MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN USAHA
Mata Kuliah
: Kewirausahaan
Dosen
Pengampu : Dra. V.Karjiyati, M.Pd.
Pebrian Tarmizi, M.Pd.
Oleh kelompok 4
:
1. Irma
Nur Anisah A1G015021
2. Dioka
Gustina A1G015029
3. Sakti
Kapoor A1G015039
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
Puji syukur penulis
ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyususan makalah yang berjudul “Manajemen
Keuangan dan Pembiayaan Usaha”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapai salah
satu tugas mata kuliah kewirausahaan serta untuk menambah pengetahuan tentang
tata cara bewirausaha yang baik. Atas tersusunnya makalah ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan ibu Dra.
V.Karjiyati,M.Pd. dan Bapak Pebrian Tarmizi, M.Pd. yang telah membimbing
penulis dalam menyusun makalah ini.
2.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
serta para pembaca.
Bengkulu, Maret 2017
Kelompok 4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengelolaan
Keuangan pada Bisnis Awal............................................................... 3
B. Mengukur
Kelayakan Usaha................................................................................... 5
C. Menetapkan
Prioritas Bisnis.................................................................................... 19
D. Analisa
Peluang Pokok............................................................................................ 19
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
............................................................................................................. 22
B. Saran........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia dalam mempertahankan hidupnya
melakukan berbagai macam cara,salah satunya adalah melakukan kegiatan atau
aktivitas bisnis. Melalu kegiatan itu manusia dapat memenuhi tuntutan hidupnya
yang semakin hari semakin kompleks. Kehidupan manusia dijaman seperti ini
begitu cepat berputar. Setiap hari manusia bekerja demi mempertahankan
hidupnya,kehidupan yang serba cepat memacu manusia untuk dapat memnuhi
kehidupan hidupnya secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup secara
cepat telah mendorong dan membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan
bisnis. Aktivitas bisnis itu sendiri diawarnai oleh berbagai bentuk hubungan
bisnis atau kerjasama bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis, hubungan
bisnis atau kerja sama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam
tergantung pada bidang bisnis apa yang sedang dijalankan.
Dengan semakin berkembangnya aktivitas
bisnis sekarang ini maka keperluan akan modal atau dana bagi pelaku usaha juga
semakin meningkat.oleh karena itu,sarana penyediaan dana yang dibutuhkan oleh
pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas.umunya dana yang dibutuhkan
tersebut dapat disediakan oleh lembaga perbankan melalui fasilitas kredit.
Namun, fasilitas kredit dari perbankan sangat terbatas dan tidak semua pelaku
usaha punya akses untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari bank,selain itu
lembaga perbankan ini juga memerlukan jaminan yang kadang kala tidak bisa
dipenuhi oleh pelaku usaha yang bersangkutan,maka perlu suatu upaya lain yaitu
tanpa jaminan dan lebih mudah prosesnya.upaya lain tersebut dapat dilakukan
melalui lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan ini diatur dalam keputusan
Presiden No.61 Tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 dan dijabarkan lebih lanjut
dengan keputusan Mentri Keuangan Nomor 1251/KMK,013/1988 tanggal 20 Desember
1988 Juncto Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK,017/1995 tentang
ketentuan tata cara pelaksanaan lembaga pembiayaan.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana pengelolaan keuangan untuk
bisnis awal?
2.
Bagaimana mengukur kelayakan usaha?
3.
Bagaimana menetapkan prioritas
bisnis?
4.
Bagaimana melakukan analisa peluang
pokok?
C.
Tujuan
Dari rumusan
masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mendeskripsikan pengelolaan uang
untuk bisnis awal
2.
Mendeskripsikan cara mengukur
kelayakan usaha
3.
Mendeskripsikan cara menetapkan prioritas
bisnis
4.
Mendeskripsikan cara melakukan
analisa peluang bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Keuangan untuk Star-Up Busines
1. Strategi dan Alat Pengelolaan Keuangan
Strategi keuangan yang efektif
meliputi pengelolaan dan pengawasan catatan-catatan keuangan, perencanaa, dan
pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai tujuan memaksimalkan keuntungan
pemilik modal. Efektivitas pengelolaan keuangan akan sangat ditentukan oleh
tujuan bisnis yang dimiliki oleh wirausaha dalam dokumen rencana strategisnya.
Jika tujuan bisnis adalah membangun skala usaha yang luas, meningkatkan mareket share dan jumlah konsumsen, maka
strategi keuangan dengan menetapkan profit
margin yang tinggi, hanya menggunakan modal sendiri, dan memperbanyak asset
tetap, mungkin tidak akan cocok. Untuk mendukung tujuan bisnis diatas akan
lebih tepat dibuat marjin keuntungan yang tidak terlalu besar sehingga harga
cukup kompetitif. Digunakan utang karena keterbatasan pendanaan modal sendiri,
dan menggunakan asset tetap melalui fasilitas sewa, bukan dimiliki sendiri,
untuk meminimalkan modal kerja yang dibutuhkan.
Untuk melakukan pengelolaan keuangan
secara efektif, Anda dapat menggunakan neraca (balance sheet), laporan laba rugi dan laporan aliran kas (cash flow statements). Neraca, atau yang
juga dikenal sebagai pernyataan kekayaan bersih, adalah bentuk laporan yang
menjelaskan nilai semua aset yang kita miliki (sisi aktiva) dan nilai semua
kewajiban yang kita miliki dan besarnya modal sendiri (sisi pasiva). Dari
neraca tersebut, terlihat berapa besar nilai yang berhasil ditambahkan dari
modal yang disetor.
Sementara itu, laporan laba rugi
merupakan laporan yang menunjukkan kinerja pengakumulasian laba dalam kurun
waktu tertentu. Nilai laba diperoleh dari pengurangan jumlah pendapatan yang
dihasilkan dengan biaya-biaya yang dibutuhkan.
Selanjutnya, laporan aliran kas
adalah laporan yang merangkum kondisi kas, baik aliran kas masuk maupun aliran
kas keluar pada suatu rentang waktu tertentu (minggian, bulanan, atau tahunan).
Laporan aliran kas ini memberikan informasi terkait dengan perilaku penerimaan
dan pengeluaran usaha.
Tidak seperti laporan yang
menggunakan dasar accrual (accrual base),
laporan aliran kas menggunakan dasar kas kas (cashe base) sehingga pos-pos seperti depresiasi, smortisasi, dan accruals tidak akan dimasukkan dalam
laporan ini.
Dalam setiap usaha, kadang kala kita
perlu tahu juga tentang anggaran (budget).
Anggaran menjelaskan kondisi keuangan saat ini, sekaligus memberikan arahan
untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan tertentu.
B. Mengukur Kelayakan Usaha
Dalam konteks keuangan sederhana,
kelayakan suatu usaha adalah ketika terjadi kondisi dimana hasil yang diperoleh
lebih besar dari dana yang diinvestasikan. Semakin besar kelebihan dari dana
yang kita investasikan, akan semakin menguntungkan investasi dalam usaha
tersebut. Secara matematis, investasi yang menguntungkan tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut :
Keuntungan =
Pendapatan – Total Biaya
= (Jumlah Barang Terjual x Harga) – Total Biaya
Pendapatan investasi diperoleh dari
perkalian antara jumlah barang yang terjual dengan harga per unit barang
tersebut. Sementara itu, total biaya yang digunakan dalam usaha dapat dibagi
menjadi dua, biaya tetap (fixed cost)
dan biaya tidak tetap (variabel cost).
Biaya tetap merupakan komponen biaya
yang harus ditanggung oleh pelaku usaha yang nilainya tidak dipengaruhi oleh
aktivitas bisnis, khususnya besarnya barang yang diproduksi/dijual. Artinya,
banyak atau sedikit barang yang dihasilkan tidak menentukan besarnya biaya
tetap tersebut. Biaya tetap ini biasanya terkait dengan aspek waktu, misalnya
biaya tenaga kerja tidak langsung per bulan, biaya administrasi per bulan,
biaya sewa toko per bulan, dan biaya pemasaran. Sementara itu, biaya variabel
adalah komponen biaya yang harus ditanggung oleh pelaku usaha yang nilainya
dipengaruhi oleh aktivitas/ volume bisnis. Contoh dari biaya variabel adalah
biaya tenaga kerja langsung, biaya material, biaya bahan habis pakai, dan biaya
listrik dan air.
Biaya total merupakan penjumlahan
antara biaya tetap dan biaya variabel yang ada. Hubungan antara biaya tetap dan
biaya variabel dapat dilihatpada gambar dibawah ini.
Analisis Titik Impas (Break – Even
Point)
Pada bebrapa kasus, pengusaha tidak
hanya ingin mengetahui berapa keuntungan yang mungkin diperoleh. Pengusaha
ingin mengetahui, dalam kondisi seperti apa dia mencapai titik impas. Dalam
pengelolaan keuangan, apa yang diinginkan oleh pengusaha tersebut akan dengan
mudah terjawab melalui perhitungan titik impas (break – even pint), yaitu kondisi dimana nilai keuntungan bernilai
nol. Secara matematis, kondisi impas terjadi ketika nilai pendapatan sama besar
dengan nilai biaya.
Keuntungan =
Pendapatan – Biaya, jika nilai keuntungan adalah nol, maka
Pendapatan =
Total Biaya
(Harga x Kuantitas) =
Biaya Tetap + (Biaya variabel per unit x Kuantitas)
Kuantitas Impas =
Biaya Tetap/ (Harga – Biaya variabel per unit)
Merujuk pada contoh sebelumnya, maka
kuantitas yang dibutuhkan agar terjadi kondisi impas dapat dihitung sebagai
berikut :
Kuantitas =
1.250.000 / (15.000-12.000)
= 416,6 dibulatkan menjadi 417 unit
Penentuan Kelayakan Lanjutan
Dalam lingkungan bisnis dan
keuangan, kita percaya adanya nilai waktu uang (time value of money). Berdasarkan konsep tersebut, nilai uang yang
kita terima sekarang akan lebih berarti dibandingkan nilai uang yang sama yang
akan kita terima periode yang akan datang. Mengapa kondisi tersebut dapat
terjadi? Paling tidak terdapat dua hal yang menjelaskan konsep nilai waktu
uang. Pertama, adanya infasi yang menyebabkan harga-harga mengalami penurunan
nilai secara relatif dari waktu ke waktu. Kedua, adanya biaya kesempatan yang
hilang (opportunity cost) apabila
kita gagal menerima kas sesegera mungkin.
Terkait dengan analisis kelayakan
usaha, konsep nilai waktu uang dapat digunakan, khususnya untuk analisis nilai
sekarang bersih (Net Present Value)
dan analisis Internal Rate of Return (IRR).
Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah akumulasi nilai sekarang kas
masuk dan kas keluar yang dihasilkan oleh investasi. NPV bermanfaat untuk
menentukan apakah investasi yang diambil mampu memberikan aliran kas masuk
bersih pada investor. Untuk menentukan nilai NPV tersebut, dapat digunakan
formula sebagai berikut :
Dimana :
NPV = net present value
CFt =
aliran kas yang diterima pada periode ke-t
r =
tingkat suku bunga yang berlaku
t =
periode waktu yang digunakan
Nilai NPV
positif mengindikasikan adanya aliran kas masuk bersih (investasi sebaiknya
dilakukan), nilai NPV negatif mengidentifikasi adanya aliran kasi keluar bersih
(investasi sebaiknya tidak dilakukan), dan nilai NPV sama dengan nol
mengidentifikasikan posisi impas. Semakin besar nilai NPV menunjukkan semakin
prospektifnya suatu proyek.
Internal Rate of Return (IRR)
Selain NPV, kita dapat menggunakan
IRR untuk menentukan apakah suatu pilihan investasi layak dilakukan atau tidak.
IRR didefinisikan sebagai tingkat pengembangan yang membuat NPV sama dengan
nol. Artinya, pada nilai IRR, investasi akan berada pada posisi impas. Agar
suatu investasi layak dilakukan, maka nilai tingkat pengembalian yang
dihasilkan harus lebih besar dari nilai IRR tersebut.
Contoh :
Suatu investasi membutuhkan aliran kas keluar sebesar
Rp. 100 juta dan dibayarkan sekarang. Dari investasi tersebut diprediksi mampu
menghasilkan aliran kas masuk selama tiga tahun masing-masing sebesar Rp. 40
juta. Berapa nilai IRR untuk investasi tersebut ?
0 = -100
+ ((40/(1+IRR)1) + ((40/(1+IRR)2) + ((40/(1+IRR)3)
IRR = 9.7
%
Sehingga agar investasi dikatakan layak, investasi
harus mampu memberikan tingkat keuntungan lebih besar dari 9,7%.
C. Manajemen Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan besarnya nilai
uang yang dibutuhkan untuk mrndukung operasionalisasi suatu bisnis. Tanpa
adanya sejumlah uang tersebut, operasionalisasi bisnis akan terganggu, misalnya
tidak bisa mendapatkan bahan baku, tidak bisa menyediakan sediaan yang
mencakupi, dan tidak tercukupinya kas untuk transaksi.
Jika tidak mendskusikan modal untuk
bisnis, maka biasanya kita mengenal dua terminologi, yaitu modal kerja
operasional bersih (net operating working
capital) dan modal operasi bersih (net
operating capital). Modal kerja operasi bersih berfokus pada likuiditas
yang mencakupi dalam menunjang bisnis. Untuk mendapatkan besarnya nilai modal
kerja operasi bersih, dapat digunakan formula sebagai berikut :
= Operating
Current Assets – Operating Current Liabilities
= (cash, receivables, inventory) – (account payable, accruals)
Operating Current Asset merupakan aset-aset lancar yang
digunakan untuk mendung operasi bisnis, seperti kas, piutang dagang, dan
sediaan. Operating Current Liability
adalah kewajiban-kewajiban lancar yang biasanya terjadi dalam bisnis pada
umumnya, seperti utang dagang dan accruals
(kewajiban pembayaran yang dapat diakumulasi, seperti pajak, dan sebagainya).
Contoh perhitungan Modal kerja Operasi Bersih UD.
ARVAZETA :
= (kas +
Piutang Dagang + Sediaan) – (Utang Dagang + Accruals)
= (10.000
+ 25.000 + 65.000) – (70.000 + 0)
= 30.000
Jadi, agar kegiatan operasional UD. ARVAZETA dapat
berjalan, diperlukan modal kerja operasi sebesar Rp. 30.000.
Manajemen Modal Kerja
Kita telah memahami bagaiman
menghitung besarnya modal kerja operasi dan modal operasi. Pengelolaan modal
kerja tersebut sangat penting dilakukan, khususnya untuk menjamin lancarnya
kegiatan operasional bisnis dan terpenuhinya kewajiban-kewajiban jangka pendek.
Untuk melakukan pengelolaan modal
kerja tersebut terdapat dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, siklus
konversi kas (cash conversion cycle)
yaitu periode yang dibutuhkan agar kas yang diinvestasikan untuk kegiatan
bisnis dapat kembali dalam bentuk uang kas.
Seperti kita
ketahui bahwa dalam kegiatan bisnis, uang yang dimiliki kita gunakan intuk
membeli material untuk produksi, kemudian material tersebut kita proses,
kemudian kita jual kepada konsumen. Adakalanya dalam proses penjualan tersebut
kita memberikan tempo pembayaran sehingga kita hars melakukan penagihan untuk
mengubah penjualan menjadi bentuk pendapatan kas.
Siklus di
atas tentunya membutuhkan waktu. Semakin cepat waktu yang ada dalam siklus
tersebut, maka kita berpotensi memiliki modal kerja yang semakin hemat. Kedua,
besarnya tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan (ROIC/ Return on Invested Capital) dan besarnya
biaya modal (CoC/ Cost of Capital)
.Nilai ROIC dapat diperoleh dengan membandingkan besarnya Laba Bersih dengan
jumlah Modal uang diinvestasikan. ROIC menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan dari setiap rupiah nominal yang diinvestasikan.
Sementara
nilai biaya modal diperoleh, baik dari nilai bunga yang dibayarkan kepada
kreditor maupun dari nilai keuntungan yang diminta oleh pemegang saham. Bisnis
yang sehat akan memiliki selisih positif antara ROIC dengan CoC yang besar. Artinya,
tingkat keuntungan yang diberikan oleh bisnis tersebut lebih besar dari biaya
modal yang digunakan. Sehingga dalam konteks pengelolaan modla kerja, harus
dipastikan bahwa terdapat surplus atas selisih ROIC dengan CoC diatas.
Secara
spesifik, terdapat empat area dalam pengelolaan modal kerja. Pertama, Cash Management, yaitu upaya untuk mengoptimalkan jumlah kas yang
dibutuhkan. Biasanya kas yang harus ada untuk kebutuhan transaksi,
berjaga-jaga, maupun kebutuhan spekulatif lainnya. Kekurangan kas akan membuat
bisnis dalam masalah. Usaha Anda bisa gagal mendapat margin keuntungan atau
Anda mengalami kemungkinan menutunnya image perusahaan karena tidak mampu
memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.
Namun,
terlalu banyak kas yang dimiliki juga mengidentifikasi adanya kesemapatan yang
hilang (opportunity loss) untuk
mendapatkan tingkat keuntungan dari investasi. Oleh karenanya, perlu disusun
formulasi jumlah kas yang optimal. Sementara itu, untuk tujuan operasional
pengelolaan, dapat digunakan anggaran kas.
Kedua, Inventory Management yaitu upaya untuk
mengelola tingkatan sendiaan sehingga tidak terjadi over-stock yang menyebabkan
kebutuhan modal kerja terlalu besar (padahal tidak diperlukan). Atau,
terjadinya under-stock yang menyebabkan permintaan konsumen tidak terpenuhi.
Ketiga, Account receivable Mangement yaitu upaya
mengelola besarnya piutang kepada konsumen. Adakalanya untuk meningkatkan
penjualan atau meningkatkan hubungan dengan konsumen diperlukan tempo
pembayaran yang lebih fleksibel (lebih panjang) kepada konsumen. Namun, terlalu
lama tempo pembayaran yang diberikan akan menyebabkan modal kerja yang
dibutuhkan meningkat.
Keempat, Account payable Mangement yaitu upaya
untuk mengelola besarnya utang dagang yang kita miliki. Semakin besar utang
dagang, akan membuat makin kecilnya modal kerja yang dibutuhkan. Hal yang sama
juga berlaku untuk tempo pembayaran utang. Semakin panjang waktu yang diberikan
untuk melakukan pembayaran utang, maka modal kerja yang dibutuhkan akan semakin
sedikit.
Manajemen Utang
Dalam bisnis, adakalanya modal
sendiri yang digunakan tidak lagi mencukupi. Oleh karenanya, pemilik usaha
dapat mengundang pihak lain untuk turut serta memiliki bisnis tersebut, menjadi
pemegang saham melalui penyertaan modal. Jika pilihan tersebut diambil, maka
konsekuensinya pemilik usaha akan berbagi kepemilikan dengan investor.
Adakalanya karena pertimbangan
tertentu, seseorang enterpreneur
tidak menginginkan kondisi tersebut terjadi. Sehingga dia lebih suka mengundang
pihak lain (kreditor) untuk memberikan pinjaman dana untuk digunakan dalam
bisnis. Dalam berhubungan dengan kreditor, pebisnis tidak akan berbagi
kepemilikan dengannya, tetapi sebagai konsekuensinya, kreditor akan memberikan
skema pembayaran atas dana yang digunakan tersebut.
Karena alasan tersebut, penggunaan
utang dapat menjadi alternatif solusi pendanaan, disamping secara ekonomis
terbukti biaya utang lebih murah dibandingkan biaya modal sendiri. Namun
demikian, Anda harus berhati-hati sebelum berutang. Anda harus memastikan bahwa
tingkat keuntungan yang Anda hasilkan dari kegiatan bisnis tersebut mampu
digunakan untuk membayar cicilan yang disyaratkan oleh utang tersebut. Jika
kondisi tersebut tidak dipenuhi, maka penggunaan utang akan membuat modal yang
Anda tanamkan akan semakin berkurang, dan Anda berada dalam kondisi awal
kebangkrutan.
Jenis-Jenis Utang
Terdapat bebrapa jenis utang yang
sering kita jumpai. Berdasarkan tipenya, kita dapat mengklasifikasikan utang ke
dalam lima kelompok, yaitu :
a) Berdasarkan periode utang : terdapat
utang jangka pendek (kurang dari 1 tahun), utang jangka menengah (1-5 tahun),
dan utang jangka panjang (lebih dari 5 tahun).
b) Berdasarkan penggunaan utang : terdapat
utang kepemilikan perumahan, toko, dan sebaginya (real estate loan), utang untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi dan
konsumsi (personal loan), dan utang
lainnya (non-real astate loan).
c) Berdasarkan ada tidaknya jaminan : terdapat
utang yang mensyaratkan adanya jaminan/ callateral
tertentu (secured loan) dan utang
yang tanpa mensyaratkan jaminan (unsecured
loan).
d) Berdasarkan tingkat suku bunga : terdapat
utang yang memiliki tingkat suku bunga tetap sampai dengan jatuh tempo (fixed rate loan) dan utang dengan
tingkat suku bunga berubah-ubah sesuai dengan kondisi saat itu (variabel rate loan).
e) Berdasarkan tipe pembayaran : terdapat
4 jenis utang, yaitu utang dengan model pembayaran satu kali atas nominal utang
tersebut, dan biasanya diakhir periode utang (single payment loan), utang dengan model maksimum plafon pinjaman
dan pengusaha diperkenankan meminjam
maksimum sebesar plafon tersebut (line of
credit), utang dengan pembayaran bunga lebih besar diawal periode dan
semakin lama semakin menurun, biasanya untuk pinjaman KPR dan kepemilikan
kendaraan (amortized loan), dan utang
dengan fleksibilitas pembayaran lebih besar diakhir periode (ballon payment loan).
Biaya Utang
Seperti yang dijelaskan diatas,
meskipun utang memiliki kelebihan dibandingkan sumber dana lainnya, tetapi
utang juga memberikan kewajiban bagi intrepeneur yang meminjam untuk
membayarnya .biaya utang dapat terdiri dari biaya bunga dan biaya non bunga (misalnya,
appraisal, biaya provisi, biaya administrasi, dan sebagainya).untuk biaya bunga
harus dicermati oleh pembisnis adalah tipe bunga yang digunakan .secara
umum,terdapat tiga jenis tipe bunga yang sering digunakan yaitu ;
·
APR Annual Percentage Rate/Nominal Rate
,yaitu tingkat suku bunga yang berlaku Selama satu tahun .contoh ;UD.ARVAZETA
meminjam dari lembaga keuangan sebesar Rp.1.000,000 dengan tingkat suku bunga
12%APR .artinya dalam periode satu tahun UD.ARVAZETA menangggung beban
pembayaran bunga sebesar 12%xRp.1.000,000=Rp.120.000.
·
Periodic Rate ,yaitu
tingkat bunga berdasarkan periode yang berlaku.untuk menghitung periodic rate
,dapat digunakan rumus
Periodic rate =APR/m
APR adalah tingkat suku bunga tahunan ,dan m adalah
jumlah bulanan.jadi, berdasarkan contoh diatas ,tingkat suku bunga periodic per
bulan yang harus ditanggung oleh UD.ARVAZETA adalah 1%.
·
Effective Rate adalah
tingkat suku bunga yang secara efektif harus ditanggung oleh peminjam .tingkat
suku bunga inilah yang dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara
beberapa pilihan pinjaman yang ditawarkan oleh lembaga keuangan .untuk
mendapatkan suku bunga efektif ,dapat digunakan formula sebagai berikut :
Eff
=(1+periodic rate)m-1
D. Sumber-Sumber Pendanaan
Secara umum terdapat 4 sumber
pendanaan yang dapat diakses oleh setiap entrepreneur ,yaitu :
·
Individual Deposits
& Savings yaitu simpanan ,baik yang berupa tabungan ,deposito, maupun
giro yang dimiliki oleh setiap entrepreneur .jika simpanan itu digunakan untuk
berbisnis ,maka biasanya dianggap sebagai penyertaan modal sendiri.
·
Loan ,yaitu
utang yang disediakan oleh pihak-pihak tertentu ,diantaranya:
a) Family Loan yaitu utang yang berasal
dari keluarga , ayah, ibu, mertua, kakak, adik dan sebagainya
b) Neighbors loan yaitu utang dari kolega ,saudara,dan partner bisnis
secara individual
c) Penggadaian
loan yaitu memanfaatkan jasa gadai dari penggadaian untuk mendapatkan dana
segar dalam rangka menjaga likuiditas
d) Bank loans yaitu
pinjaman kepada lembaga perbankan ,baik bank umum,bank perkreditan
rakyat,maupun bank syariah
e) Venture capital yaitu pinjaman yang
berasal dari lembaga-lembaga modal ventura .
f) Leasing yaitu mencari sumber pendanaan
dengan memanfaatkan skema pembiayaan yang
disediakan oleh lembaga pembiayaan baik
berupa operational lease maupun financial lease
·
Suppliers yaitu
fasilitas kredit yang disediakan oleh supplier untuk mengurangi kebutuhan
pendanaan usaha ,seperti pembelian kredit , tempo pembayaran ,dan sebagainya .
·
Customers yaitu upaya
menggunakan dana yang memiliki oleh konsumen untuk pembiayaan usaha, seperti
pemesanan dana pembayaran di muka (installment)
E. Financial Thermometer
Seperti tubuh manusia ,kondisi
bisnis juga dapat berubah-ubah ,baik menjadi lebih baik maupun lebih buruk
.untuk mengetahui kondisi tersebut ,kita dapat menggunakan alat ukur berupa
thermometer keuangan sebagai berikut :
1. Termometer Likuiditas yaitu ukuran –ukuran yang menunjukan
kemampuan bayar atas kewajiban yang dimiliki oleh suatu usaha .terdapat dua
jenis thermometer likuiditas yaitu current ratio (CR) dan quick ratio (QR)
a.
Current ratio dapat diperoleh dengan formula
sebagai berikut :
CR=current asset/current liability
b. Quick ratio dapat diperoleh dengan
formula sebagai berikut
QR=(Current asset-inventory)/current liability
2. Thermometer pengelolaan semangat yaitu ukuran-ukuran yang
menunjukan efektivitas pengelolaan asset yang dimiliki.terdapat empat jenis
thermometer pengelolaan asset ,yaitu inventory trun over (Inv.TO),Days Sales
Outstanding(DSO),Fixed Asset Trun Over (Fato) DAN Total Asset Trun Over (TATO)
a.
Nilai inventory trun over menunjukan
efektifitas penggunaan persediaan dalam mendapatkan penjualan .nilai tersebut
dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut
inventory
trun over=sales/inventory
b.
Nilai days sales outstanding
menunjukan efektivitas pengelolaan piutang dagang yang dimiliki oleh
intrepreneur .nilai tersebut dapat dihitung dengan formula
DSO=receivables/average
sales per day
c.
Nilai fixed asset trun over
menunjukan efektifitas penggunaan asset-aset tetap dalam mendapatkan penjualan
.nilai tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut :
Fixed asset trun over= sales/total fxed asset
d.
Nilai total asset trun over(TATO)
menunjukan efektifitas penggunaan keseluruhan asset yang dimiliki untuk
membukukan penjualanb .niali tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai
berikut ;
TATO =sales/total asset
3. Thermometer pengelolaan utang yaitu ukuran-ukuran yang menunjukan
efektifitas pengelolaan utang terdapat dua ukuran yang sering digunakan yaitu
debt ratio dan time interest earned ratio .
a.
Debt ratio menunjukan proporsi
pendanaan yang dimilikin oleh suatu usaha . semakin tinggi nilai debt ratio
,menunjukan semakin bayak utang digunakan.nilai ratio dapat diperoleh dengan
formula sebagai berikut:
Debt ratio=total liability/total
asset
b. Time interest earned ratio(TIE)
menunjukan kemampuan pembayaran bunga atas utang –utang yang digunakan oleh
perusahaan .semakin besar nilai rasio resebut akan semakin baik .nilai rasio
tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut ;
TIE=earnings before interest and
tax/interest charges
4. Thermometer profitabilitas yaitu ukuran –ukuran yang menunjukan
kemampuan bisnis dalam menghasilkan keuntungan .secara umum ,terdapat empat
thermometer yang digunakn ,yaitu profit margin(PM),basic earning
power(BEF),Return Onasset (ROA) ,dan return on equity (ROE)
a.
Profit margin(PM) menunjukan
kemampuan bisnis untuk dapat keuntungan dari setiap penjualan yang dibukukan
.semakin besar nial PM akan semakin baik .nilai PM tersebut dapat diperoleh
engan formula sebagai berikut ;
PM=net income/sales
b. Basic earning power (BEP) menunjukan
kemampuan asset-aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba kotor .semakin besar
nilai BEF akan semakin baik .nilai BEP tersebut dapat diperoleh dari formula
sebagai berikut :
BEP=earning before interest and tax
/total asset
c.
Return on asset (ROA) menunjukan
kemampuan aset-aset yang dimiliki untuk menghasilakn keuntungan bersih.semakin
besar nilai ROA akan semakin baik .nilai
ROA tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut:
ROA=net income /total asset
d. Return equity (ROE) menunjukan kemampuan
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan.semakin besar nilai ROE akan
semakin baik .nilai ROE resebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut
;
ROE=net income /common equity
Tips Pengelolaan Keuangan
Tips dan
trik pengelolaan modal kerja :
1.
Tentukan siklus konversi kas (cash
conversion cycle)
Siklus
konversi kas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kas (modal awal)
menjadi kas kembali (pendapatan). Siklus dimulai dari kas awal yang digunakan
untuk membeli persediaan guna kegiatan produksi, kemudian diproses menjadi
produk yang siap dijual, dilakukan penjualan, dan berakhir dipenagihan
penjualan. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk mengonversikan dari kas
menjadi kas kembali, maka modal kerja yang dibutuhkan akan semakin sedikit.
Sebagai contoh, bisnis makanan memiliki cash
conversion cycle + / - 5 hari, sementara bisnis ritel memiliki cash conversion cycle + / - 35 hari.
Dari sudut pandang ini, tentunya masuk akal jika kebutuhan modal untuk bisnis
ritel jauh lebih besar dbanding kebutuhan modal dalam bisnis makanan.
1. Optimalkan kebijakan cash management
Tentukan jumlah kas optimal, misalnya menggunakan
anggaran kas, untuk menghindari cash shortage dan investment opportunity loss.
2. Optimalkan kebijakan inventory mangement
Semakin sedikit yang dimiliki tentu akan semakin sedikit
pula modal kerja yang dibutuhkan. Namun, terlalu sedikit memiliki sediaan,
terdapat risiko todakterlayaninya permintaan konsumen.
3. Optimalkan kebijakan manajement piutang
Sedapat mungkin kerugian besarnya piutang kepada counter-party Anda. Jika terpaksa ada,
pastikan tempo pembayaran yang jatuh temponya pendek. Dan jika terlanjur
memiliki piutang dalam jumlah yang signifikan, segera perbaiki manajemen
penagihan.
4. Optimalkan kebijakan
manjemen utang
Perbaiki posisi tawar Anda dengan supplier sehingga Anda mendapatkan fleksibilitas dalam pembayaran
serta tempo pembayaran yang lebih lama. Jika kondisi tersebut terjadi, maka
kebutuhan modal kerja dapat ditekan.
Tips dan Trik Mencari Pinjaman yang Aman :
1.
Pahami benar karakteristik bisnis Anda.
2.
Hitung benar kebutuhan keuangan Anda.
3.
Ukur kekuatan pembayaran Anda.
4.
Perkiraan besarnya bunga yang harus dibayarkan dan periode pinjaman.
5.
Jika diperlukan, minta penjelasan lebih detail dan lakukan simulasi.
6.
Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
F. Menetapkan
Prioritas Bisnis
Dalam menentukan pembiayaan
modal,wirausahawan harus menentukan jumlah dana maupun waktu yang
dibutuhkan,disamping proyeksi penjualan dan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menengah
kecil biasanya kesulitan modal usaha berbeda dengan perusahaan besar yang
mempunyai potensi untuk berkembang.tahapan pendanaan bisnis adalah :
1. Pembiayaan
tahap awal :
2. Pendanaan
ekspansi atau pengembangan
3. Pembiayaan
akuisisi dan leveraged buyouts.
Pembiayaan tahap awal biasanya
sangat sulit dan sangat mahal didapatkan. Sedangkan pembiayaan ekspansi
dan perkembangan lebih mudah diperoleh. Pembiayaan dalam pengembangan bisnis
sifatnya lebih sfesisik. Untuk mendapatkan modal perlu mengetahui berapa banyak
kebutuhan finansial perusahaan. Perencanaan fasilitas terdiri dari likuiditas
dan laba yang dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan dimasa depan.
Proyeksi laba juga memiliki keabsahan independent sebagai laporan rugi laba
dimasa depan.
Uang merupakan bentuk kekuasaan yang
fleksibel,tetapi cara untuk mendapatkan kekuasaan tersebut bisa dilakukan
dengan cara lain untuk mengganti pengeluaran uang dengan pembagian sejumlah
tertentu saham untuk menarik orang yang mungkin keahliannya sangat dibutuhkan
oleh perusahaan. Sebagian besar investor pemodal mempunyai ketidaksukaan yang
besar terhadap resiko. Prosedur analisa dan penyaringan yang dilakukan investor
untuk meminimalisasi dua jenis resiko :
1.
Resiko tidak
dikenalnya wiraswastaan yang menyebabkan hilangnya modal.
2.
Resiko
hilangnya waktu yang digunakan untuk proyek yang tidak produktif.
G. Analisa Peluang Pokok
Analisa pulang pokok merupakan suatu
teknik untuk menentukan volume penjualan yang harus dicapai,agar tercapai
posisi impas/pulang pokok (perusahaan tidak mendapat laba tapi tidak juga
menderita rugi). Analisa pulang pokok adalah proses menghasilkan informasi yang
mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan
berbagai tingkat produksi, unsur – unsur dasar analisa pulang pokok :
1.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang umumnya selalu
konstan,bahkan dimasa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan –
perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu,kondisi dimana
sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Contoh : misalkan anda punya usaha toko
komputer,biaya untuk menggaji karyawan yang jaga toko adalah 500 ribu
perbulan.mau yang beli komputer dalam sehari ada 10 orang atau tidak ada yang
beli sama sekali, biaya yang harus anda keluarkan tidak berubah,yaitu 500 ribu
untuk menggaji karyawan anda,oleh sebab itu 500 ribu tersebut merupakan
biaya tetap.
2.
Biaya variable (variable cost) adalah biaya yang umunya berubah –
ubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan anda,makin besar
pula biaya yang harus anda keluarkan.contoh : (biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variable) misalnya
pembuatan sebuah baglog membutuhkan biaya Rp. 1500 rupiah untuk bahan bakunya
dan 500 rupiah untuk tenaga kerja yang membuatnya. Maka biaya variable dari
baglog tersebut adalah 2000 rupah per unitnya. Total biaya variablenya bisa
berubah – ubah,bergantung berapa banya baglog yang bisa dibuat oleh si buruh.
Jika si buruh ganya mampu membuat 10 baglog,maka total biayanya adalah Rp. 2000
x 10 unit = Rp. 20.000,00. Jika hanya mampu membuat 1 buglog maka Rp.2000 x 1 =
Rp. 2000. Biaya ini dikatakan biaya variable,kerena berubah – ubah tergantung
pada volume bisnis tersebut.
3.
Biaya tetap. Adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produksi. Dimana TC = TFC + TVC
4.
Pendapatan total, adalah semua penerimaan produsen
dari hasil penjualan barang ataupun outputnya.
5.
Keuntungan adalah perbedaan antara hasil penjualan dengan
belanja. Dalam ekologi ada dua macam keuntungan : (a) keuntungan sinergis,
didapat karena efisiensi artinya melakukan produksi dengan cara yang lebih
murah sehingga keuntungan yang didapat menjadi lebih banyak, (b) keuntungan
transfer adalah keuntungan yang didapat dengan memberikan kerugian kepada
pihak – pihak lain. Misalnya kerugian polusi,limbah dan sebagainya (relasi tak-
sadar).
6.
Kerugian, merupakan masalah utama yang harus dihadapi oleh
wirausahawan oleh karenanya para pengusaha harus tahu betul titik kelemahan dan
kerugian tersebut
7.
Titik pulang pokok, yaitu dimana perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan dan tidak mendapatkan kerugian.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan , pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan untuk memperoleh
sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif-efektifnya,
seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Dalam
prakteknya, Manajemen keuangan adakah tindakan yang diambil dalam rangka
menjaga kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu dalam membangun
sistem manajemen keuangan yang baik perulah kita untuk mengindentifikasi
prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik.
B.
Saran
Perusahaan perlu meningkatkan kemampuan
untuk mengelola dana yang ada secara optimal. Selain itu, perusahaan hendaknya
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman karyawan, manajemen perusahaan dan staf
bagian keuangan mengenai pentingnya meningkatkan efisiensi modal kerja untuk
memperoleh rentabilitas ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Kasali Rhenald, dkk.2010.Kewirausahaan.Jakarta:Hikmah
http://permataqolamiy.blogspot.co.id/2015/04/pembiayaan-usaha-baru.html
diakses pada 18 Maret 2017 pukul 22.03
WIB
https://ragilmujiono.blogspot.co.id/2016/09/makalah-manajemen-keuangan.html
diakses pada 18 Maret 2017 pukul 22.04 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar