATP per molekul;
§  1 molekul CO2 yang dilepaskan.

Jadi, total energi (ATP) dari satu kali proses siklus kreb ialah:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3SwZ2l5RciXfXXgEB1wLPLE4edMtH43O37QrckdHtTodV5yuMi3cZ8YsVTEky4S7z0reo5Cs3DAwNfA3HCo4SMVOdeTJ1LdJy3hFK8JgDYIx-dbb50o78FbyoZxMQVX6hqOxP54j8Gjs/s1600/Hasil+Siklus+Kreb.png
D.           Transfer Elektron
Selama Fosforilasi oksidatif, kemiosmosis menggandengkan transpor elektron dengan sintesis ATP
Tujuan utama kita adalah mempelajari bagaimana sel memanen energi dari glukosa bdan nutrien-nutrien lain dalam makanan untuk membuat ATP. Namun komponen-komponen metabolik npada respirasi yang telah dibahas, yaiktu glikolisis dan siklus krebs.
Jalur Transpor Elektron
Rantai transfer elektron adalah sekumpulan molekul yang tertanam dalam membran dalam mitokondria sel eukariot. Pelipatan membran dalam membentuk krista meningkatkan luas permukaannya menyediakan ruang untuk ribuan salinan rantai transfer elektron dalam setiap mitokondria. Sebagian besar komponen rantai tersebut adalah protein, yang terdapat sebagai kiompleks  multiprotein.
Description: transpr.PNG
 





Gambar 3.1
Gambar 3.1 menunjukkan urutan pembawa elektron dalam rantai transpor elektron dan penurunan energi bebas ketika el;ektron bergerak menuruni rantai. Selama berlangsungnya transpor elektron di sepanjang rantai tersebut, pembawa elektron secara berganti tereduksi dan teroksidasi saat menerima dan menyumbangkan elektron. Setiap komponen rantai menjadi tereduksi memiliki afinitas lebih rendah terhadap elektron.
Elektron melalui kompleks 1, elektron disingkirkan dari glukosa oleh NAD, selama glikolisis dan siklus krebs ditransfer dari NADH ke molekul pertama pada rantai transpor elektron dalam kompleks 1. Sebagian besar pembawa elektron antara ubikuinon dan oksigen adalah protein yang disebut sitokrom. Rantai transpor elekton memiliki beberapa tipe sitokrom masing-masing merupakan protein berbeda dengan gugus hem pembawa-elektron yang agak berbeda. Sitokrom terakhir pada rantai transpor elektron meneruskan elektronnya ke oksigenyang sangat elektronegatif. Masing-masing atom oksigen yang mengambil sepasang ion hidrogen dari larutan berair dalam sel, membentuk air.
Suatu sumber elektron lain untuk rantai transpor elektron adalah FADH, produk tereduksi lainnya dalam siklus asam sitrat. FADH menambahkan elektron-elektronnya ke rantai transpor elektron pada kompleks II, di tingkat energi yang lebih rendah daripada NADH. Sebagai akibatnya, walaupun NADH dan FADH sama-sama menyumbangkan jumlah elektron yang sama untuk reduksi oksigen, rantai transpor elektron menyediakan energi untuk sintesis ATP sekitar  sepertiga lebih sedikit lebih sedikit saat penyumbang elektronya adalah FADH, dibandingkan dengan saat penyumbangan adalah NADH.
Rantai transpor elektron tidak membuat ATP secara langsung. Akan tetapi, rantai ini memudahkan kejatuhan elektron dari makanan ke oksigen., mengurtaikan penurunan energi bebas dalam jumlah besar menjasi serangkaian langkah yang lebih kecil yang melepaskan energi dalam jumlah yang mudah di kelolah.
Kemoismosis : mekanisme penggandengan energi
Description: transfer elektron.jpgMembran dalam mitokondria  di tempati oleh banyak kompleks protein atau ATP sintase enzim membuat ATP dari ADP dan fosfat . ATP sintase bekerja seperti pompa ion yang  bekerja seperti terbalik . ATP sintase menggunakan energi dari gradien ion yang ada untuk memberikan tenaga bagi sintesis ATP . Sumber tenaga bagi ATP sintase adalah perbedaan konstrasi H+  dikedua sisi memberan  mitokondria . Proses ini menggunakan energi yang tersimpan dalam bentuk ion hidrogen yang menggerakan kerja seluler sintesis ATP dan disebut kemoismosis.





Gambar 3.2. kemiosmosis menggandengkan rantai transpor elektron dengan sintesis ATP
ATP sintase adalah motor puar molekular terkecil yang dikathui di alam. Bagian kompleks tersebut berputar dalam membran ketika reaksi berlanjut ke arah hidrolisis ATP. Bagaimanakah membran dalam mitokondria atau membran plasma prokariota menciptakan dan mempertahankan gradien H+ yang menggerakkan sintesis ATP oleh kompleks protein ATP sintase? Memantapkan gradien H+ adalah fungsi utama rantai transpor elektron, yang ditunjukkan lokasinya dimitokondria pada peraga. Rantai transpor elektron merupakan pengubah energi yang menggunakan aliran eksergonik elektron dari NADH dan FADH untuk memompa H+ melintasi membran dari matriks ke ruang antarmembran. H+ memiliki kecenderungan untuk bergerak kembali melintasi membran, berdifusi menuruni gradiennya.  ATP sintase merupakan satu-satunya situs yang menyediakan jalan menembus membran untuk H+,, melintasnya H+ melalui ATP sintase memanfaatkan aliran eksergonik H+ untuk menggerakkan ADP. Dengan demikian, energi yang tersimpan dalam gradien H+ di kedua sisi membran akan menggandengkan reaksi redoks pada rantai transpor elektron dengan sintesis ATP.
Penghitungan Produksi ATP melalui Respirasi Selular
Selama respirasi, sebagian besar energi mengalir, dalam urutan ini glukosa – NADH- rantai transpor elekton- gaya gerak proton- ATP. Untuk menghitunmg ATP ketika respirasi selular mengoksidasi suatu molekul glukosa menjadi enam molekul karbondioksida. Penghitungan tersebut menambahkan 4 ATP yang dihasilkan secara langsung oleh fosforilasi tingkat substrat selama glikolisis dan siklus kreb ke lebih banyak molekul ATP yang dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif. Setiap NADH yang mentransfer sepasang elektron dari glukosa ke rantai transpor elektron cukup berkontribusi  bagi gaya gerak proton yang cukup untuk menghasilkan maksimum sekitar  3 ATP.
            Ada tiga alasan mengapa kita tidak dapat menyatakan jumlah pasti molekul ATP yang dihasilkan melalui penguraian satu molekul glukosa. Pertama, fosforilasi dan reaksi redoks tidak secara langsung digandsengkan satu sama lain, sehingga rasio jumlah molekul NADH terhadap jumlah molekul ATP bukan merupakan bilangan bulat. Kita tahu bahwa 1 NADH menyebabkan 10 H+ ditranspor keluar  melintasi membran mitokondria, dan kita tahu bahwa 3 dan 4 H+ harus masuk kembali ke matriks mitokondria melalui ATP sintase untuk menghasilkan 1 ATP. Dengan demikian, satu molekul NADH membangkitkan cukup gaya gerak proton untuk sintesis 2,5 sampai 3,3 ATP. Umumnya kita melakukan pembulatan dan mengatakan bahwa 1 NADH dapat menghasilkan sekitarb 3 ATP. Siklus krebs juga menyuplai elektron ke rantai transpor elektron melalui FADH, namun karena FADH memasuki rantai belakangan, setiap molekul pembawa elektron ini hanya menyebabkan transpor H+ yang cukup untuk sintesis 1,5 sampai 2 ATP. Angka-angka ini juga memperhitungkan sedikit banyak energi untuk memindahkan ATP yang terbentuk dalam mitokondria keluar sitoplasma, tempat ATP digunakan.



Description: download.jpg 





Gambar 3.3. perolehan ATP molekul glukosa pada setiap tahap pada respirasi seluler
Kedua, perolehan ATP sedikit bervariasi, bergantung pada tipe wahana ulang alik yang digunakan untuk mentranspor elektron dari sitosol ke dalam mitokondria. Mambran dalam mitokondria tidak permeabel terhadap NADH, sehinggNADH dalam sitosol terpisah dari mesin fosforilasi oksidatif. Kedua elektron NADH yang ditangkap saat glikolisis harus diangkut ke dalam mitokondria melalui satu dari beberapa ulang-alik elektron. Bergantung pada tipe wahana pada tipe sel tertentu, elektron dapat diteruskan ke NAD atau FAD dalam matriks mitokondria (gambar 3.3).  Jika elektron diteruskan ke FAD seperti dalam sel otak, hanya ada sekitar 2 ATP yang dapat dihasilkan dari setiap NADH dari sitosol. Jika elektron diteruskan ke NAD mitokondria, seperti dalam sel hati dan sel jantung maka 3 ATP akan diperoleh.
Variabel ketiga yang mengurangi perolehan ATP adalah penggunaan gaya gerak proton yang dibangkitkan oleh reaksi-reaksi redoks respirasi untuk menggerakkan macam-macam kerja lain. Akan tetapi, jika semua gaya gerak proton yang dibangkitkan oleh rantai transpor elektron digunakan untuk menggerakkan sintesis ATP, satu molekul glukosa dapat menghasilkan maksimum 34 ATP yang dihasilkan melalui fosforilasi oksidatif plus 4 ATP. Dengan demikian, perolehan totalnya adalah sekitar 38 ATP.
Tipe-Tipe Fermentasi
Fermentasi terdiri dari glikolisis plus reaksi yang membentuk kembali NAD dengan cara mentransfer elektron dari NADH  ke piruvat atau turunan piruvat NAD kemudian dapat digunakan ulang untuk mengoksidasi gula melalui glikolisis, dengan hasil 2 molekul ATP melalui fosforilasi tingkat-substrat. Ada banyak tipe fermentasi yang berbeda dalam hal produk akhir yang terbentuk dari piruvat.
Fermentasi Alkohol, piruvat diubah menjadi etanol dalam dua langkah. Langkah pertama melepaskan karbon dioksida dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa berkarbon-dua, asetildehida. Selanjutnya, asetildesida direduksi menjadi etanol oleh NADH. Reduksi  ini meregenerasi suplai NAD yang dibutuhkan agar glikolisis berlanjut.     
Description: fermentasi.jpgFermentasi asam laktat, piruvat direduksi secara langsung oleh NADH untuk membentuk  laktat sebagai produk  akhir  tanpa pelepasan CO2. Fermentasi asam laktat oleh fungsi dan bakteri tertentu dimanfaatkan dalam industri pengolahan susu untuk membuat keju.  Sel otot manusia  membuat ATP melalui fermentasi asam laktat ketika oksigen sulit diperoleh, ini terjadi pada tahaap awal olahraga berat, ketika kekurangan oksigen maka terjadilah fermentasi asam laktat.






Gambar 3.4. Fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat








BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Respirasi sel adalah proses penguraian senyawa organik kompleks secara kimia dengan bantuan oksigen yang menghasilkan energi yang di gunakan untuk kegiatan  hidup makhluk hidup. Definisi respirasi sel dapat disederhanakan sebagai suatu proses oksidasi bahan makanan dalam sel tubuh untuk menghasilkan energi. Dalam respirasi sel ada tiga tahapan, yaitu glikolisis, siklus kreb dan transfer elektron.
B.            Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang Respirasi dan energi guna menambah wawasan untuk pembelajaran.















DAFTAR PUSTAKA
Neil A. Campbell. dan Jane B.Reece. 2010. Biologi. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama
Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar